Mau Adu Nasib di Jakarta? Kenali 4 Sisi Kelam Ibu Kota yang Wajib Diketahui

Kawasan SCBD, Jakarta Selatan.
Sumber :
  • VIVA/Daurina Lestari

Jakarta – Banyak orang yang tertarik dengan kegemerlapan Ibu Kota Indonesia, DKI Jakarta. Bahkan, tidak jarang orang mempertaruhkan hidupnya untuk mendapat kesejahteraan di Ibu Kota. Banyak juga yang rela jauh dari orang tua untuk mencari peruntungan di Jakarta ini. 

Sidak TPA Muara Fajar, Menteri LH Tegaskan Pemda Harus Gercep Tangani Masalah Sampah

Namun, untuk kamu yang memiliki niatan tersebut sebaiknya mencari tahu dulu bagaimana kehidupan di Jakarta. Bukan keputusan terbaik jika kamu memilih datang ke Jakarta apabila tidak mengetahui betul bagaimana kondisi sebenarnya di Ibu Kota. 

Nah, berikut adalah sisi kelam Ibu Kota Jakarta yang wajib diketahui. 

Membangun Kota Hijau, Peran ESG dalam Perencanaan Properti

1. Macet di Mana-mana

Sejumlah pengendara kendaraan bermotor mengalami kemacetan lalu lintas di Tol Dalam Kota dan Jalan MT Haryono, Pancoran, Jakarta, Senin (18/5/2020).

Photo :
  • ANTARA FOTO/Rifki N
Menhub Dudy Proyeksikan Potensi Pergerakan Masyarakat pada Momen Nataru Capai 110,67 Juta Orang

Menurut data, DKI Jakarta dikenal sebagai wilayah yang memiliki kemacetan cukup parah. Bahkan, berdasarkan salah satu lembaga teknologi ternama TomTom merilis indeks kemacetan di Jakarta adalah 53 persen. Selain itu, lembaga tersebut juga mengidentifikasi masyarakat Jakarta. 

TomTom menyebut bahwa kebanyakan masyarakat di Jakarta menghabiskan waktu di pagi hari di jalan raya selama 49 menit dan 56 menit pada sore hari. Hal ini menjadikan Jakarta berada di peringkat 10 Kota Termacet di Dunia pada 2019. 

Berbelanja di mall.

Photo :
  • everydayhealth.com

Selain menghabiskan waktu di tempat kerja dan kemacetan di jalan, mereka juga merelakan waktunya di tempat belanja. Menurut penelitian, warga Ibu Kota menghabiskan waktu sekitar 3 jam di mall. Bahkan, 80-100 ribu orang rela menghabiskan waktu di mall saat jam kerja. 

Jika memasuki hari libur, mall biasanya akan dikunjungi oleh 150.000 orang karena saat ini mall sudah termasuk ke dalam gaya hidup seseorang. Tentu saja, hal ini mengakibatkan liarnya pengeluaran karena mendatangi mall sudah bukan lagi karena kebutuhan. 

Perumahan kumuh di Jakarta.

Photo :
  • VIVAnews/Fernando Randy

Perkembangan Jakarta yang semakin meningkat, banyak pula peningkatan dalam berbagai sektor terlebih dalam pembangunan yang mengakibatkan polusi udara semakin berlebihan. Selain itu, ada juga masyarakat yang semakin banyak berdatangan ke Jakarta. 

Hal tersebut mengakibatkan sampah di luar kapasitas. Air di Ibu Kota juga rupanya 96 persen tercemar karena faktor lingkungan. Sampah dan polusi yang mengakibatkan limbah domestik itu disebabkan paling banyak oleh perkantoran dan juga hotel. 

VIVA Otomotif: Ilustrasi menyetir mobil dalam kondisi sakit

Photo :
  • Driven

Menurut Sandiaga Uno, pada tahun 2018 sekitar 20 persen warga Ibu Kota mengalami gangguan jiwa. Data yang diterima oleh Sandiaga Uno itu diperoleh dari Kepala Dinas Kesehatan Jakarta, Koesmadi. Riset kesehatan Dasar pada 2014 mengatakan bahwa 1 juta gangguan jiwa berat dan 19 juta orang gangguan jiwa ringan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya