6 Fakta Hidup Slow Living ala Suami Lulu Tobing, Bani Mulia Hingga Miliki Harta Triliunan Rupiah

Lulu Tobing dan Bani M Mulia
Sumber :
  • IG @banimmulia

VIVA Lifestyle – Slow living adalah suatu gaya hidup atau filosofi yang menekankan perlambatan, kesederhanaan, dan kesadaran diri dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Konsep ini bertujuan untuk mengurangi stres dan tekanan yang seringkali muncul dalam masyarakat modern yang serba cepat dan sibuk.

Main di Guna-Guna Istri Muda, Anjasmara: Hati-Hati Kalau Ingin Punya Istri Muda!

Dalam slow living, orang cenderung lebih fokus pada hal-hal yang penting dan lebih menikmati momen-momen sederhana dalam kehidupan. Prinsip hidup tersebut rupanya sudah diterapkan oleh pengusaha Bani Maulana Mulia, suami dari artis Lulu Tobing. Kini, dia hidup dengan harta trilunan rupiah. 

1. Menghargai Waktu

Tradisi dan Identitas, Kopi sebagai Warisan Budaya Indonesia

Ilustrasi waktu.

Photo :
  • U-Report

Salah satu prinsip utama slow living adalah menghargai waktu. Dengan mengalami momen demi momen dengan penuh perhatian, kita dapat menghindari perasaan terburu-buru yang menghantui kehidupan modern. Mengabaikan ketegangan dari tenggat waktu yang ketat, kita bisa menemukan rasa damai dalam kesederhanaan waktu.

Susah Buang Air Besar? Coba 8 Minuman Ampuh Ini untuk Lancarkan Pencernaan!

2. Menjaga Keseimbangan

ilustrasi multitasking/bekerja

Photo :
  • freepik/gpointstudio

Dalam slow living, keseimbangan adalah kunci kebahagiaan. Mengenali batas antara pekerjaan dan waktu pribadi memungkinkan kita untuk menjalani hidup yang lebih harmonis. Dengan mengalokasikan waktu yang cukup untuk bersantai dan mengisi ulang energi, kita dapat menghindari kelelahan yang berkepanjangan dan menjaga kualitas hidup yang lebih baik.

3. Sederhana dan Bahagia

Hidup sederhana dengan menabung.

Photo :
  • U-Report

Di tengah gencarnya gaya hidup konsumtif, slow living mengajarkan arti sebenarnya dari kebahagiaan yang muncul dari kesederhanaan. Bukan bermakna untuk membatasi diri dari segala kemewahan. 

Namun, memahami bahwa kebahagiaan yang tahan lama tidak bergantung pada hal-hal materiil. Sederhananya, kebahagiaan berasal dari apresiasi terhadap momen-momen kecil, kasih sayang, dan kedekatan dengan orang-orang tercinta.

4. Koneksi Sosial yang Lebih Dalam

Ilustrasi berdiskusi.

Photo :
  • U-Report

Slow living juga mendorong kita untuk menjalin koneksi sosial yang lebih mendalam dengan orang lain. Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, kita seringkali lupa menghargai arti penting pertemuan tatap muka. Dengan memberikan perhatian dan mendengarkan secara aktif, kita dapat menciptakan ikatan yang lebih bermakna dengan orang-orang di sekitar kita.

5. Kembali ke Alam

Taman bermain di hutan.

Photo :
  • U-Report

Alam adalah sumber inspirasi bagi slow living. Menghabiskan waktu di alam, seperti berjalan-jalan di taman, berlibur di pegunungan, atau sekadar menikmati pemandangan matahari terbenam, membantu kita menemukan ketenangan dan keseimbangan yang seringkali hilang dalam kehidupan kota yang sibuk.

6. Menikmati Kesenangan dengan Lambat

Ilustrasi pria minum kopi.

Photo :
  • U-Report

Dalam slow living, setiap kesenangan dinikmati dengan perlahan. Misalnya, menikmati makanan dengan penuh perhatian, menyeruput secangkir teh hangat dengan kesadaran, atau menghabiskan waktu dengan hobi yang disenangi tanpa terburu-buru. Dalam momen-momen ini, kita menemukan kebahagiaan yang sederhana namun sangat bermakna.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya