Usai Badai Pendemi, Strategi Jitu Ini Bangkitkan Bisnis Event Organizer
- Etsy
JAKARTA – Pandemi COVID-19 selama sekitar dua tahun yang melanda negeri ini berdampak pada kondisi ekonomi masyarakat terutama para pengusaha. Salah satu usaha yang sangat terasa dampaknya adalah bisnis event organizer (EO) yang sepi pelanggan karena sepinya acara dan sulitnya perizinan.
Tidak sedikit pebisnis EO yang gulung tikar akibat mengalami kerugian, namun ada juga yang justru bangkit dengan menghadirkan inovasi baru dalam dunia EO.
Salah satu cara jitu untuk tetap bertahan di kondisi tersebut adalah menyesuaikan konsep EO terhadap kondisi pandemi, di mana kerumunan orang sangat dibatasi. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
“Mungkin karena kami pemain baru yang muncul di tengah Covid sehingga ide dan konsep masih fresh dan beradaptasi dengan keadaan waktu itu,” terang Reza Nurfadilah, pendiri Creativewarehouse, dalam keterangannya, Jumat 14 Juli 2023.
Tidak sendirian, Reza didukung juga oleh sang istri yang bernama Ardilla Gayatri untuk membangun sebuah usaha EO pada 2020 dengan modal nekad.
Bagi Reza & Ardilla, dunia bisnis merupakan dunia yang mereka geluti dari remaja. Berbagai bisnis telah mereka jajal, mulai dari menjual lampu di pinggir jalan dengan penghasilan Rp50 ribu per hari.
Hingga usaha fotokopi, manajemen SPG/SPB/Usher, F&B, sampai akhirnya terjun ke bidang agensi periklanan dan event organizer. Selama 10 tahun ini pasangan suami isteri ini mengaku telah merasakan jatuh bangun, bahkan sempat rugi ratusan juta.
Reza yang memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun di dunia event akhirnya didukung oleh Ardilla yang sudah kawakan di dunia agensi periklanan, keduanya menyatukan ide untuk menawarkan konsep EO yang berbeda.
“Kami lebih menjual ide dan service yang fleksibel sesuai dengan kebutuhan klien. Jadi kami tidak hanya berbicara mengenai awareness, experience, tapi sampai ke poin sales, yang tentunya pasti dibutuhkan setiap klien. Dengan segmen client menengah ke atas yang menginginkan service taraf atas tapi dengan budget yang fleksibel," ujarnya.
Dengan strategi tersebut Reza dan Ardilla mengaku bisa meraup omset milyaran rupiah selama pandemi. Kunci keberhasilan perusahaan EO yang digawangi oleh Reza itu adalah fleksibilitas pada bujet yang dimiliki oleh kliennya.
Mendirikan sebuah usaha event organizer tanpa sokongan dana dari investor dan harus berdiri di tengah masa pandemi bukan hal mudah. Namun pasangan ini memiliki mimpi untuk membuka lapangan pekerjaan terutama bagi teman-temannya.
“Kami meyakini dengan niat yang baik, hasilnya pasti baik. Banyak teman-teman yang harus kehilangan pekerjaan ketika pandemi sehingga kami memutuskan untuk membantu mereka dengan modal yang ada. Hasilnya seperti yang dialami sekarang," kata Reza.
Setiap klien menginginkan adanya event meski dalam skala kecil. Hanya saja waktu itu, terbentur pada peraturan PSBB dan bujet yang mereka miliki karena potensi bisnis sedang mengalami penurunan.
Sementara para pelaku EO lain memilih menutup usahanya karena tidak bisa menutupi biaya produksi. Alhasil, buat Reza dan Ardilla ini merupakan celah untuk menjalankan blue ocean strategy dengan cara menciptakan market baru yaitu One Stop Event Organizer.
Ke depannya bisnis EO yang dimiliki oleh Reza itu terus dikembangkan, sehingga tidak hanya memenuhi kebutuhan klien dari sisi offline event tapi bisa mengkombinasikan service mereka terintegrasi dengan online dan bisa mengembangakan kreatifitas sesuai dengan keinginan klien.
Di samping itu perusahaan EO tersebut berharap bisa membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas lagi. Karena dalam satu kali event, mereka bisa memperkerjakan 30-40 orang. Bayangkan jika setiap hari, minimal ada 1 event maka bisa memperkerjakan ratusan orang per minggu.
Kini klien Reza dan Ardilla berasal dari berbagai Perusahaan besar antara lain, Otsuka Group, Kalbe Group, Sinarmas Group, Pegadaian, Wings Group, & berbagai Kementerian serta BUMN.