Bersenggama di Hari Tasyrik Haram Hingga Picu Anak Lahir Cacat? Ini Kata Ustaz Khalid Basalamah
- Youtube KHB
JAKARTA – Hari Tasyrik tengah dijalani oleh seluruh umat muslim di dunia usai merayakan Idul Adha dengan menjalani sejumlah ibadah, termasuk berkurban. Di hari Tasyrik ini pula, banyak anggapan yang membuat umat muslim kerap salah persepsi mulai dari soal puasa hingga bersenggama dengan pasangan sah. Bagaimana kata Ustaz Khalid Basalamah?
Pendakwah Ustaz Khalid Basalamah membeberkan bahwa umat Islam kerap salah persepsi dengan amalan-amalan di Hari Tasyrik. Salah satunya, muncul anggapan larangan bersenggama dengan suami dan istri lantaran memicu anak lahir cacat. Menurutnya, hal itu justru keyakinan umat non muslim yang tak seharusnya diyakini umat Islam. Scroll untuk info selengkapnya.
"Ini malah lebih dari pada prasangka Yahudi," ujarnya dikutip video singkat di kanal Youtube @manhajsalaf2843, Jumat 30 Juni 2023.
Lebih dalam, Islam tak pernah melarang atau pun memberi ancaman terkait anak lahir cacat mental dan fisik, apabila berhubungan intim di hari Tasyrik, sehingga itu hanya mitos. Ustaz Khalid menegaskan bahwa pasangan suami istri dapat berhubungan intim seperti hari-hari biasanya di hari Tasyrik.
"Sama sekali nggak ada hari orang dilarang berhubungan biologis," ujar ustaz Khalid.
Namun, larangan berhubungan intim ini cenderung diberikan pada umat muslim yang menjadi jemaah haji. Apabila kondisinya masih memakai baju ihram, maka dilarang berhubungan intim untuk sementara agar tak membatalkan ibadahnya.
"Kalau dia sedang haji, dalam kondisi ihram, ya dilarang. Masih pakai baju ihram kemudian belum tahallul, maka betul ini bisa membatalkan haji dan umrohnya," imbuhnya.
Dijelaskan Ustaz Khalid, di Hari Tasyrik justru umat muslim diperbolehkan menikmati berbagai hal seperti mengonsumsi deret sajian dari hewan kurban. Anjuran tersebut bahkan ada dalam hadis HR Abu Hurairah yang berbunyi: ‘Janganlah kamu berpuasa pada hari ini (Tasyrik) karena ia merupakan hari makan, minum, dan berzikir pada Allah.’
"Sama sekali tidak benar, bahkan ada hadis yang berbunyi hari Tasyrik adalah hari makan-minum dan berhubungan biologis. Sama sekali ga ada hubungannya," imbuhnya.
Apa itu hari Tasyrik?
Dikutip laman Kementerian Agama, Hari Tasyrik menurut ahli bahasa dan ahli fikih adalah tiga hari setelah Hari Raya Idhul Adha (nahar) yakni tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Dinamakan tasyrik karena di hari-hari tersebut daging-daging kurban didendeng (dipanaskan di bawah terik matahari).
Jumhur ulama menyatakan disunnahkan takbiran setelah salat fardhu di hari-hari Tasyrik. Dalam madzhab Syafi’i, takbir mutlak atau juga disebut takbir mursal, baru dimulai sejak terbenamnya matahari pada 9 Arafah atau tepat di Magrib malam hari raya.
Sedangkan waktu akhir dari takbir mutlak ini adalah sebelum Magrib tanggal 13 Dzulhijjah. Sedangkan untuk takbir muqayyad, maka dimulai sejak habis Magrib malam hari raya hingga habis Ashar tanggal 13 Dzulhijjah. Dan takbir muqayyad hendaknya dibaca terlebih dahulu sebelum berzikir rutin setelah salat fardhu.
Pada hari tasyrik ini, para jamaah yang menunaikan haji sedang berada di Mina untuk melempar jumrah. Sementara untuk yang tidak sedang berhaji, hari tasyrik menjadi waktu larangan berpuasa.
Amalan-Amalan Hari Tasyrik
Terdapat beberapa amalan yang dapat dikerjakan oleh para umat muslim saat hari tasyrik, seperti:
1. Menyembelih Hewan Kurban
Melaksanakan amalan sunnah untuk berkurban terutama bagi umat Islam yang mampu. Dengan berkurban, juga akan berbagi kenikmatan kepada orang-orang di sekitarnya berupa hidangan istimewa dari hewan sembelihan. Terdapat beberapa ketentuan memilih hewan kurban, seperti berkualitas baik, berisi, tidak sakit, tidak cacat, cukup umur, dan sebagainya.
2. Menikmati Hidangan Makan dan Minum
Setiap umat muslim diwajibkan menikmati makan dan minum memasuki hari tasyrik. Makan dan minum pada hari tasyrik menjadi bentuk syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang artinya:
“Hari-hari tasyrik adalah hari menikmati makanan dan minuman."
3. Hari Utama Berdzikir dan Bertakbir
Dalil keutamaan untuk bertakbir pada hari raya hingga tiga hari tasyrik bersumber dari Alquran dan hadis Nabi Muhammad SAW.
Dalam Alquran, Allah SWT berfirman: ‘Dan berdzikirlah dengan menyebut nama Allah pada hari yang berbilang.’ (QS. Al baqarah: 203)
Zikir merupakan amalan ringan yang dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. ZIkir sebagai cara manusia untuk selalu mengingat Allah SWT. Saat hari tasyrik, zikir dilantunkan pada saat takbiran, membaca tasmiyah (bismillah, dan takbir saat memotong hewan kurban).
Dalam hadis Rasulullah SAW bersabda: “Hari Tasyrik adalah hari makan, minum, dan banyak mengingat Allah,” (HR Muslim, Ahmad, Abu Daud, Nasa’i)
4. Membaca Doa terutama doa Sapu Jagad
Amalan Hari tasyrik berikutnya yakni berdoa. Adapun doa yang banyak dipanjatkan Nabi SAW saat melakukan wuquf dan hari tasyrik yakni:
Artinya: ‘Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka.’ (Al-Baqarah: 201)