Cerita Vivi Tantri Sukses Bangun Bisnis Essential Oil, Dapat Inspirasi Saat Kerja di Pabrik Sabun

Vivi Tantri pemilik UMKM Fog Apothecary.
Sumber :
  • VIVA/Adinda Permatasari

MEDAN – Tak memiliki latar belakang di bidang kimia tak lantas membuat Vivi Tantri mundur memulai bisnis essential oil. Produk dari bahan racikan berbagai minyak ekstraksi tanaman ini pun bukan sesuatu yang populer di Indonesia.

Unilever Otak Atik Strategi Dampak Boikot, Pendapatan Anjlok hingga Pilih Lepas Usaha Es Krim di Indonesia 

Namun, pada sekitar 2016, Vivi tak gentar memulai usahanya dengan memasarkan essential oil racikannya sendiri. Dia pun memanfaatkan media sosial seperti Instagram untuk menjual produknya.

Essential oil.

Photo :
  • VIVA/Adinda Permatasari
Camilannya Diborong Wapres Gibran, Nasabah PNM Mekar Ini Bangkit Usai Dihantam Pandemi

Bisnis ini pun sekaligus dia jadikan peluang memperkenalkan essential oil ke masyarakat. Vivi memfokuskan varian essential oil yang berbagai kegunaan, seperti untuk perawatan kulit dan pewangi ruangan, semprotan anti tungau dan bakteri, serta masih banyak lagi.

Meski tak memiliki latar belakang pendidikan di bidang kimia, namun Vivi mengaku sempat belajar meracik essential oil saat bekerja di luar negeri.

Keberadaan AgenBRILink di Wilayah Transmigrasi Merauke Dorong Kemajuan Ekonomi Lokal

"Saat saya merantau keluar negeri saya mendapat kesempatan bekerja di sebuah perusahaan sabun, saya dapat kesempatan terjun langsung di pabrik. Di sana saya baru mengenal essential oil," kata dia saat workshop UMKM Tokopedia di Medan, Sumatera Utara, Rabu 21 Juni 2023.

Kesempatan itu membuat Vivi banyak belajar dan terjun langsung meracik produk. Dari sanalah inspirasinya datang hingga membawa pengalaman itu kembali ke Tanah Air untuk membuat produknya sendiri.

Dia pun menggunakan berbagai herbal dan tanaman asli Indonesia yang bisa dibuat menjadi essential oil. Dia kemudian menamai bisnisnya Fog Apothecary.

Namun, membangun bisnis dari produk yang tak begitu akrab dengan masyarakat menjadi tantangan bagi Vivi. Hingga pada masa pandemi COVID-19, bisnisnya mulai menemui titk cerah.

Workshop UMKM bersama Tokopedia.

Photo :
  • VIVA/Adinda Permatasari

"Sejak pandemi lonjakan paling cepat bisa sampai 100 persen. Karena orang-orang sudah mulai kenal dan mulai cari-cari produk yang berbau perawatan kesehatan, termasuk essential oil," urai Vivi.

Memanfaatkan marketplace

Penjualan Vivi yang semakin meluas juga dibantu dengan bergabung di marketplace seperti Tokopedia. Vivi mulai bergabung pada 2018 dan bisnisnya semakin berkembang.

“Essential oil dengan aroma woody dan floral tercatat sebagai varian essential oil paling banyak dibeli melalui Tokopedia pada wilayah Medan dan sekitarnya, dengan peningkatan jumlah transaksi masing-masing sebesar 2 kali lipat dan 5 kali lipat,” ujar Corporate Affairs Senior Lead Tokopedia, Rizky Juanita Azuz.

Semakin berkembangnya UMKM yang dirintis Vivi, dia pun kini bisa menggandeng para petani lokal di Pulau Sumatera dan Jawa sebagai penyedia bahan baku produknya.

Vivi mempekerjakan dua karyawan dan semuanya perempuan. Fakta ini sejalan dengan hasil riset LPEM FEB UI 2023 dimana penjual di Tokopedia mempunyai rata-rata dua pekerja dan lebih dari setengah (58,47 persen) dari pekerja yang diberdayakan oleh penjual di Tokopedia adalah perempuan.

“Sejak bergabung dengan Tokopedia di 2018, bisnis kami terus bertumbuh. Selama kuartal I 2023, ada peningkatan jumlah transaksi Fog Apothecary lewat Tokopedia hampir 1,5 kali lipat dibandingkan kuartal I 2022. Omzet kami juga meningkat lebih dari 2 kali lipat dibandingkan sebelum memakai Tokopedia,” kata Vivi.

Praktisi IT dan Dirut PT TDC Indra

Sosialisasi di Kalangan UMKM Harus Lebih Maksimal

Sosialisasi yang lebih maksimal lagi, harus dilakukan. Terutama di tengah-tengah kalangan UMKM. Dengan begitu, penggunaan transaksi digital seperti QRIS, bisa lebih luas.

img_title
VIVA.co.id
27 November 2024