FTNTWA 2023 Kembali Digelar, Kenalkan Wisata Alam yang Ada di Indonesia
- dok. Istimewa
VIVA Lifestyle – Setelah dua tahun pascapademi, gairah wisatawan terhadap pariwisata Indonesia berkembang pesat. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada triwulan I 2023 secara kumulatif mencapai 2,5 juta kunjungan.Â
Jumlah ini meningkat pesat atau naik sebanyak 508,87% dibandingkan periode sama tahun 2022. Bertumbuhnya jumlah pergerakan wisatawan ini tak terlepas dari kekayaan alam Indonesia. Tak bisa dipungkiri, ekowisata menjadi aset terbesar dalam pariwisata Indonesia.Â
Dengan maraknya isu iklim yang belakangan ini sering diperbincangkan, konsep pariwisata alam yang berkualitas dan berkelanjutan menjadi tren yang banyak dicari para wisatawan. Meskipun ekowisata telah menjadi kekuatan pariwisata Indonesia, sayangnya potensinya belum sepenuhnya disadari oleh masyarakat.Â
Dalam rangka mendukung momentum kebangkitan pariwisata Indonesia, Kiad Media Kreatif didukung oleh Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup menyelenggarakan Festival Taman Nasional dan Taman Wisata Alam Indonesia (FTNTWA) 2023.
FTNTWA 2023 berlangsung selama 4 hari, dari 1-4 Juni 2023 di Istora Senayan, Jakarta. Berbeda dengan tahun sebelumnya, edisi kali ini berkonjungsi dengan Indonesia Ecotourism Festival (Indonesia EcoFest) dan berkolaborasi dengan Indonesia Outdoor Festival (Indofest).Â
Direktur Kiad Media Kreatif yang sekaligus juga inisiator FTNTWA Dyan Syah mengatakan, FTNTWA ini merupakan media untuk mengenalkan keberadaan Taman Nasional dan Taman Wisata Alam yang ada di Indonesia.Â
Selain itu, hal tersebut juga sebagai sarana untuk memberikan edukasi kepada masyarakat luas terkait dengan keberadaan taman nasional dan taman wisata alam sebagai destinasi wisata alam. Apalagi, saat ini Indonesia mempunyai 55 Taman Nasional dan 130 Taman Wisata Alam yang tersebar dari ujung barat Indonesia hingga ujung timur Indonesia.Â
Keanekaragaman flora dan faunanya serta fenomena alamnya yang khas baik daratan maupun di perairan, serta kehidupan sosial dan budaya masyarakat yang tinggal di sekitar taman nasional dan taman wisata alam tersebut, sangat m sangat berpotensi menjadi daya tarik wisatawan dalam negeri dan mancanegara.
“Agar keindahan alam, keberagaman flora dan fauna serta khasanah budaya masyarakat dapat dinikmati oleh anak cucu kita, maka sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga alam. Selain itu, wajib bagi kita semua untuk mematuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh pengelola dan norma-norma yang diyakini oleh masyarakat masyarakat setempat. “ paparnya.
Dyan berpesan, kepada pendaki gunung, jadilah pendaki yang cerdas dan bijak. Harus ada rasa malu saat kita tidak bisa menjadi tamu yang baik sebagai contoh meninggalkan sampah di gunung, memberi makan satwa, membuang puntung rokok sembarangan, yang merusak alam. Jadilah pendaki sekaligus pecinta alam.Â
Puluhan peserta yang terdiri dari lembaga pemerintahan, taman nasional dan wisata alam ternamadan perwakilan ASEAN turut berpartisipasi. Misalnya TN Way Kambas, TN Batang Gadis, TN Bukit Barisan Selatan, TN Gn Leuser, TN Kutai, TN Kelimutu, TN Bali Barat, TN Gn Gede Pangrango, TN Kepulauan Seribu, TN Gn Ciremai dan TN Tambora.