Emosi dan Marah-marah Saat Puasa Gugurkan Pahala? Ini Kata Ustaz Adi Hidayat
- Freepik/wayhomestudio
VIVA Lifestyle – Saat ini umat muslim di dunia tengah menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Meski sedang berpuasa, orang-orang tetap menjalankan kegiatan mereka seperti biasanya, misalnya bekerja, sekolah hingga berdagang.
Dengan melakukan aktivitas seperti biasanya dengan bertemu orang banyak, tidak sedikit dari kita yang akhirnya kebablasan dan sulit untuk menahan emosi. Akhirnya tidak sedikit dari mereka yang marah-marah hingga emosional dalam menanggapi sesuatu.
Lantas, apakah marah-marah dapat membatalkan puasa? Terkait hal itu Ustaz Adi Hidayat angkat bicara. Dijelaskan oleh Ustaz Adi Hidayat bahwa ada dua jenis yang memengaruhi pahala puasa. Pertama, langsung seketika menggugurkan puasanya disebutkan segala sesuatu yang langsung membatalkan puasa makan, sengaja minum, berhubungan suami istri di siang hari batal.
Sementara itu, hal kedua yang sering terjadi dan jarang diantisipasi, hal yang merusak pahala puasa menurut Hadist Riwayat Al Bukhari di bab Puasa, Nabi SAW berkata, 'Jangan berkata-kata kotor, puasa itu perisai dari hal-hal yang tidak baik. Maka jika berpuasa jangan berkata-kata kotor. Jangan berbuat yang tidak pantas'
"Berbuat tidak pantas itu dosa langsung sih tidak cuman membuat orang lain berpeluang dosa misalnya usia 40 tahun keliling komplek naik sepeda anak 4 tahun dosa enggak tapi orang komplek bertanya itu kenapa dan bersangka buruk ke kita," kata Ustaz Adi Hidayat dalam tayangan YouTube.
Maka orang yang mengajak mencela, berselisih, dusta tidak sekaligus membatalkan puasa melainkan mengurangi pahala puasanya. Ustaz Adi Hidayat mencontohnya, misalnya kita puasa Insya Allah mendapat pahala 100 persen tapi ada orang yang saat bersamaan dia mencela, dosanya 50 persen. Berselisih dosanya 50 persen, berdusta dosanya 100 persen, ditambah dengan gosip lagi dosanya bertambah 100 persen
"Jadi tadinya dapatnya 100 kurangi 50, 50, 100,100 jadi minus 200. Ini yang dibilang Nabi SAW 'Tidak sedikit dari orang yang berpuasa tidak mendapatkan apapun dari puasanya kecuali lapar dan haus saja'. Hadist Qudsi lainnya menyebut Allah tidak membutuhkan puasa seseorang yang memperbanyak dosa dalam puasanya," kata dia.