Cara Mengatur Keuangan di Bulan Ramadhan Agar Tidak Boncos
- Pixabay
VIVA Lifestyle – Ramadhan memiliki berbagai momentum spesial tersendiri yang dinanti, mulai dari menjalankan ibadah, kegiatan ngabuburit, berbuka puasa, sahur hingga persiapan menyambut hari Raya Idul Fitri.Â
Saat Ramadhan, masyarakat juga cenderung lebih konsumtif, terlebih karena kebutuhan yang meningkat secara signifikan. Belum lagi pengeluaran tambahan lainnya seperti bagi-bagi THR saat lebaran, bersedekah hingga biaya mudik juga harus diperhitungkan dan disiapkan sebelumnya agar pengeluaran keuangan dapat tetap terjaga.
Salah satu tantangan yang sering dihadapi adalah pengeluaran yang besar dan membengkak saat Ramadhan. Sehingga kamu harus pintar-pintar mengatur dan mengalokasikan keuanganmu agar tidak boncos.Â
Lantas, bagaimana agar pintar mengatur keuangan dan melihat peluang lain agar pengeluaran tidak boncos? Pada kali ini akan dibahas serba-serbi alokasi keuangan selama bulan Ramadhan yang tepat dan efektif yang dipaparkan oleh Annisa Steviani sebagai Certified Financial Planner dalam BincangShopee Big Ramadan Sale: Lihat Peluang, Pintar Atur Keuangan.Â
Berikut ini serba-serbi alokasi keuangan ‘Anti Boncos Ramadan & Lebaran’ ala Annisa Steviani:
1. Punya budget khusus untuk Ramadhan
Kesalahan utama yang membuat keuangan boncos adalah tidak punya budget khusus untuk Ramadhan. Setiap individu harus memahami kebiasaan pengeluaran yang setidaknya bisa memperkirakan berapa budget yang perlu dipersiapkan untuk Ramadhan dan jadi bisa mulai menabung dari jauh hari.Â
Setelah itu, jangan lupa alokasikan juga uang untuk beramal. Kita tahu bahwa di bulan penuh berkah ini, donasi kian meningkat dan terdapat kewajiban berzakat. Sehingga, perlu diperhatikan berapa persentase alokasi pada bulan tersebut.Â
Penting untuk menahan diri dari mengeluarkan pengeluaran berlebih. Dengan mengelola keuangan secara tepat, hal ini dapat menghindari setiap individu dari pengeluaran berlebih hingga mengakibatkan terganggunya cash flow. Jangan jua berpikir bahwa lebaran adalah garis finish-nya karena perjalanan kebutuhan mu masih panjang.Â
2. Mencatat pengeluaran
Perkirakan dan catat apa saja biaya tak terduga yang akan dikeluarkan. Hal ini meliputi, budget makan spesial, buka puasa bersama, kenaikan harga bahan pokok, beramal serta hampers.Â
Sebagian besar dari faktor ini memang bukan kebutuhan utama, tetapi dengan situasi Ramadhan yang berbeda pada tahun ini, tentunya momen kebersamaan merupakan hal yang dinanti oleh setiap individu. Sehingga lebih baik untuk mengalokasikan keuangan untuk biaya tak terduga.Â
3. Strategi ideal mengatur keuangan selama Ramadhan
Jika sudah mengetahui biaya tak terduga apa saja yang akan dikeluarkan, kamu jadi bisa mengatur strategi keuangan di bulan Ramadhan dari jauh-jauh hari. Agar pengeluaran menyambut hari raya terasa lebih ringan, sebaiknya kamu menyisihkan sebagian pendapatan setiap bulannya untuk ditabung atau diinvestasikan.Â
Lalu, kamu juga bisa mencari penghasilan tambahan untuk menambah anggaran berbelanja di bulan Ramadhan. Misalnya dengan mengiktui Shopee Affiliate Program hanya dengan mengulas dan berbagi link produk Shopee di media sosial tapi bisa jadi penghasilan sampingan.
4. Pisahkan daftar kebutuhanÂ
Kamu bisa memisahkan daftar kebutuhan menjadi kebutuhan untuk lebaran seperti mudik, berbagi dengan orang tua, THR, baju baru dan budget masakan lebaran dengan kebutuhan pasca lebaran seperti asisten rumah tangga infal, menyambut tahun ajaran baru, hingga keperluan berkurban di Idul Adha.Â
Fungsi dari memisahkan daftar kebutuhan ini adalah agar kamu bisa memprediksi berapa anggaran tambahan yang harus kamu siapkan agar dapat menjalani bulan Ramadhan tanpa perlu khawatir soal masalah keuangan.Â
5. Alokasi THR sebaik mungkin
Salah satu hal yang paling ditunggu-tunggu menjelang lebaran adalah menerima Tunjangan Hari Raya (THR). Ketika menerima THR, mungkin kita kerap merasa tergoda untuk langsung menggunakannya untuk membelanjakan hal-hal yang sebenarnya tidak dibutuhkan.Â
Langkah pertama yang harus dikukan adalah menuntaskan kewajiban seperti zakat, hutang konsumtif dan pajak rumah atau kendaraan. Kemudian jika semua kewajiban sudah selesai, kamu baru bisa mengeluarkan uang untuk hal-hal yang memang dibutuhkan seperti berbagi dengan keluarga, THR untuk karyawan dan berkurban.Â
Nah, jika semua kewajiban dan kebutuhan sudah terpenuhi dan masih ada sisa budget, barulah kamu bisa menghabiskan sisanya untuk memenuhi berbagai keinginan seperti membeli tiket untuk liburan.Â