Tinggal Bareng 3 Suami, Wanita Poliandri Ini Bingung Siapa Ayah dari Anak yang Dilahirkan

Aguti dan Keluarga Poliandri di Uganda
Sumber :
  • Sunday Vision

VIVA Lifestyle – Ann Grace Aguti adalah seorang wanita yang berusia 38 tahun dari Amugagara, Uganda. Namanya sempat menjadi perbincangan hangat karena menikahi tiga pria sekaligus dan hal tersebut bertentangan dengan tradisi yang berlaku di sana. 

Ayu Ting Ting Buka Suara Soal Rencana Menikah Lagi: Kalau Bisa Tahun Depan

Aguti sendiri adalah putri dari seorang pendeta Kristen di komunitas Teso Uganda. Ia sempat berselisih dengan anggota klannya karena keputusan untuk menjalankan poliandri. Meski begitu, ia membela diri dengan mengatakan sebelumnya ia menikah dengan satu pria, seperti kebiasaan di komunitas tersebut, tapi sang suami mengecewakannya. 

Menurutnya, dia hanya ingin suami dengan karakter lembut dan pengasih, yang bisa memenuhi semua kebutuhannya sebagai seorang ibu rumah tangga. Namun, Aguti mengatakan bahwa pria tersebut membuatnya kecewa karena dia tak berguna. 

Wanita Laporkan Eks Suami ke Polisi usai Diduga Memfitnah saat Sidang Cerai

Atas kejadian tersebut, Aguti kemudian meninggalkan sang suami dan memutuskan untuk mencoba peruntungannya lagi. Menurut laporan Oddity Central, kali ini dia memilih jalan berbeda karena menikahi banyak pria sekaligus. 

Ilustrasi pasangan menikah.

Photo :
  • U-Report
Ketiga Anaknya Patungan Demi Bikin Kejutan Hari Ayah, Desta: Gak Kuat Aku Tuh

“Suami saya tidak berguna dan saya tetap menjadi pencari nafkah. Ketika saya meninggalkannya, saya mulai mencari seseorang yang istimewa itu, tetapi saya belum menemukannya karena bahkan sekarang, saya harus memberi makan pria-pria yang saya miliki. Jadi, pencarian saya terus berlanjut,” kata Aguti kepada surat kabar Sunday Vision.

Sedangkan sang ayah, Pendeta Peter Ogwang, mengklaim bahwa untuk sementara sang anak menikah dengan tiga pria, tapi ada pria yang menjalin hubungan dengan Aguti di masa lalu. Dia dan penduduk desa mengusir salah satu pria pada 2018 usai menyerang Aguti dengan sabit. 

Peter Ogwang beberapa waktu lalu mengumpulkan komunitas Amugagara untuk mengusir ketiga suami Aguti yang masih ada di kompleksnya dan mengklaim bahwa mereka tidak punya hak untuk tinggal di sana. 

Namun, Aguti mengatakan kepada semua orang bahwa dia sudah dewasa dan bahwa hidup dengan tiga suami sudah menjadi pilihannya. Tiga suaminya itu adalah Richard Alich, seorang duda dan pensiunan kantor polisi, John Peter Oluka, seorang petani yang cukup kaya, dan Michael Enyaku, seorang sarjana.

Aguti dan Keluarga Poliandri di Uganda

Photo :
  • Sunday Vision

Semuanya tinggal di gubuk mereka masing-masing di kompleks enam gubuk wanita tersebut. Meski begitu, mereka dilaporkan bergaul dengan sangat baik. Mereka makan makanan bersama-sama dan mematuhi perintah Aguti. Mereka bahkan menganggap perempuan itu sebagai kepala keluarga dan membiarkan Aguti membuat aturan. 

“Sepedanya mengalami masalah mekanis, jadi saya menawarkan untuk memperbaikinya. Dalam prosesnya, satu hal mengarah ke hal lain dan saya menemukan diri saya di sini. Saya tinggal di gubuk itu,” Richard Alich memberi tahu Sunday Vision tentang bagaimana dia berakhir sebagai suami Aguti.

“Saya bertemu dengannya di rawa tempat saya menggembalakan sapi saya dan bercanda tentang dia menganggap saya sebagai suami juga, dan hanya itu. Dia memberi saya sebuah gubuk,” kata suami yang lain, John Peter Oluka.

Ilustrasi menikah.

Photo :
  • U-Report

“Kami telah hidup harmonis selama hampir satu tahun sekarang. Saya tidak punya masalah dengan rekan suami saya. Konsensus di antara kami adalah bahwa mummy (Aguti) menentukan daftar tugas dan keputusannya adalah final,” tambah Oluka.

Namun, menikah dengan tiga pria sekaligus dan tinggal bersama rupanya ada kerumitan tersendiri. Salah satunya saat Aguti hamil karena dia tidak mengetahui siapa ayah dari anak keempatnya dan para suaminya masing-masing mengakui bahwa anak tersebut adalah benihnya. 

Nadia Putri Darmawan, Siswi Beragama Kristen yang sekolah di Madrasah Islam.

Cerita Nadia Siswi Kristen di Kota Bogor Sekolah 9 Tahun di Madrasah

Seorang siswi beragama Kristen di Kota Bogor terpaksa sekolah di masdrasah tsanawiyah, setara sekolah menengah pertama, lantaran tak memiliki biaya untuk mengenyam SMP.

img_title
VIVA.co.id
16 November 2024