5 Fakta Thailand Disebut Sebagai Pusat Pekerja Seks Global
- Pixabay/ windsing
VIVA Lifestyle – Siapa sangka jika Thailand yang merupakan negara tetangga Indonesia di ASEAN dinobatkan menjadi tujuan utama wisata seks dunia.
Meskipun masih illegal, pekerja seks di Thailand disebut-sebut menjadi salah satu yang memiliki kontribusi pada produk domestik Bruto (PDB). Berikut deratan fakta-faktanya:
Penyumbang PDB Thailand
Perkiraan kontribusi pekerja seks terhadap PDB Thailand memang masih sangat bervariasi karena industri ini beroperasi hampir seluruhnya di "bawah tanah".
Pada tahun 2015, perusahaan riset pasar gelap Havocscope menilai industri seks menghasilkan sebesar US$6,4 miliar atau setara dengan Rp97,2 triliun per tahun, sekitar 1,5% dari PDB Thailand tahun itu.
Kesaksian Pekerja Seks
Salah satu pekerja seks di Pattaya, berusia 37 tahun yang kerap disapa Anna, memberikan kesaksiannya. Ia telah menggeluti pekerjaan sebagai pekerja seks transgender selama 17 tahun.
Meskipun menghasilkan miliaran setiap tahun, industri ini secara efektif ilegal, kontroversial di kalangan warga Thailand, dan sangat terstigmatisasi.
Kini, perdebatan tentang pekerjaan seks meluas ke forum publik, dengan seorang anggota parlemen yang progresif memperkenalkan undang-undang di parlemen untuk melegalkannya.
Pendukungnya berpendapat bahwa kriminalisasi telah merampas pekerja seks dari hak-hak dasar pekerja dan perlindungan yang dinikmati oleh pekerja lain. Ini membuat mereka lebih rentan terhadap risiko kesehatan, pelecehan, eksploitasi, dan kekerasan.
Mayoritas Perempuan
Mayoritas pekerja seks di dunia adalah perempuan. Proyeksi tahun 2017 oleh Departemen Pengendalian Penyakit Thailand secara konservatif memperkirakan bahwa 129.000 dari 144.000 pekerja seks di negara itu adalah perempuan.
Di Thailand sendiri, perempuan menduduki 16% kursi parlemen pada 2021, sama dengan 10 tahun lalu. Sebagai perbandingan, perempuan merupakan 20% dari majelis pemerintahan Arab Saudi dan 28% dari Kongres Amerika Serikat tahun 2023 ini.
Sejarah Seks di Thailand
Dalam laporan sejarah tentang kerja seks yang ada di Thailand berasal dari tahun 1300-an. Industri seks modern di Thailand berkembang pesat saat melayani gelombang imigran China pada awal 1900-an, tentara Jepang selama Perang Dunia II, dan tentara AS selama Perang Vietnam.
Namun banyak orang Thailand membenci visibilitas dan ketenarannya. Akhirnya negara ini mengadopsi Undang-Undang Pemberantasan Prostitusi pada tahun 1960, diikuti oleh Undang-Undang Pencegahan dan Pemberantasan Pelacuran tahun 1996, yang melarang hampir semua kegiatan yang terkait dengan pekerjaan seks dan pendapatan yang diperoleh darinya.