Ciptakan Ekosistem Positif, Limbah Gabah Jadi Sumber Cuan Berlimpah

Gabah kering hasil petani di Malang
Sumber :
  • VIVAnews/Dyah Ayu Pitaloka

VIVA Lifestyle – Tata kelola sampah merupakan permasalahan umum yang terjadi di berbagai negara, tak terkecuali Indonesia salah satunya. Sudah beberapa upaya dilakukan untuk mengurangi tumpukan sampah di setiap sudut kota.

Hadirkan Inovasi Teknologi Terkini, Ratusan Perusahaan Hadir di Jade 2024

Hal ini pun turut menjadikan sampah menjadi masalah cukup serius yang perlu diperhatikan oleh masyarakat setempat. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Situasi tersebut rupanya turut mendorong munculnya berbagai inovasi yang membantu memudahkan masyarakat untuk menjadikan sampah jadi sesuatu yang lebih bernilai dan peduli akan lingkungan sekitar, plus juga dapat manfaat ekonomisnya.

Plastics & Rubber Indonesia 2024, Dorong Inovasi Daur Ulang dan Efisiensi Pengurangan Limbah

Seperti yang teraplikasikan dalam sebuah platform digital yang telah hadir dengan inovasi membantu jual beli sampah dan limbah berkualitas di Tanah Air.

Zulhas Tegaskan Indonesia Tak Impor Beras pada 2025, Ada Tapinya

Era modern saat itu, sebuah platform digital hadir dengan inovasi guna membantu jual beli sampah dan limbah berkualitas di Tanah Air, kini hadir di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

Kehadiran aplikasi Pituku, dipercaya sebagai salah satu upaya guna meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan limbah sampah.

Selain fokus dalam jual beli limbah sampah, Pituku Group kembali membuat gebrakan dan melebarkan sayap bisnisnya. Kali ini menciptakan ekosistem pabrik pengolahan beras tanpa limbah.

Langkah itu dilakukan lantaran limbah beras berupa gabah basah dan kering, acap diabaikan begitu saja. Karena itu, Pituku bekerjasama dengan salah satu pabrik beras, PT Sumber Asri Sejahtera (SAS) telah bergerak mengelola setiap limbah produksi secara efektif.

Nantinya limbah yang semula diabaikan bakal di integrasikan setiap tahap produksi, sehingga menjadi satu sistem yang terpadu, di mana semua produk sampingan dapat dimanfaatkan kembali dalam produksi atau digunakan sebagai bahan baku untuk industri lain.

Langkah Pituku tersebut diyakini dapat mengurangi dampak lingkungan dari limbah produksi yang dihasilkan oleh pabrik. Pada saat yang sama juga meningkatkan efisiensi produksi dan terpenting menghasilkan keuntungan tambahan.

Pituku Group juga memberikan pendanaan untuk pabrik-pabrik beras yang ada di Jawa Timur. Bisnis yang dilakukan oleh platform jual beli sampah dan limbah ini adalah dengan membagi hasil limbah produksi.

Hal ini dilakukan untuk mempermudah dan mengembangkan pabrik, dengan tidak membuang limbah pabrik beras, yang memiliki potensi mendatangkan keuntungan tambahan.

"Kami dari Pituku Group menyadari bahwa banyak potensi terbuang dari limbah pabrik beras, maka Pituku Group sebagai start-up trading limbah terbesar di Indonesia membuka kesempatan sebesar-besarnya untuk berkolaborasi dengan menawarkan solusi pendanaan dan pemasaran bagi pabrik-pabrik beras di seluruh wilayah Indonesia,” ungkap Faiz Rinaldy selaku CEO PT Pituku Cordova International.

Pendanaan yang dilakukan Pituku Group ke pabrik-pabrik beras di Jawa Timur didukung oleh perusahaan internasional seperti Nikel untuk kembali dipasarkan di skala global.

Nantinya diharapkan agar pabrik-pabrik yang menjalin bekerjasama tersebut dapat memperluas pasar dan tidak hanya di Indonesia saja.

Dengan demikian, hal tersebut bakal membuka kesempatan sebesar-besarnya bagi pabrik-pabrik beras di seluruh wilayah di Indonesia yang ingin bekerjasama dengan Pituku Group.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya