Kisah Seorang Jemaah Tidak Bisa Melihat Kabah saat Umrah, Apa Dosanya?
- MCH 2022/Susanto
VIVA Lifestyle – Ustaz Muksit Haetami, seorang pembimbing atau muthawif untuk ibadah haji maupun umrah menceritakan pengalaman tak terlupakan saat membawa jemaah beribadah ke Tanah Suci di Mekah.
Pengalamannya tersebut diceritakan Ustaz Muksit Haetami dalam kanal YouTube CERITA UNTUNGS yang dibawakan oleh Arie Untung. Mulanya sang ustaz ditanya soal pengalaman yang tak terlupakan saat menjadi seorang muthawif.
“Selama jadi tour leader ada kejadian apa yang gak terlupakan dari jemaah, biasanya unik-unik tuh,” tanya Arie Untung, dikutip VIVA pada Rabu, 1 Februari 2023.
Muksit Haetami pun mengungkapkan bahwa pengalaman tak terlupakan baginya adalah saat ada salah seorang jamaahnya yang umrah tidak bisa melihat Kabah.
“Jadi kalo yang teringat sampai sekarang itu yang pertama memang orang gak bisa lihat Kabah,” ungkap Ustaz Muksit Haetami.
Hal itu terjadi pada tahun 2015 silam dan dialami oleh seorang jemaah ibu-ibu asal Bogor. Pada saat itu dirinya sempat merasa tidak percaya lantaran Kabah sebesar itu dipikirnya mana mungkin tidak bisa terlihat.
Jemaah yang merupakan seorang ibu tersebut baru meberitahunya saat sudah selesai melakukan tawaf pada sekitar pukul 01.00 dini hari dan kembali ke hotel untuk beristirahat.
“Pada saat sampai di hotel tiba-tiba kamar hotel saya diketok kenceng banget,” Uztaz ustaz (panggil seorang jemaah dari luar) dia manggil,” cerita Muksit.
“Saya cek emang anak dari si ibu tadi dua orang suami istri sama ibu pimpinan Majelis Taklimnya,” sambungnya.
Ustaz tersebut diminta tolong oleh sang anak untuk ke kamar ibunya. Sang ibu rupanya menangis lantaran mengaku tidak bisa melihat Kabah saat melakukan tawaf tadi.
“Si ibunya tadi yang udah tua nangis gitu, katanya saya jauh-jauh dari Bogor mau ke sini umrah tapi ko saya gak ngeliat Kabah tadi pada saat tawaf,” ujarnya bercerita.
Padahal ibu tersebut berada di lantai dua dan ada kaca transparan yang di mana pasti Kabah akan terlihat. Sebagai informasi pada saat itu Masjidil Haram masih dalam proses perbaikan dan sang ibu yang sudah tua mengenakan kursi roda. Sehingga harus berada di lantai dua.
Pandangan sang ibu kepada Kabah tembus, jadi hanya bisa melihat tiang-tiang dari Masjidil Haram dan orang-rang yang memutar untuk melakukan tawaf.
“Gak ngeliat apa-apa. Jadi kayak ngeliatnya itu Kabah ke sebelah sana tiang, jadi liat tiang-tiang Masjidil Haram aja,” ceritanya lagi.
“Iya saya gak ngeliat Kabah tadi sama sekali, ya saya cuma liat orang-orang aja pada muter kemudian liat tiang-tiang Masjidil Haram aja gitu,” kata sang ibu berdasarkan cerita Muksit.
Kemudian ibu tersebut akhirnya diajak kembali ke Masjidil Haram untuk tawaf yang kedua kalinya. Ustaz Muksit Haetami pun menganjurkan sang ibu untuk mengingat apa kesalahan yang pernah dilakukan dan meminta ampun kepada Allah SWT sambil membaca istighfar saat di perjalanan melakukan tawaf.
Saat putaran pertama sang ibu diketahui masih belum juga bisa melihat Kabah. Setelah putaran ketiga, barulah tangisan ibu tersebut pecah lantaran akhirnya bisa melihat Kabah. Dia pun menangis dengan histeris sambil membaca istighfar.
Dari putaran ketiga sampai ketujuh ibu itu masih terus menangis karena baru bisa melihat Kabah. Tawaf pun baru selesai sekitar pukul setengah tiga pagi dan kembali ke hotel untuk beristirahat.
Usut punya usut, setelah ditanya-tanya, ibu tersebut rupanya memiliki permasalahan yang belum selesai dengan tetangganya sampai ia berangkat umrah. Selain itu, ibu tersebut juga diketahui melakukan kegiatan yang mengarah ke arah syirik terhadap Allah SWT.
Sehingga itulah yang kemungkinan menjadi hijab atau penghalang bagi sang ibu tidak bisa melihat Kabah. Tapi setelah mengingat kesalahannya dan beristighfar akhirnya ibu itu bisa melihat Kabah dalam ibadah umrahnya.