Psikolog Ungkap Tanda-tanda Orang Terjebak Toxic Relationship
- Pexels
VIVA Lifestyle – Tidak semua hubungan berjalan sehat. Beberapa hubungan dipenuhi pertengkaran, tidak dinaungi kebahagiaan dan ketenangan. Hubungan semacam itu kerap disebut dengan istilah toxic relationship atau hubungan yang penuh racun.
Ada banyak alasan mengapa seseorang terkadang menjadi sangat toxic sehingga sulit untuk keluar dari hubungan tersebut. Psikolog, Agata Paskarista, M.Psi mengungkap, ada beberap penyebab seseorang menjadi toxic. Mulai dari pola asuh yang kurang kasih sayang, pernah di-bully dan gangguan mental yang tidak terdiagnosis. Scroll untuk informasi selengkapnya.
"Ada beberapa tanda orang berada di hubungan toxic relationship. Mulai dari mengorbankan kebutuhan diri sendiri, merasa tidak dianggap, tidak dihargai, merasa sendiri, menarik diri dari lingkungan, selalu disalahkan. Jadi, berhati-hati dalam bertindak, tidak menjadi diri sendiri, komunikasi berujung cekcok dan ada keinginan balas dendam," kata Agata dalam webinar How to Recover from Toxic Situation, yang digelar Kata Oma, baru-baru ini.
Agata menambahkan, bila orang terdekat berada dalam bahaya fisik karena toxic relationship, maka disarankan untuk melaporkan ke pihak berwenang.
"Selanjutnya bila kerugian toxic relationsip bersifat emosional atau mental, maka kamu bisa memutuskan apakah mungkin untuk mengatasi masalah tersebut. Bicarakan dengan orang yang dipercaya, aman, dan kamu merasa nyaman," terang dia.
Jika pemicu yang mendasari misalnya depresi atau trauma memengaruhi perilaku satu atau kedua individu, maka menurut Agata, diperlukan perawatan dari ahli.
"Penyintas kerap membutuhkan pertolongan profesional untuk membantu melepaskan beban emosinya. Kamu layak lepas dari perasaan menyalahkan diri sendiri," pungkas dia.
Di sisi lain, merayakan Anniversary ke-4, Kata Oma Telur Gabus menggelar program Mamammia edisi spesial #KataOma4Family. Melalui program ini, mereka menyediakan wadah bagi para ibu untuk berbagi informasi atau edukasi dan hiburan dalam komunitasnya.
Furiyanti, Founder Kata Oma Telur Gabus mengatakan, memasuki usia 4 tahun, pihaknya terus menjalankan misi untuk mendukung dan memberdayakan wanita Indonesia dalam menjalankan perannya sebagai ibu penjaga kehangatan keluarga.
"Sebagai wujud nyatanya, kami secara rutin mengadakan platform interaksi seperti Mamammia yang diharapkan dapat memberikan semangat dan inspirasi bagi para ibu penjaga kehangatan keluarga, sehingga merasa berbahagia dalam menjalankan perannya sebagai ibu dan istri, karena #HappyMomHappyFamily," ujar Furiyanti.