Kenapa Wanita Sering Merasa Tak Cantik, Wajarkah?

Ilustrasi wanita/skincare/kecantikan.
Sumber :
  • Freepik/cookie_studio

VIVA Lifestyle – Dunia wanita memang selalu sulit untuk dimengerti bahkan oleh wanita itu sendiri. Ada beberapa hal yang terkadang di luar dugaan yang bisa menjadi masalah bagi wanita.

Salah satunya yang kerap terjadi adalah di mana wanita sering merasa dirinya jelek saat mengunggah foto di media sosial. Bahkan tidak sedikit dari kita yang setiap bertemu wanita lain akan saling beradu argumen siapa yang paling jelek diantara mereka. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Misalnya ketika mereka berkumpul, kita akan sering mendengar percakapan seperti 'ih gue jelek, cakepan lo' atau 'lo mah cantik, ah enggak lo yang cantik'.  Lantas apa sih yang sebenarnya terjadi pada wanita yang merasa seperti itu? 

Kembali di tahun 2016, seorang wanita bernama Alanah sempat mengungkap bahwa dia selalu berpikir dirinya tidak cantik. Padahal tidak demikian.

Usut punya usut, Alanah mengalami Body dysmorphic disorder (BDD) adalah kondisi dimana seseorang menyebabkan orang percaya bahwa bagian tubuh mereka terlihat jelek.

Ilustrasi rambut/wanita.

Photo :
  • Freepik/cookie_studio

Orang dengan BDD menghabiskan berjam-jam fokus pada apa yang menurut mereka salah dengan penampilan mereka.

Seringkali dalam sehari, mereka melakukan hal-hal untuk memeriksa, memperbaiki, menutupi, atau bertanya kepada orang lain tentang penampilan mereka. Mereka fokus pada kekurangan yang tampak kecil bagi orang lain.

Ketika kondisinya sedang memburuk, Alanah mengungkap dia akan berulang kali memeriksa penampilannya di cermin, bersusah payah untuk menyamarkan kekurangan yang menurutnya dia lihat.

Rutinitas make-upnya bisa memakan waktu hingga empat jam, dan bahkan setelah itu dia sering merasa terlalu cemas untuk keluar rumah.

"Rutinitas saya saat itu adalah empat atau lima lapis alas bedak dan concealer. Riasan mata selalu harus dilakukan juga, riasan mata yang sangat tebal, dan itu akan konstan. Jadi setiap ketidaksempurnaan kecil saya harus terus memperbaiki dan terus mengulang dan melakukan hal yang sama lagi dan lagi," kata dia mengutip laman BBC UK.

Ilustrasi wanita/skincare/kecantikan.

Photo :
  • Freepik/drobotdean

Melansir laman Kidshealth.org, orang dengan BDD ini memiliki tanda-tanda seperti berikut:

1. Fokus secara ekstrem pada penampilan mereka. Dengan BDD, orang merasa sulit untuk berhenti memikirkan bagian dari penampilan mereka yang tidak mereka sukai. Mereka berfokus pada hal-hal tertentu seperti jerawat di kulit, bentuk atau penampilan hidung, mata, bibir, telinga, atau tangan.

2. Merasa kesal dengan penampilan mereka. Orang dengan BDD merasa khawatir, stres, dan cemas tentang penampilan mereka hampir sepanjang waktu.

3. Sering memeriksa atau memperbaiki penampilan mereka. Dengan BDD, orang merasakan kebutuhan yang kuat untuk memeriksa penampilan mereka berulang kali.

Misalnya, mereka sering bercermin untuk melihat penampilan mereka, bertanya kepada orang lain bagaimana penampilan mereka, atau "memperbaiki" penampilan mereka berkali-kali dalam sehari.

4. Mencoba untuk tidak terlihat
Beberapa orang dengan BDD merasa sangat buruk tentang penampilan mereka sehingga mereka tidak ingin terlihat. Mereka mungkin tinggal di rumah, menyendiri, atau menggunakan riasan, topi, atau pakaian untuk menutupi. Beberapa orang dengan BDD menghindari melihat ke cermin karena sangat membuat stres.

5. Memiliki citra palsu tentang penampilan mereka
Orang dengan BDD tidak melihat tubuh mereka sebagaimana adanya, atau seperti yang dilihat orang lain. Kelemahan yang mereka fokuskan adalah hal-hal yang sulit diperhatikan orang lain. Mereka merasa yakin terlihat jelek, padahal itu tidak benar.

Orang dengan BDD pikiran dan kekhawatiran yang dimilikinya bisa menyita waktu dan menguras energinya. Dengan BDD, seseorang tidak pernah merasa baik-baik saja tentang penampilannya, tidak peduli apa yang dikatakan orang lain.

Karena BDD, mereka sering melewatkan kebersamaan dengan teman, pergi ke sekolah atau bekerja, atau melakukan aktivitas normal. Ini bisa membuat mereka merasa sendirian, sedih, atau tertekan.

Beberapa mencari perawatan atau pembedahan yang tidak mereka perlukan, berharap untuk "memperbaiki" kekurangan. Tapi ini tidak mengurangi atau memperbaiki BDD. Mungkin sulit bagi orang tersebut untuk melihat bahwa masalah dengan BDD bukanlah seperti yang terlihat. Itu cara BDD yang salah membuat mereka melihat diri mereka sendiri.

Lantas apa yang perlu dilakukan jika Anda merasa memiliki  BDD? 

Gerbong Khusus Wanita di LRT Jabodebek Mulai 23 Desember, Berlaku Senin hingga Jumat

1. Hal yang bisa dilakukan adalah berbicara dengan orang tua, terapis, dokter, atau orang dewasa lain yang Anda percayai. Beri tahu mereka apa yang Anda alami. Minta mereka untuk membantu Anda menemukan terapis CBT. Temui terapis CBT untuk mengetahui apakah Anda menderita BDD.

2. Jika ya jangan lewatkan untuk terapi. Butuh waktu dan upaya untuk mengubah cara Anda memandang diri sendiri.

3. Jujur dan terbuka dengan terapis Anda. Beri tahu mereka jika Anda merasa tertekan.

4. Biarkan orang lain memberi Anda dukungan. Ini membantu untuk mengetahui bahwa Anda tidak sendirian.

5. Sabar

Butuh waktu dan tenaga untuk terapi CBT dan obat-obatan untuk meredakan BDD. Bekerja keras dalam terapi dan jangan menyerah.

Tega! Wanita di Palembang Bunuh Adik Ipar Pakai Jamu Berisi Racun
Prof. Dr. dr. Irma Bernadette S. Sitohang, Sp. D.V.E., Subsp. D.K.E., FINSDV, FA

Hari Ibu: Peneliti Wanita Indonesia Jadi Dokter Pertama Raih NAOS Ecobiology International Award di Prancis

Indonesia diwakili oleh Prof. Dr. dr. Irma Bernadette S. Sitohang, Sp. D.V.E., Subsp. D.K.E., FINSDV, FAADV. Dia terpilih sebagai pemenang penerima penghargaan NAOS.

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024