Awalnya Menilai Kehidupan Umat Muslim Ribet, Wanita Ini Dulu Benci Islam Kini Jadi Mualaf

Arnita, dulu benci islam kini mualaf
Sumber :
  • YouTube Rukun Indonesia

VIVA Lifestyle – Berawal dari resah melihat teman ahli ibadah, Arnita Rodelina Turnip malah mantap jadi mualaf. Selain dari temannya, wanita asal Medan ini juga semakin tertarik dengan Islam setelah menonton video penceramah Dr. Zakir Naik, di Youtube.

Terpopuler: Siswi Kristen Sekolah di Madrasah Islam Dapat Bantuan, Rekam Jejak Ketua KPK Baru

Bagaimanakah kisah wanita yang dulunya pembenci islam dan pada akhirnya jadi mualaf? Simak ulasannya berikut ini.

Kisah jadi mualaf

Kemenag Selenggarakan Forum Sharia Internasional yang Dihadiri 14 Negara, Ini yang Jadi Pembahasan

Arnita, dulu benci islam kini mualaf

Photo :
  • YouTube Rukun Indonesia

Arnita Rodelina Turnip merupakan wanita yang berasal dari Simalungun, Sumatera Utara. Gadis cantik ini lahir dari seorang ibu guru ngaji yang awalnya beragama Islam. Namun karena ayah Arnita ini beragama Kristen, ibu Arnita pun mengikuti agama sang suami. Hingga akhirnya lahirlah Arnita yang menganut agama Kristen.

Roy Marten dan Amstrong Sembiring Sepakat untuk Perjuangkan Hal Ini

Sejak kecil Arnita sudah hidup berdampingan dengan Islam. Hal ini dikarenakan saudara-saudaranya dari ibu mayoritas beragama Islam. Ketika masuk bulan Ramadan, ia sering ikut sahur tapi siangnya makan. Saat masuk waktu berbuka puasa, ia ikut makan bersama.

Dulu dirinya di sekolahkan oleh sang ayah di sekolahan SMA Katolik. Di bangku sekolah ia banyak belajar tentang agama yang dianutnya hingga muncul rasa benci pada yang namanya Islam.

“Saya tuh benci banget yang namanya islam dulu. Karena apaan si ribet gitu lima kali doa, ngapain, mempersulit,” kata Arinta dikutip dari kanal YouTube Rukun Indonesia.

Setelah lulus di SMA Katolik, Arnita kemudian melanjutkan pendidikannya di kampus IPB Bogor dengan jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) pada tahun 2015. 

Kampus pertanian ini mewajibkan mahasiswa tingkat pertamanya untuk tinggal di asrama, termasuk Arnita. Lebih lanjut, kebanyakan mahasiswi di sana semuanya berhijab.

“Jadi, di asrama itu memang pakaiannya harus yang muslimah untuk yang beragama muslim, pakai jilbab seperti itu,” imbuhnya.

Sementara dalam bayangan Arnita, kalau kuliah di Jawa itu seperti di FTV yang mengenakan pakaian rok pendek. Ia kaget ketika ditegur oleh petugas keamanan lantaran menggunakan rok pendek dan pakai tanktop saat masuk asrama.

“Sampai satpamnya (negur), ‘kesini-kesini’, saya ditutupkan pakai taplak meja,” kata Arnita.

Cekcok dengan teman sekamar

Saat itu Arnita yang taat dengan agama Kristen harus satu kamar dengan seorang muslimah yang agamanya juga sangat taat. Temannya yang beragama Islam itu kerap melaksanakan sholat tahajud, rajin membaca Al-Qur’an sambil menunggu waktu subuh. Ia pun kesal dengan kebiasaan temannya itu.

“Dia itu tahajud iya, tadarus iya. Jadi, ya Allah jam 3 pagi masih saja salat bangun, nyalain lampu. jadi saya kesal,” ungkap Arnita.

Suatu ketika Arnita menyarankan agar temannya membaca Al-Qur’an tanpa suara alias membaca dalam hati. Namun temannya itu menjawab jikalau membaca Alquran tidak bisa dalam hati.

“Terus saya bilang, bisa gak baca dalam hati aja. Kata dia gak bisa kalau baca Al-Qur’an itu harus dilafalkan, jadi kita tau mana yang benar (atau) salah pelafalannya,” ujarnya.

Ia pun meng-iyakan dengan penjelasan temannya itu. Seketika muncul ide dalam benak Arnita, di kemudian hari ia melakukan ibadah sesuai agama yang dianutnya, seperti membaca alkitab dengan suara yang dikeraskan.

“Terus dia bilang, ngapain sih. Lho, aku kan baca kitab juga, emang ga boleh? Lu aja boleh,” kata dia.

Akhirnya terjadilah keributan. Sampai-sampai kakak pendamping asrama pun tahu dan mencoba memisahkan mereka. Akhirnya mereka pisah kamar, namun Arnita justru merasa malu dan tidak enak. Ia akhirnya meminta maaf.

Tertarik Islam dan jadi mualaf

Arnita, dulu benci islam kini mualaf

Photo :
  • YouTube Rukun Indonesia

Saat itu ceramah dr Zakir Naik sedang ramai dibahas. Ia pun kemudian menontonnya di YouTube. Ceramah dr Zakir Naik ini kerap kali membahas pertanyaan lintas agama yang kemudian dijawabnya berdasarkan Al-Qur’an. 

Apa yang dikatakan dr Zakir Naik ini selalu dipastikan kebenarannya oleh Arnita. Mulai dari situlah di minggu pertama kuliah di titik kritisnya.

Karena merasa ada yang mengganjal dari ajaran agamanya, di mata kuliah agama Kristen, Arnita bertanya kepada kakak asistensi.

“Kak kita kan di chapter ini kan dibilang kalau kita itu tidak boleh makan-makanan yang haram dan minum-minuman yang memabukkan, tapi why kita minum, makan babi. Bahkan, salah satu yang menggelitik di aku itu dari dulu kita ke gereja itu perjamuan kudus, dikasihnya anggur merah,” terangnya.

Dari situlah timbul pertanyaan-pertanyaan. Kemudian kakak asistensinya mengatakan kepada dia, bahwasanya dia harus mempercayai apa itu kristus.

“Kamu harus mempercayai apa itu Kristus. Kamu harus lebih banyak lagi (belajar). Kalau keimananmu semakin kuat, maka kamu akan percaya,” ungkap Arnita.

Arnita pun merasa tidak puas dengan jawaban kakak asistensinya itu. Kemudian ia mencari jawaban dari berbagai sumber yang bisa didapatkannya. Ia membuka lagi isi-isi ceramah di YouTube, salah satunya ceramah Ustaz Abdul Somad. Dari ceramahan itu banyak kebenaran-kebenaran yang disampaikan.

Dari kejanggalan kitabnya, dan merasa ceramah para ustadz itu benar, ia kemudian mulai tertarik dengan Islam. Arnita pun datang ke Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Hurriyyah IPB untuk masuk islam.

Saat itu pada hari Jumat, ustadz yang sudah siap-siap melaksanakan shoat Jumat tercengang dengan pernyataan Arnita. Kemudian oleh ustadz yang ditemuinya itu dirinya diminta datang kembali di hari esoknya.

Kabar Arnita akan pindah agama dari Kristen ke Islam langsung menyebar secara kilat di kampus IPB, termasuk terdengar oleh kakak tingkatnya. Ia pun sempat dirayu untuk tidak pindah dari agamanya.

“Saya dipanggil sama kakak-kakak tingkat, dibawa dengan harapan tidak jadi ikrar hari Sabtu. Harusnya saya ikrar hari Sabtu, tapi jadinya hari Senin saya masih ingat tanggal 20 September 2015,” tuturnya.

Oleh kakak tingkatnya itu ia ditahan agar memikirkan matang-matang. Kemudian oleh kakak tingkatnya, Arnita ditanya alasan pindah agama ke Islam. 

Dari hari Jumat hingga Minggu kakak tingkatnya itu masih membahas masalah Arnita yang akan pindah agama. Akhirnya kakak tingkat Arnita menyerah. 

Sempat dikira prank karena tidak ada kabar, pukul 15.10 WIB Arnita pun menghampiri ustadz tersebut untuk masuk masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Hingga kini ia masih masih menganut ajaran Islam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya