Pemeluk Agama Kristen Menurun di Inggris, Penganut Islam Malah Naik Tajam
- Londonist
VIVA Lifestyle – Menurut sensus tahun 2021, Inggris dan Wales bukan sebagai negara mayoritas Kristen. Jumlah orang penganut agama Kristen. Masyarakat yang menganut agama Kristen menurun di bawah 50 persen sejak tahun 2011 silam. Sensus ini wajib diikuti warga Inggris dan Wales yang berisi sejumlah pertanyaan demografi kepada responden.
Hal tersebut dilaksanakan setiap 10 tahun sekali dengan tujuan melihat bagaimana perubahan yang terjadi dari tahun ke tahun. Pertanyaan dalam survey ini juga disesuaikan dengan waktu. Sejak dilakukan pada 2001, salah satu pertanyaan yang ada adalah agama para responden. Namun, ada penurunan dan kenaikan signifikan dari sensus yang dilakukan.
Misalnya, dari 52,1 juta responden, 46,2 persen (27,5 juta jiwa) mengaku dirinya menganut agama Kristen. Angka tersebut turun 13,1 persen ketimbang sensus tahun 2011. Sedangkan responden tak beragama alias atheis adalah jawaban kedua terbanyak dan meningkat 12% jadi 37,2 persen (22,2 juta jiwa) ketimbang tahun 2011.
Sementara jumlah orang yang mengaku sebagai orang Islam adalah jawaban ketiga paling banyak dipilih, meningkat 1,6 persen menjadi 6,5 persen (3,9 juta jiwa). Terakhir untuk responden penganut agama Hindu naik jadi 1,7 persen. Meski agama Kristen mengalami penurunan, tapi menjadi keyakinan paling banyak dianut.
“Hal ini melanjutkan tren antara tahun 2001 dan 2011, ketika jumlah orang yang melaporkan ‘tidak beragama’ telah meningkat dari 14,8 persen (7,7 juta jiwa),” kata Kantor Statistik Nasional (ONS) yang dilihat dari IFL Science.
Penganut agama Kristen di Wales mengalami penurunan lebih besar ketimbang Inggris. Sedangkan orang yang mengaku tak memiliki agama mengalami peningkatan yang hampir sama dengan terjadi di Inggris. Sementara di Inggris, umat Kristen terbanyak berada di wilayah Barat laut negara tersebut.
“Ada banyak faktor yang mungkin berkontribusi terhadap perubahan komposisi agama di Inggris dan Wales, seperti pola penuaan, kesuburan, kematian, dan migrasi yang berbeda. Perubahan juga dapat disebabkan oleh perbedaan cara individu memilih untuk menjawab pertanyaan agama di antara sensus,” jelas ONS dalam laporan mereka.