Sukses Digelar Usai Pandemi, JFW 2023 Beri Sinyal Positif Geliat Industri Fashion

Sukses digelar usai Pandemi, JFW 2023 beri sinyal kesiapan industri fashion
Sumber :
  • ist

\VIVA Lifestyle – Gelaran Jakarta Fashion Week 2023 sukses diselenggarakan selama seminggu penuh sepanjang tanggal 24–30 Oktober 2022. Disiarkan langsung dari Pondok Indah Mall 3, Jakarta Selatan, ajang yang mengusung tema Fashion Reformation ini tetap diselenggarakan secara hybrid.

Gak Cuma Wastra, SPOTLIGHT 2024 Hadirkan Perpaduan Budaya Lewat Ratusan Karya Desainer

Gelar apik tersebut hadir di berbagai kanal, termasuk Instagram, TikTok, YouTube, Facebook, dan JFW.TV, serta berbagai mitra seperti Vidio.com, LazLive, MaxStream, dan DensTV. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

“Sebanyak 34 fashion shows disuguhkan oleh 126 desainer dengan lebih dari 1600 looks yang ditampilkan oleh 200 model. Sebelumnya, kami juga sudah mengadakan pre-event, di antaranya adalah melangsunxkan berbagai kompetisi,” ungkap Creative Director Jakarta Fashion Week 2023, Andandika Surasetja.

Indonesia International Modest Fashion Festival 2024, Pamerkan Wastra dari Sabang sampai Merauke

“Kami mencari bibit-bibit baru di dunia mode lewat Lomba Perancang Mode Menswear dan Lomba Perancang Aksesori, serta dunia modeling lewat Model Search, dengan Jacey Philana dan Viknes Waren sebagai pemenang. Wajah mereka ada di tiap campaign JFW 2023,” lanjutnya.

Kolaborasi dan kerja sama adalah kata kunci keberhasilan penyelenggaraan JFW 2023 setelah 2 tahun masa pandemi.

FOTO: Limitless Beauty, Ketika Dunia Fashion Bertemu dengan Seni dan Sejarah di Panggung JFW

Selain tetap bekerja sama dengan perusahaan media global Getty Images dan image sharing platform Pinterest, tahun ini Jakarta Fashion Week juga menghadirkan terobosan metafashion bersama WIR Group.

“Fashion perseveres,” ujar Svida Alisjahbana, Chairman Jakarta Fashion Week dan CEO GCM Group.

“Para desainer tidak hanya membawa karya, tapi juga optimisme. Setelah dua tahun penyelenggaraan secara virtual, kami kembali menyapa langsung para fashion enthusiasts. Meski demikian, kami tetap memperhatikan, bahkan melakukan berbagai peningkatan, pada aspek digital.” jelasnya.

Hasil dari penguasaan ruang digital yang agresif ini adalah respons positif dari para penikmat fashion. Hal ini terlihat dari capaian sejumlah 446.994.144 total impressions dan 314.686.687 total views yang diakumulasi dari berbagai aset.

Sebanyak hampir 8% dari digital viewers ini berasal dari luar negeri, namun dominasi tetap datang dari Indonesia. Dihadiri hampir 667 ribu pengunjung secara in person, penyelenggaraan JFW yang ke-15 ini juga tetap konsisten dengan perannya sebagai pendorong industri fashion Indonesia dengan sinergi bersama berbagai pihak.

“Panggung JFW bisa dikatakan semakin inklusif namun disertai segmentasi yang semakin tegas. Ada bibit-bibit bakat muda dari sekolah-sekolah mode, desainer indie, modest, ready-to-wear, sampai desainer couture. Kami juga melihat antusiasme yang semakin tinggi untuk desainer daerah atau yang mengangkat keunikan daerah. Misalnya saja, show dari
Dekranasda NTT yang menarik hampir 17 ribu viewers saat disiarkan live,”
ungkap Svida.

“Sementara itu, overall favorite tetap Dewi Fashion Knights dengan total impression yang nyaris mencapai satu juta, disusul dengan show persembahan kolaborasi kami dengan KOCCA Indonesia (Korea Creative Content Agency) di angka hampir 400 ribu,” papar Svida.

Mengingat telah dikuranginya pembatasan akibat pandemi, Svida menjanjikan lebih banyak kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan fashion Indonesia hingga ke luar Asia Tenggara di masa depan.

“Industri nasional sudah siap untuk kembali menggebrak. Hal ini bahkan terlihat dari koleksi dan looks yang ditunjukkan. Tidak ada lagi slouchy hair, semua riasan serba sleek, siap lepas landas. Potongan pakaian juga kembali terlihat lebih eksperimental dengan warna-warna urban yang mencolok. Akhirnya era lounge wear memudar - ini tanda untuk kita kembali beraktivitas, kembali menjalin kolaborasi,” tutup Svida.

Bicara tentang beauty trend, Qiqi Franky yang didapuk sebagai Makeup and Hairdo Director mengungkap bahwa tata rias yang dihadirkan dalam JFW 2023 menonjolkan keunik sangat beragam, bisa dikategorikan sebagai beauty, edgy, wedding, tribe, avantgarde.

“Namun, untuk tampilan sehari-hari masih adaptable dan relevan. Apa pun total look yang dihasilkan tetap mencirikan kecantikan khas Indonesia, tidak membuat model kehilangan karakternya,” kata Qiqi.

Ia mengakui bahwa tahun ini mendapatkan pengalaman berbeda dari sebelumnya. Selain tempat baru dan cara kerja berbeda, ia harus mengeksplorasi gaya dan tampilan untuk mendukung tampilan panggung karya 126 desainer menggunakan produk Make Over.

“Desainer-desainer Indonesia sangat keren, demikian pula Make Over yang saat ini memiliki inovasi lebih banyak lagi. Make Over sebagai produk Indonesia bisa disejajarkan dengan produk dari luar (negeri). Hasilnya spektakuler dan sangat bagus di kulit setiap model,” kata Qiqi.

“Visi Make Over sangat cocok dengan JFW. Tema yang diangkat juga sama, kami masuk masa transisi. Karena itu kami bisa eksplor lebih banyak dan sangat senang bisa berkolaborasi dengan JFW dalam show Dewi Fashion Knight - Fashion Mutation,” ungkap Arlyn Hanessia, Head Brand Building Make Over Indonesia.

Berbagai mitra juga terlibat dalam proses transformasi tahun ini, yaitu HDII DKI Jakarta dengan Rina Renville, Rubi Roesli (Biroe), Rica Ishak dan Safira Permatasari (Sora and Partners), juga para vendors Taco, Vivere, Malka, Every Collection, Himalaya, Idefab, Larch Studio, ClassInternational, Arte Room, Gajah Bumi, Biroe, Rica Ishak, Sora and Partners, Dari Jemariku, Lichticle, dan Ascendo Lighting.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya