4 Kejadian Aneh di Dunia: Katak Meledak hingga Katak Mengawini Ular
- CASPER'S BIRD RESCUE
VIVA Lifestyle – Fenomena-fenomena aneh memang kerap kali terjadi di berbagai belahan dunia, diantaranya melibatkan hewan, seperti matinya ribuan burung di Cirebon tahun lalu dan ribuan katak meledak di Jerman hingga hujan katak mengawini ular piton di Australia.
Sederet fenomena aneh dari hewan itu disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya perubahan iklim. Meski demikian fenomena tersebut tak hanya dikarenakan perubahan iklim, namun juga mekanisme pertahanan diri hewan tersebut
Penasaran? Berikut sederet fenomena aneh di dunia yang melibatkan hewan, dirangkum dari beberapa sumber:
1. Ratusan ikan buntal terdampar
Seorang ekspatriat Inggris menemukan ratusan ikan buntal yang memiliki racun saraf pembunuh (tetrodotoxin) yang lebih mematikan dari sianida. Ikan-ikan itu ditemukan terdampar di Pantai Muizenberg di Cape Town, Afrika Selatan.
Ratusan ikan buntal ini terdampar diduga imbas mekarnya tumbuhan gangga yang menghasilkan racun alami serta merubah warga air. Kemungkinan lain, ikan-ikan ini terdampar dan tersapu ombak ke pantai akitar mengembangkan diri saat kawin massal, atau satu bentuk respon bahaya lainnya.
2. Puluhan katak kawini ular piton
Puluhan katak Puru tertangkap basah sedang menunggangi seekor piton di Australia. Katak beracun ini tampak berjejer sembari memeluk tubuh ular tersebut sebagai upaya untuk mengawini si piton. Adegan ini terjadi setelah hujan lebat yang terjadi di Kununurra, Australia Barat.
Dilansir dari CBC, ahli biologi di Museum Australia di Sydney Jodi Rowley mengatakan 10 katak tersebut terbutakan akibat hasrat untuk kawin. Rowley mengatakan katak Puru jantan memang terkenal mudah terangsang usai hujan lebat.
Rowley mengatakan katak Puru jantan akan berkumpul secara berkelompok dan menunggu katak betina. Ketika katak Puru jantan ini melihat betina, insting akan mendorong mereka untuk langsung melompat ke punggung betina, hinggap, dan mendekap erat-erat untuk dikawini.
Namun, ketika bernafsu, katak jantan ini agak kurang memilih objek yang akan ditangkap. Sehingga mereka memiliki kecenderungan untuk melekat pada apapun, termasuk benda mati seperti batu, kaki manusia, hingga katak jantan dari spesies lain.
3. Ratusan burung jatuh dari langit
Fenomena ratusan burung jatuh dari langit ini terjadi di Kota Cirebon pada Selasa, 14 September 2021 lalu. Di belahan negara lain pun kejadian serupa pernah terjadi, seperti pada September 2020 di kawasan Amerika bagian selatan kejadian ratusan burung jatuh dari langit terjadi di beberapa wilayah. Peneliti memperkirakan kejadian ini sebagai dampak perubahan iklim dan rusaknya habitat hidup burung tersebut.
Seperti pada kasus di Amerika, kebakaran hutan yang terjadi di beberapa negara bagian di wilayah Barat Amerika mengubah jalur migrasi para burung tersebut. Jalur migrasi yang mulanya berada di kawasan pesisir yang kaya akan makanan berubah menjadi kawasan gurun Chihuahua yang minim sumber air dan makanan, sehingga membuat burung-burung tersebut kelaparan di sepanjang jalur migrasinya. Hal tersebut disimpulkan dari penemuan bangkai-bangkai burung yang sangat kurus hingga hanya tulang dan bulu.
4. Ribuan katak meledak
Katak seringkali memompa tubuhnya untuk menjadi lebih besar dari predator, namun itu tidak lantas membuatnya meledak. Pada April 2005 di Hamburg, Jerman ribuan kodok meledak pada periode beberapa hari, bahkan hingga bagian-bagian tubuh mereka berceceran.
Dilansir dari Mentalfloss, Dr. Franz Mutchsmann, seorang dokter hewan dari Berlin mencoba memberikan hipotesis mengenai fenomena kodok yang tiba-tiba meledak ini.
Franz mengaitkan fenomena ini dengan kawanan gagak yang akhir-akhir ini tersebar di beberapa bagian kota Hamburg. Franz mengatakan gagak-gagak tersebut mulai menjadikan katak sebagai mangsanya. Gagak memburu kodok dengan menukik dari langit dan mengambil hati kodok sebelum kodok tersebut sadar apa yang terjadi.
Katak melakukan mekanisme pertahanan diri dengan mengembangkan tubuhnya, namun dengan adanya lubang di tubuhnya menjadikan tekanan berlebih pada mekanisme pertahanan yang akhirnya membuat kodok meledak dan berserakan.