Kelola Sampah di Bali, Hal Ini Mulai Dilakukan

Lautan sampah di aliran sungai mangrove di Bali Selatan tahun 2021
Sumber :
  • Instagram Sungai Watch

VIVA Lifestyle – Sampah jadi salah satu masalah yang belum tuntas di Indonesia. Perilaku masyarakat, kurangnya tempat membuang sampah sampai manajemen terkait itu jadi saling berkaitan untuk menyelesaikan masalah tentang sampah. Seperti diketahui, membuang sampah sembarangan mendatangkan banyak masalah, mulai dari bau yang tidak sedap, banjir sampai penyakit.

Bule Rusia Dideportasi, Overstay hingga Tak Bayar Tagihan RS Rp 33 Juta di Bali

Berbagai pihak mulai bergerak untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya seperti yang terjadi di Bali. Scroll selanjutnya ya.

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Provinsi Bali menghasilkan 915,5 ribu ton sampah sepanjang tahun 2021. Angka yang cukup besar untuk pulau Bali yang tidak begitu luas.

Dispar Bali Lakukan Sidak di Desa Wisata Kertha Gosa

Tumpukan Sampah yang Semakin Meninggi, Source: Shutterstock

Photo :
  • vstory

Maka perlu berbagai cara untuk menangani sampah tersebut dengan tepat. Salah satunya menyiapkan sejumlah motor listrik yang ramah lingkungan sebagai armada kolektor sampah anorganik.

Masyarakat Bali Mulai Lirik Motor Listrik Honda EM1

Sampah anorganik berasal dari benda tak hidup dan bersifat tidak biodegradable. Contoh sampah anorganik adalah botol plastik. Pengelolaan sampah ini harus tepat dan cepat dengan menggandeng banyak pihak.

Seperti yang dilakukan perusahaan yang  yang bergerak dibidang pengolahan sampah anorganik sejak tahun 2015, Rapel. Kini mereka hadir di Pulau Dewata. Selama ini, mereka sudah mengolah sampah anorganik sebanyak 1500 ton se-Indonesia. 

“Dengan resminya Rapel beroperasi di Pulau Bali, kami sangat terbuka untuk bekerjasama dengan masyarakat dan berbagai instansi dalam melakukan sosialisasi dan penjemputan sampah anorganik.” ungkap Gayatri selaku Head of Branding, Marketing & Campaign.

Rapel di Bali

Photo :
  • ist

Selain menyiapkan motor listrik, mereka juga memiliki aplikasi yang dapat menjangkau individu lebih menyeluruh. Tak hanya itu, Setiap sampah anorganik yang disetorkan ke aplikasi tersebut akan memiliki nilai ekonomi sesuai jenis sampah yang disetorkan. 

Setelah mengunduh aplikasi, pengguna cukup foto dan tentukan jadwal penjemputan, lalu kolektor akan datang dan mengambil sampah anorganik yang sudah dikumpulkan. Saldo juga akan otomatis tercantum dalam aplikasi setiap melakukan transaksi. Sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat dari pemilahan sampah.

"Saat ini, Rapel sudah bekerjasama dengan Bank Sampah di Banjar Legian Kelod -Kuta, beberapa Fakultas di Universitas Udayana, dan beberapa instansi lainnya. Setelah ini kami akan gencar melakukan sosialisasi rapel agar edukasi tentang pemilahan sampah berjalan secara merata," kata Gayatri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya