Solusi Mengurangi Sampah Plastik dengan Daur Ulang dan Penggunaan Kembali

The SDGs National Seminar Series diselenggarakan Bakrie Center Foundation (BCF).
Sumber :
  • ist

VIVA Lifestyle – Saat ini, masalah sampah plastik masih menjadi perhatian banyak dari berbagai pihak. Melihat dari adanya penambahan volume sampah plastik, Suyud Warno Utomo Dosen Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, menyatakan bahwa sudah saatnya seluruh pihak harus mulai peduli dan mempercepat dalam mengambil langkah perbaikan untuk pengelolaan sampah plastik di Indonesia.

Ekonomi Sirkular melalui Bank Sampah Sebagai Solusi Mengurangi Limbah

Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi pembicara dalam The SDGs National Seminar Series yang diselenggarakan oleh Bakrie Center Foundation (BCF) secara daring pada Selasa 1 November 2022. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Selain itu, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia memiliki 4 strategi yang dilakukan untuk mencapai kelestarian lingkungan yang berkelanjutan.

Rano Karno Janji Bikin Sampah Jadi Rezeki Bukan Masalah Warga Jakarta, Retribusi Tak Dibutuhkan

Keempat strategi tersebut yaitu industri hijau (ramah lingkungan), industri strategis, industri bebasis 4.0, dan penggunaan produk dalam negeri serta subsitusi impor.

“Kami menyadari bahwa sektor industri memiliki kontribusi cukup besar bagi Indonesia, namun kita harus memastikan bahwa sektor lingkungan harus tetap terjaga. Khususnya dalam industri yang menggunakan plastik sebagai produk. Daur ulang menjadi salah satu cara terbaik untuk mengurangi dampak negatif dari sampah plastik yang dihasilkan,” jelas Emmy Suryandari, Kepala Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri.

Soal Urus Sampah di Jakarta, Suswono Pilih Cara Ini Ketimbang Retribusi

Dari sektor industri, Danone Indonesia sudah mengaplikasikan kebijakan terkait produksi produk plastik. Menurut Jeffri Ricardo sebagai Sr. Packaging Circularity Danone Indonesia, sejak akhir tahun 2019 Danone resmi merilis kemasan botol yang seluruhnya terbuat dari plastik daur ulang. Hal tersebut termasuk ke dalam packaging circular economy.

Menurutnya, inovasi daur ulang sampah plastik tidak lengkap manfaatnya tanpa edukasi yang terus menerus diberikan kepada masyarakat.

“Kami percaya sudah saatnya industri masa depan bergerak menuju penerapan emisi ulang dan pengelolaan sampah plastik ini tidak mungkin hanya dilakukan satu badan saja, perlu ada multi kolaborasi dengan menerapkan strategi model pentahelix yang terdiri dari korporasi, akademisi, pemerintah, komunitas, hingga media,” jelas Jeffri.

Ada beberapa factor penyebab masalah sampah terutama sampah plastik di Indonesia seperti minimnya alokasi biaya dalam pengelolaan sampah di pemerintah daerah hingga masyarakat yang masih belum sadar akan bahaya sampah plastik baik bagi lingkungan maupun kesehatan.

United Nations Development Program (UNDP) melakukan beberapa upaya untuk mendukung tercapainya lingkungan yang bebas dari sampah plastik.

Upaya tersebut diantaranya mendirikan pusat daur ulang, refuse derived fuel, plastic tax, single use plastic ban yang sudah diterapkan pada 90 daerah di Indonesia, serta bulan cinta laut.

“UNDP mendukung national circular economy strategy untuk industri makanan dan minuman. Kita ini yang masih hidup ini memang tetap akan menghasilkan sampah ya, jadi harapannya nanti kita dengan banyaknya masalah sampah yang besar di negara ini, harapannya dengan kita melakukan inisiatif masing-masing menjadi bagian dari langkah pengurangan sampah plastik,” tutur Ahmad Bahri Rambe selaku National Project Coordinator for Marine Debris Management Secretariat UNDP.

Dalam mendukung kolaborasi multisektor Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) juga mengambil bagian dalam menciptakan petisi setop penggunaan kantong plastik pada tahun 2016.

Hal ini merupakan bentuk implementasi 3 pilar utama GIDKP yaitu advokasi kebijakan, kerjasama, dan edukasi. Salah satu program utama yang dilakukan GIKDP untuk mengatasi permasalahan sampah plastik yatu dengan melakukan penggunaan Kembali (reuse).

“Menurut kami, penggunaan ulang ini tidak menghasilkan sampah. Misalnya penggunaan galon air minum. Sudah menjadi kebiasaan kita mengembalikan, jadi konsumen bisa mengembalikan dan tidak perlu menghasilkan sampah. Kemudian dari produsen, dapat mengurangi beban produksi dalam membuat kemasan baru,” jelas Adhitiyasanti Sofia selaku Program Manager (GIDKP).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya