Cara Atasi Rasa Takut Menghadapi Pernikahan Menurut Psikolog Caca Tengker
- IG @kamayabaliweddings
VIVA Lifestyle – Membina rumah tangga berarti akan memberikan tanggungjawab yang begitu besar bagi setiap pasangan untuk saling menjaga satu sama lain. Untuk menciptakan keharmonisan dalam rumah tangga juga diperlukan kesiapan yang matang bukan hanya dari segi materi tetapi juga secara mental atau psikis.
Namun banyak orang yang malah merasa takut akan pernikahan karena belum berani mengemban banyak tanggungjawab dalam peran baru sebagai suami atau istri dan orangtua. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Ketakutan yang dirasakan itu bisa datang dari berbagai faktor. Masing-masing orang juga memiliki trauma masa lalu sendiri yang membuat mereka takut membina rumah tangga.
"Sebenarnya kalau bicara faktor apa saja, sudah pasti ada banyak faktor. Setiap orang juga bisa jadi punya faktor yang berbeda-beda," jelas Psikolog Caca Tengker kepada VIVA, saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut adik Nagita Slavina itu, kesiapan diri sangat penting untuk dimiliki setiap orang sebelum memutuskan untuk melangkah ke jenjang pernikahan.
Sebab, jika seseorang dipaksa menikah tanpa kesiapan mental dari dalam dirinya, maka akan memberikan dampak yang negatif bagi keluarga kecilnya.
"Tetapi kalau kita bicara soal kesiapan, coba dibayangkan kalau anak umur 0 bulan dipaksa untuk jalan. Ngga bisa kan? Dampaknya apa? Banyak banget dampak negatifnya," kata Caca.
Disamping faktor rasa takut yang datang dari berbagai latar belakang dan pengalaman masing-masing, menurut Caca, setiap orang dewasa harus mempunyai rasa tanggungjawab dalam dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum nantinya harus bertanggungjawab atas pasangan, anak, dan rumah tangganya.
"Setiap manusia punya pilihan, mau menikah atau tidak menikah, karena manusia dewasa harus punya tanggungjawab sama dirinya sendiri," ujar Caca.
"Kalau dia tidak punya tanggungjawab untuk dirinya sendiri lalu mau menikah, malah akan jadi malapetaka untuk dia, untuk suami dan untuk anaknya," sambungnya.
Memiliki kesiapan yang matang sebelum pernikahan juga akan meminimalisir memberikan trauma atau rasa takut yang sama kepada orang lain seperti pasangan dan anak-anak.
"Trauma itu cukup sampai di kita aja kalau kita udah bisa lebih baik untuk mengelola trauma. Jadi jangan sampai kita sebar luaskan trauma itu dan sampe ke anak kita," ujarnya.
Adapun Caca Tengker menyarankan bagi setiap orang di luar sana yang merasa takut atau belum siap untuk pernikahan supaya mencari jati dirinya terlebih dahulu.
Mengenal diri lebih dalam bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya menjalani hobi untuk mencari tahu minat dan bakat dari dalam diri. Mengikuti seminar atau webinar untuk memetik ilmu juga bisa menjadi solusi untuk memberikan pandangan soal jalan keluar dari keputusan yang akan diambil.
"Jadi kalau kita belum siap untuk menikah, caranya adalah kenalan dulu sama diri sendiri sebanyak-banyaknya. Bisa dengan ikutan seminar, webinar, cari tahu minat bakat kita, ketahui apa sih yang kita suka dan ngga suka," kata Caca Tengker.
Memproses diri dengan sebaik-baiknya sebelum memutuskan untuk melangkah pada pernikahan sangat dianjurkan sebagai upaya persiapan diri mengemban tanggungjawab baru dalam membina rumah tangga.
"Pernah ngga kita lihat diri kita sendiri di kaca, ngomong sama diri sendiri di kaca. kalau kita ga nyaman ngobrol dan berhubungan dengan diri sendiri bagaimana orang lain mau nyaman berhubungan sama kita?" tanya Caca.
"Jadi proses diri sendiri dulu sebaik-baiknya. kalau di situ udah ketemu 'oh saya sudah siap nih menjalin hubungan, menerima tanggungjawab baru, menerima peranan baru, ya mungkin itulah saatnya. Tapi kalau memang belum siap, jangan pernah memaksakan sesuatu karena orang lain," pungkasnya.