Mengenal 6 Rumah Adat Sumatera Utara yang Sangat Ikonik
- Istimewa
VIVA Lifestyle – Sumatera Utara adalah salah satu provinsi yang menjadi cagar budaya Indonesia, sehingga tak heran bila rumah adat Sumatera Utara ini menarik untuk dikulik lebih dalam. Berkat masyarakatnya yang masih melestarikan peninggalan warisan budaya, rumah adat Sumatera Utara masih bisa dijumpai sampai saat ini.Â
Bukan hanya dijadikan sebagai tempat tinggal, rumah adat ini juga mempunyai berbagai keunikan. Ada lima suku di provinsi ini yang masih bertahan dengan adat dan budayanya. Masing-masing suku mempunyai arsitektur yang akan membuat kamu kagum dengan interiornya dan juga ragam jenisnya yang akan memanjakan mata.Â
Salah satu hal yang mengakibatkan beragamnya rumah adat yang ada di Sumatera Utara itu adalah beragamnya suku Batak yang tersebar di seluruh provinsi. Mulai dari Karo, Simalungun, Tapanuli atau Toba, Mandailing, sampai Pakpak. Nah, untuk mengenal lebih lanjut, simak ulasan tentang rumah adat Sumatera Utara yang dirangkum dari berbagai sumber.Â
1. Rumah Adat Karo
Rumah adat Sumatera Utara yang paling dikenal publik adalah rumah adat Karo. Rumah yang satu ini kerap menjadi pilihan wisata budaya yang populer di kalangan turis lokal dan mancanegara. Rumah adat Karo ini menjadi rumah adat Sumatera Utara yang paling tinggi dan paling besar. Tinggi rumah adat tersebut ada yang mencapai 12 meter.Â
Menariknya, meski menjadi rumah adat terbesar dan tertinggi di Sumatera Utara, tapi rumah adat Karo ini dibangun tanpa memakai paku. Ada enam belas tiang yang bersandar pada batu-batu besar yang menyangga bangunan ini sehingga kuat berdiri. Uniknya, bagian atap terbuat dari ijuk hitam yang diikat dalam kerangka anyaman bambu.Â
Sedangkan untuk lantainya terbuat dari kayu yang disusun dan dirangkai dengan apik sehingga menempel satu dengan yang lain. Rumah adat Karo ini mempunyai nama lain yaitu rumah adat Siwaluh Jabu yang mempunyai arti bahwa rumah adat ini dihuni oleh delapan keluarga yang memiliki peran berbeda-beda dalam rumah tangga.Â
2. Rumah Adat Nias
Rumah adat Nias menjadi rumah adat Sumatera Utara selanjutnya yang bila dilihat dari tampilannya terlihat mungkin ketimbang rumah adat Karo. Rumah adat satu ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu Omo Hada dan Omo Sebua. Rumah adat Omo Hada adalah rumah adat Nias yang dipakai untuk masyarakat biasa Suku Nias.Â
Sedangkan untuk rumah adat Omo Sebua diperuntukkan bagi petinggi sampai bangsawan. Dari segi bentuknya, kedua bangunan ini tidak jauh berbeda. Namun, dari ukuran sangat jelas terlihat beda. Untuk rumah adat Omo Sebua ini mempunyai tipe rumah panggung dengan tinggi kolong panggung mencapai 2-5 meter.Â
Sedangkan untuk Omo Hada, kolong panggungnya mencapai 1-2 meter saja. Rumah adat ini dibuat dari kayu nibung yang dipakai sebagai penyangga dan atap yang terbuat dari rumbia untuk rumah adat Omo Hada sedangkan Omo Sebua memakai atap dari tanah liat. Keunikannya adalah pondasinya yang kokoh membuatnya tahan guncangan.Â
3. Rumah Adat Bolon
Rumah adat Bolon ini termasuk salah satu rumah adat Sumatera Utara yang mempunyai tampilan unik. Hal ini karena bentuk atapnya yang mirip seperti pelana kuda dengan bagian ujung yang sangat lancip. Rumah adat satu ini adalah rumah panggung yang bagian kolong panggungnya mencapai 1,7 meter dari atas tanah.Â
Bagian dalam rumah adat Sumatera Utara ini tidak memiliki sekat dan dibiarkan begitu saja. Rumah satu ini dibuat dari papan kayu yang atapnya terbuat dari ijuk atau daun rumbia. Sama dengan rumah adat Nias, rumah satu ini tidak memakai paku, melainkan memakai tali untuk menyatukan bahan-bahan rumah supaya tahan guncangan.Â
4. Rumah Adat Bagas Godang
Berikutnya adalah rumah adat Bagas Godang yang sering disebut dengan nama rumah adat Mandailing lantaran berasal dari Suku Batak Mandailing. Rumah adat Sumatera Utara ini awalnya adalah tempat tinggal atau tempat beristirahat para saja. Tapi, sekarang sudah menjadi warisan budaya dan bisa dipakai oleh masyarakat untuk musyawarah atau pertemuan warga.Â
Rumah adat Bagas Godang ini mempunyai ciri khas bentuk persegi panjang ke belakang dengan bagian atap yang berbentuk segitiga. Pada bagian atas atap tampak seperti bentuk gunting. Bagian atap ini kemudian dijuluki sebagai bentuk tarup silengkung dolok alias bentuk atap pedati.Â
Sedangkan untuk bagian atapnya terbuat dari ilalang dan juga dedaunan kering. Kita dapat melihat pada bagian atap depan yang ada ornamen berwarna merah, putih, dan hitam yang menjadi ciri khasnya. Sedangkan untuk bahan bangunannya terbuat dari kayu-kayu besar yang berjumlah ganjil sebagai penyangga utama.Â
5. Rumah Adat Pakpak
Di antara rumah adat Sumatera Utara, mungkin rumah yang satu ini mempunyai tampilan yang paling cerah lantaran warna merah dan oranye yang mendominasi pada bagian atap dan dinding rumahnya. Namun, ada pula rumah adat Pakpak yang masih memakai warna hitam dan cokelat pada atap kemudian putih pada bagian dinding.Â
Rumah adat satu ini mempunyai fungsi sebagai tempat untuk melangsungkan musyawarah dan mencapai penyelesaian masalah itu. Keunikan rumah ini terletak pada bagian atapnya yang mirip seperti tanduk kerbau. Filosofinya adalah karena atap rumah melambangkan semangat kepahlawanan yang kuat.Â
6. Rumah Adat Simalungun
Saat mendengar rumah adat Simalungun, pasti yang terbayang dalam benak kita adalah rumah adat Sumatera Utara yang ukurannya sangat besar. Bahkan, jika dibandingkan dengan rumah adat yang lain, bentuknya memang besar. Ciri khas dari rumah adat Simalungun ini adalah bangunannya yang berbentuk limas dengan tipe rumah panggung.Â
Bagian kolong panggungnya ini dibuat setinggi dua meter dengan tujuan untuk menghindari serangan babi hutan serta hewan liar yang lain. Pada rumah adat Simalungun ini ada kayu-kayu penyangga yang diukir warna. Sedangkan pada bagian pintunya sengaja dibuat pendek, tujuannya untuk tamu menghormati pemilik rumah karena sedikit membungkuk.Â
Rumah adat Simalungun ini pada awalnya dibangun oleh Raja Simalungun pada sekitar tahun 1939. Saat ini, rumah adat Sumatera Utara banyak dijumpai di Kota Pematangsiantar dan Simalungun.Â