Janda di Daerah Ini Terus bertambah, Ratusan Istri Rutin Gugat Cerai Perbulannya
- VIVA/Adi Suparman
VIVA Lifestyle – Kasus keretakan rumah tangga oleh Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) maupun himpitan ekonomi dan perselingkuhan tengah jadi sorotan. Di Jawa Barat, salah satunya di Kabupaten Purwakarta disebut menjadi salahsatu daerah yang meningkat kasus perceraiannya.
Kasus perceraian di Kabupaten Purwakarta sejak Januari hingga September 2022 ini menembus 1.658 perkara. Yuk scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Dari 1.658 perkara yang masuk ke Pengadilan Agama (PA) Purwakarta tersebut di antarnya sudah diputus cerai, baik talak maupun gugat.
"Dari total perkara yang masuk, yang sudah diputus cerai sebanyak 1534 perkara," ungkap Ketua Panitera PA Purwakarta, Asep Kustiwa, Selasa, 11 Oktober 2022.
Asep menilai, perselisihan pasangan kerap jadi pemicu gugatan cerai terjadi. Selain permusuhan yang secara terus menerus, masalah perekonomian kerap jadi pemicu para istri menggugat cerai suaminya.
"Alasan lainnya berupa kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), ada juga yang murtad atau keluar dari agamanya, hingga ditinggalkan salah satu pihak," katanya.
Sementara itu, dari ribuan perkara tersebut salah satunya adalah gugatan cerai dari Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika terhadap suaminya yaitu Anggota DPR Dedi Mulyadi.
Diketahui, sidang perdana gugatan cerai Bupati Anne digelar pada 5 Oktober 2022 lalu. Namun karena pihak tergugat tidak hadir, sidang ditunda dan dilanjutkan pada 19 Oktober 2022 mendatang.
Sebelumnya, dalam sebuah artikel penelitian ternyata Indonesia termasuk negara dengan jumlah janda terbanyak. Pada tahun 2015, jumlah janda di Indonesia mencapai 9,5 juta jiwa pada tahun 2015.
Meski begitu, jumlah ini masih terbilang kecil jika dibandingkan jumlah perempuan menikah yang mencapai 103,8 juta.
Angka ini tidak memiliki selisih yang cukup jauh jika dibandingkan dengan survei tahun 2010, di mana Indonesia menduduki peringkat keempat dengan total janda 9,4 juta jiwa.
Data yang dihimpun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan setidaknya ada 258 juta janda yang tersebar di seluruh dunia, dengan satu dari sepuluh janda tersebut hidup dalam kemiskinan.