4 Fakta Unik Suku Polahi Gorontalo, Tetap Normal Meski Kawin Sedarah
- Instagram @seaaypee_
VIVA Lifestyle – Kehidupan masyarakat Indonesia memang sangat menarik untuk dikulik lebih dalam, salah satunya adalah soal suku Polahi di Gorontalo yang dikenal masih cukup tertutup dari dunia luar. Masyarakat yang mendiami wilayah tersebut adalah suku terdalam asli Gorontalo yang sampai saat ini tidak mengalami revolusi.Â
Uniknya, masyarakat di suku Polahi ini memakai bahasa asli Gorontalo yang digunakan sejak zaman dahulu kala dan turun temurun sampai sekarang. Mereka juga kerap menggunakan bahasa tubuh yang hanya bisa dimengerti oleh suku mereka saja. Untuk mengenal lebih jauh, berikut ulasan selengkapnya.Â
1. Sejarah
Konon katanya, dahulu masyarakat di suku Polahi adalah masyarakat yang tak ingin ditindas dan juga dijajah oleh Belanda di masa kolonial. Lalu, mereka membuat sebuah kelompok dan melarikan diri ke dalam hutan belantara. Di pedalaman hutan Boliyohuto, Provinsi Gorontalo, suku Polahi ini hidup secara nomaden.Â
Menurut catatan sejarah, mereka adalah sebuah kelompok masyarakat buronan pada zaman Belanda. Sampai Indonesia merdeka tahun 1945, mereka lebih memilih untuk tetap tinggal di dalam hutan dan menganggap bahwa orang luar adalah penjajah. Sebab dari itu, mereka dikenal primitif.Â
2. Kepercayaan
Suku Polahi Gorontalo diketahui tidak mempercayai agama atau keyakinan apa pun. Mereka hanya menjalankan kehidupan tanpa memikirkan kepercayaan yang harus dianut. Menurut cerita Putri Gorontalo Utara yang sudah menjadi istri raja alias Kepala Suku Polahi ke-3, mereka tidak paham agama.Â
Tapi, mereka diberitahu sedikit soal larangan memakan hewan yang dilarang oleh agama tertentu. Misalnya seperti babi, ular, dan lain sebagainya yang kerap menjadi santapan suku Polahi saat berburu binatang bias. Hal ini karena latar belakang putri (istri Raja) sebagai warga desa yang beragama Islam.Â
3. Bahasa
Masyarakat di suku ini terlahir di tengah pegunungan yang jauh dari kebisingan dan keramaian manusia serta kendaraan. Diketahui, sejak lahir mereka sampai dewasa, bahasa yang dipakai adalah bahasa tradisional atau bahasa hulonthalo. Dalam bahasa ini, mereka bisa berinteraksi dengan penduduk desa dan tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.Â
4. Kawin Sedarah
Salah satu tradisi unik dan menarik yang selalu dilaksanakan oleh masyarakat suku Polahi adalah perkawinan sedarah atau inses. Pernikahan itu bisa terjadi antara ibu dan anak laki-laki, bapak dan anak perempuan, maupun saudara laki-laki dengan saudara perempuannya.Â