Ritual Ekstrem Sky Burial di Tibet, Jasad Diterbangkan ke Langit

Sky Burial Tibet
Sumber :

VIVA Lifestyle – Mungkin sudah sering kita dengar adanya berbagai jenis proses pemakaman di Indonesia, seperti membakar jenazah, mengubur, hingga berbagai tradisi unik sekaligus aneh lainnya terkait adanya ritual pemakaman di Indonesia.

Sambil Gemetar, Ikang Fawzi: Marissa I Love You, Tapi Aku Harus Ikhlaskanmu

Tak berbeda dengan daerah-daerah yang ada di Indonesia yang memiliki ritual pemakaman terbilang aneh dan juga ekstrem, ternyata di Tibet juga memiliki tradisi pemakaman yang tak kalah menariknya untuk kita ketahui.

Sebut saja itu adalah Sky Burial atau dikenal dengan pemakaman langit. Lantas, seperti apa Sky Burial itu?

Sambil Menangis di Atas Pusara Marissa Haque, Ikang Fawzi: Beruntungnya Aku Jadi Suamimu

Sky Burial

Photo :

Pada umumnya jika seseorang yang sudah meninggal dunia, jasadnya akan dikubur ataupun dikebumikan ke dalam liang lahat. Tapi berbeda dengan Indonesia, di Tibet justru para jenazah orang-orang yang sudah meninggal justru diterbangkan ke atas langit.

Adzankan Marissa Haque Sambil Tahan Tangis, Ikang Fawzi: Ridho, Ridho

Di mana mereka membiarkan jenazah tersebut dimakan oleh burung-burung pemakan bangkai ataupun burung nasar. Bagi penduduk masyarakat di Tibet, bahwa jasad-jasad yang diterbangkan itu pasti akan masuk ke surga. Lantas bagaimana fakta di balik Sky Burial itu?

Berikut ini mari kita simak fakta di balik Sky Burial atau yang kerap disebut dengan pemakaman langit.

Sky Burial atau Pemakaman Langit

Sky Burial

Photo :

Sky Burial atau pemakaman langit ini ternyata dilakukan oleh masyarakat provinsi Qinhai, Mongolia, Tibet, dan Mongolia Dalam. Hal tersebut dikarenakan Tibet memilik struktur geografis yang berbatu dan berbukit-bukit.  Hingga sangat tidak memungkinkan untuk membuat lahan kuburan. 

Tidak hanya itu, ada juga karena adanya faktor kelangkaan bahan bakar dan kayu membuat para jenazah tidak dapat dibakar seperti pada umumnya. 

Namun, tidak semua jenazah dapat dimakamkan dengan tradisi ini. Ada beberapa syarat, seperti berumur 18 tahun ke atas, wanita yang sedang tidak hamil, dan mereka yang meninggal karena kecelakaan atau sakit tidak dapat melakukan ritual ini.

Ritual pemakaman satu ini terbilang sangat sakral karena masih dilakukan pada beberapa kuil Buddha saja, di mana seperti yang ditulis dari laman situs resmi Drikung Kagyu Foundation, Drigung Monastery di Tibet.

Banyak masyarakat Tibet yang meyakini, jika ritual cukup ekstrem sekaligus aneh ini disebut juga dengan Jhator. Di mana ritual ini dipercaya dapat membawa arwah pada jenazah yang sudah meninggal dunia langsung masuk ke dalam surga.

Sejarah Sky Burial

Agama Bon

Selama sejarah awal Tibet ketika agama utamanya adalah Bon, penguburan bumi, atau sekadar makam adalah praktik pemakaman yang paling umum bagi orang-orang Tibet yang mulia. 

Di Lembah Yarlung Tsangpo, masih ada makam Raja Tibet pertama. Lembah Para Raja terletak di luar Tsedang. Makam yang paling menonjol adalah milik Raja Songtsen Gampo. Pada saat ini, makam terlihat seperti bukit besar dari luar. 

Menurut catatan Tibet, makam raja Songtsen Gampo seharusnya berada jauh di bawah tanah dengan beberapa ruang dalam yang menyimpan berbagai relik, dan artefak yang terbuat dari perak, emas, dan menggunakan berbagai batu mulia.

Agama Budha

Dengan adopsi agama Buddha di Tibet, jenis pemakaman lain menjadi lebih populer di Tibet. 
Tradisi yang paling umum digunakan adalah:

  • Pemakaman Langit
  • Stupa pemakaman
  • Pemakaman Api (kremasi)
  • Pemakaman air
  • penguburan bumi

Tata Cara Melakukan Sky Burial

Burung Sky Burial

Photo :

Praktik yang tepat dari pemakaman langit Tibet mungkin sedikit berbeda tergantung pada wilayahnya, dan seberapa sibuk situs pemakaman langit tersebut. Ini adalah gambaran dari tradisi yang khas.

Setelah orang Tibet meninggal, keluarga menyimpan jenazah di rumah selama 3 sampai 5 hari ke depan. Selama waktu itu, para biksu mengunjungi rumah itu untuk membacakan doa dan juga membaca Bardo Thodol – Kitab Orang Mati Tibet dalam terjemahan bahasa Inggris. 

Buku tersebut menjelaskan apa yang dihadapi roh selama proses kelahiran kembali. Setelah itu, tubuh siap untuk penguburan langit. Situs pemakaman langit biasanya tinggi di pegunungan, tempat burung nasar berkumpul. 

Situs itu sendiri seringkali hanya berupa lempengan batu datar. Area di sekitarnya ditandai dengan ratusan bendera doa.  Punggung jenazah dipatahkan kemudian jenazah dibawa ke puncak gunung. Tumden , pemecah tubuh , membakar dupa juniper untuk menarik burung nasar. 

Dia memotong tubuh dan membiarkan burung nasar mengurus sisanya. Setelah kurang lebih hanya 10-15 menit, burung-burung tersebut hanya menyisakan bangkai tubuh. Kemudian sang master menghancurkan tulang dengan palu dan mencampurnya dengan tsampa tepung barley panggang dan mencampurnya dengan teh mentega Tibet. Burung nasar, serta burung gagak dan elang, menghabisi setiap bagian tubuh.

Ini adalah pertanda buruk jika burung nasar tidak selesai memakan tubuh. Orang Tibet percaya bahwa itu adalah akibat dari perbuatan buruk seseorang.

Anggota keluarga tidak menghadiri upacara. Mereka tinggal di rumah dan berdoa. Selama 49 hari ke depan, keluarga akan meminta doa dari para lama. Menurut Bardo, setelah 7 minggu semangat itu akan terlahir kembali.

Situs Sky Burial di Tibet

Ada banyak pemakaman langit di Tibet. Saat bepergian di dataran tinggi, pemandu Anda akan menunjukkan beberapa di antaranya. Namun, mereka sulit dilihat karena semuanya tinggi di pegunungan. Juga, orang asing tidak diizinkan untuk mengunjungi pemakaman langit dan menonton upacara.

Beberapa pemakaman langit yang paling terkenal berada di dekat biara Drigun Til , Pabongka , Biara Sera , dan Larung Gar di Tibet Timur. Jika Anda bepergian ke Gunung Kailash , Anda akan melihat salah satu situs pemakaman langit dari kejauhan pada hari pertama Anda berjalan di sekitar gunung. Ada situs pemakaman langit tua (tidak lagi aktif) di seberang Pertapaan Drak Yerpa yang dapat Anda kunjungi. Ini juga merupakan tempat yang bagus untuk melihat panorama seluruh kompleks candi. 

Burung Nasar Dipercaya Sebagai Reinkarnasi Malaikat

Masyarakat Tiber percaya, jika burung pemakan bangkai dari jasad yang telah meninggal dunia itu merupakan reinkarnasi dari malaikat. Mereka juga menyebutkan, bahwa hewan tersebut disebut juga dengan nama Dakini. Dimana burung tersebut dipercaya datang untuk mengambil arwah dan mengantarkannya langsung ke surga.

Di mana arwah mereka menunggu untuk direinkarnasi dan dilahirkan kembali dalam kehidupan lainnya.

Lokasi Dilakukannya Pemakaman Langit

Ritual sakral dan suci satu ini dapat dilihat oleh para pengunjung di bukit setinggi 4.150 mdpl di dekat Kuil Drigung, Lhasa, Tibet. Prosesi pemakaman tersebut tidak dapat dilakukan oleh yang bukan merupakan keluarga mendiang. 

Tradisi pemakaman ini akan dilaksanakan bagi pemeluk ajaran agama Buddha Vajrayana. Mereka meyakini ritual tersebut juga dapat menolong nyawa burung  pemakan bangkai.

Meskipun terlihat ekstrem dan aneh, namun ritual pemakaman langit ini sarat akan agama dan budaya bagi penganutnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya