Seorang Influencer Makan Tawon Hidup Demi Konten
- tangkapan layar tiktok @nwakaibeya_michael
VIVA Lifestyle – Influencer asal China bernama Wang Can mengunggah video ke media sosial pada awal bulan ini. Bukan hanya video biasa, Wang memperlihatkan dirinya memakan tawon yang masih hidup menggunakan sumpit.
Dilansir dari South China Morning Post, Wang memegang tawon dengan sumpit, memasukkan serangga itu ke mulutnya, dan bereaksi kesakitan. Kemudian video menampilkan wajah dan bibir Wang yang sudah membengkak.
Yuk scroll ke bawah!
Akun media sosial Douyin milik Wang yang dilaporkan memiliki 560.000 pengikut ditangguhkan oleh platform tak lama setelah ia mengunggah video kontroversial tersebut. Akun utama Wang dan video aslinya hingga saat ini tidak tersedia lagi untuk dilihat.
Tawon Vespa Affinis
- Dok.dinkesjatengprov.go.id
Namun pengguna Douyin dan TikTok lainnya mengunggah ulang video tersebut dengan keterangan yang menyebutkan Wang mempunyai bibir seperti sosis. Seorang warganet menanggapi takut orang lain meniru aksi gila itu.
“Walaupun lucu, aku takut orang lain akan menirunya. Sayang sekali,” tulisnya.
Wang memposting video klarifikasi di Douyin pada 6 september. Dirinya mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah mendukungnya.
wajah dan bibir Wang Can bengkak setelah makan tawon hidup-hidup
- TikTok/Insider
Ia mengatakan, “saya ingin berterima kasih kepada semua orang atas dukungan mereka. Sekarang saya akan menggunakan saluran ini untuk memberi kalian beberapa pembaruan dan video positif berkualitas untuk kalian semua.”
Bahkan Wang mengaku tidak merasa bersalah karena telah membuat sebuah video kontroversial. Ia justru menjadi berani untuk membuat konten lain.
“Saya tidak akan mengakui kekalahan, saya tidak akan jatuh. Saya, Wang Can, tidak kekurangan keberanian untuk memulai kembali,” ujar Wang dikutip dari Insider.
China: Veto AS atas Rancangan Resolusi DK PBB untuk Gaza Tunjukkan Standar Ganda
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri mengatakan tindakan AS yang kembali mengajukan veto atas rancangan resolusi DK PBB atas Gaza kembali menunjukkan standar ganda AS.
