Kisah Mualaf Seorang Wanita yang Takut dengan Al-Qur'an

Kisah mualaf seorang wanita bernama Karen yang takut Al-Qur'an
Sumber :
  • YouTube Ayatuna Ambassador

VIVA Lifestyle –  Kisah mualaf kali ini data dari seorang wanita bernama Karen yang sebelumnya memeluk agama Kristen. Semenjak remaja, Karen telah memutuskan untuk masuk sekolah Misionaris agar bisa mewartakan Bible atau Alkitab. Menurut Karen, hal itu adalah satu-satunya cara untuk dirinya mengabdi kepada Tuhan. 

Kisah Mualaf Clara Shinta, Selebgram yang Kini Viral karena Diduga Penyebar Pertama Video Gus Miftah Hina Penjual Es Teh

Namun, ternyata Tuhan mempertemukannya dengan Islam melalui cara yang tidak pernah ia sangka sebelumnya dan menjadi sebuah kisah mualaf dalam hidupnya. Padahal niat awal Karen adalah mengabdi kepada Tuhannya dalam Kristen. 

Karen mengambil beberapa kelas di Sekolah Tinggi setempat di Dupage dan kemudian dirinya bertemu dengan beberapa pemuda dari Suriah. Dirinya mengaku terus berpikir bahwa mereka adalah orang-orang yang baik dan menyangka bahwa mereka adalah orang yang memeluk Kristen bukan Muslim. 

Menag Nasarudin Ingin Kitab Suci Agama Lain Juga Bisa Dicetak di Percetakan Al-Qur'an

Lalu, salah satu dari pemuda Suriah itu kemudian berkata kepadanya dan menawarkan Karen untuk membaca Al-Qur’an. Kisah mualaf ini didapatkan dari video di kanal YouTube Ayatuna Ambassador. 

“Anda selalu ingin kami membaca Bible (Alkitab) tapi maukah Anda membaca Al-Qur’an?” tanya salah satu pemuda Suriah tersebut kepada Karen yang dikutip VIVA pada Rabu, 7 September 2022.

Mengapa Pemahaman Al-Quran Adalah Investasi Terbaik untuk Anak?

Pada saat itu Karen masih belum ada niatan untuk membaca Al-Qur’an, namun pemuda tersebut berkata kepadanya bahwa ia akan mengambil Kitab Perjanjian Baru jika dirinya mengambil Al-Qur’an. 

“Saya akan ambil Perjanjian Baru jika Anda mengambil Al-Qur’an.”

Akhirnya Karen menyetujui perjanjian tersebut karena menurutnya itu adalah hal yang bagus. Kemudian Karen mengambil Al-Qur’an dan pemuda Suriah itu mengambil Kitab Perjanjian Baru. Itulah awal mula kisah mualaf Karen dan pertama kali bagi diirnya membaca Al-Qur’an dalam hidupnya saat dirinya berada di Sekolah Tinggi Bible. 

Saat pertama kali Karen membaca Al-Qur’an, ia langsung membuka halaman surat ketiga Surat Ali Imran. Dirinya membaca tentang Yesus yang sebelumnya tidak ia ketahui bahwa nama Yesus ada di dalam Al-Qur’an. 

Karen membaca tentang Maria, Zakaria dan semua sejarah para Nabi beserta silsilah nenek moyang mereka dan bagaimana Tuhan merangkai kisah tersebut. Menurutnya, kisah yang dibacanya itu adalah kisah yang sangat luar biasa dan membuatnya terkejut. 

Padahal sebelumnya, Karen begitu takut dengan Al-Qur’an bahkan seperti membuang Al-Qur’an dengan melemparnya ke atas meja. Namun, akhirnya dari satu bacaan singkat yang ia baca itu, Karen jadi menyadari dan memiliki pilihan lain hingga akhirnya ia terus membacanya sampai bertemu dengan Surat Al Maidah ayat 83. 

Dalam surat tersebut, berisi Tuhan yang sedang berbicara kepada orang-orang Kristen baha mereka menyebut diri mereka sebagai orang Kristen ketika mendengar firman yang dikirim kepada Nabi Muhammad. 

Ketika mereka melihat risalah Nabi Muhammad, mereka bercucuran air mata dan air mata Karen juga ikut bercucuran saat ia membaca ayat tersebut. Ayat itu berbunyi, “Catatlah kami sebagai orang-orang yang bersaksi terhadap kebenaran (risalah Nabi Muhammad).”

Karen pun kemudian mengetahui bahwa dirinya pada saat itu adalah seorang Muslim. Setelah itu, Karen sempat menyendiri di kamarnya dan duduk di lantai di samping tempat tidur. Karen pun memegang Al-Qur’an dan membacanya lagi sambil berpikir 

“Tuhan, jika memang saya akan mengubah hidup saya, maka prosesnya haruslah mudah tidak boleh sulit. Jika sulit atau jika saya ragu, saya (takut) akan gagal,” ungkap Karen.

Sehingga Karen memohon kepada Allah agar dirinya tidak gagal dalam ujian ini dan membaca beberapa ayat Al-Qur’an lagi dan meletakkan kitab suci tersebut di tempat tidurnya. 

Lalu, dirinya tersungkur dalam sujud secara alamiah dengan sendirinya dan menangis sejadi-jadinya. Bahkan tubuhnya bergetar seolah momen tersebut adalah yang paling menakutkan dalam hidupnya karena ia tahu bahwa segalanya pada saat itu telah terang benderang. 

Kisah mualaf Karen pun berujung pada dirinya yang akhirnya menyadari bahwa sejak saat itu dirinya adalah seorang Muslim dengan Firman Allah. 

“Saya sadar saya seorang Muslim karena saya tahu bahwa Al-Qur’an adalah Firman Tuhan sebab tidak ada yang bisa mengubah saya jika bukan Tuhan yang melakukannya.”

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya