Kerajinan Tangan Papua Barat Dipamerkan di Perancis
- ist
VIVA Lifestyle – Indonesia dikenal dengan kerajinan tangan, tak terkecuali dari Papua. Selain terkenal karena keindahan alamnya, Papua juga memiliki kerajinan tangan yang tak kalah menarik. Buktinya, Papua Barat memamerkan kerajinan tangan dari tanaman mangrove dalam event Village International Gastronomi (VIG). Acara itu diselenggarakan di kota Paris, Perancis pada 1 hingga 4 September 2022.
Village International Gastranomi merupakan event bergengsi yang menunjukan kuliner dan produk kerajinan lokal atau tradisional yang diikuti 42 negara dari belahan dunia. Bagaimana sambutan warga di sana? Lanjut scroll ya.
"Kita berharap dengan event ini, orang mengenal indonesia tidak hanya dari Bali, tapi juga mengenal Papua. Papua adalah bagian NKRI yang diharapkan kedepan menjadi pusat ekonomi baru di Indonesia bagian Timur," ucap Bupati Kabupaten Teluk Bintuni, Petrus Kasihiw, melalui keterangan tertulisnya.
Ia memang sedang memanfaatkan Hutan mangrove Bintuni. Tentunya, pemanfaatan itu yang tidak merusak alam
"Hutan mangrove Bintuni merupakan sisa paru paru dunia, dan nomor dua terluas di dunia setelah Amazon. Ini arahnya bagaimana mengembangkan ekonomi yang bersumber dari mangrove tapi tidak merusak mangrove," ujar Petrus.
Memiliki sekitar 257 ribu hektare kawasan hutan mangrove, Pemkab Teluk Bintuni konsen mengenalkan serta mempromosikan hasil olahan tanaman mangrove yang telah di produksi oleh para pelaku UMKM lokal.
"Tujuannya adalah, untuk memperkenalkan dan mempromosikan produk UMKM asal kabupaten Teluk Bintuni, juga memperkenalkan potensi hutan mangrove Bintuni untuk wisata dan pengembangan ekowisata mangrove oleh investor bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat adat, dan juga untuk membuka pasar internasional terhadap pariwisata atau jasa lingkungan mangrove dan produk UMKM yang ada di Kabupaten Teluk Bintuni," ujar Asisten II Bupati Pemkab Teluk Bintuni, Ida Bagus Putu Suratna.
Menurut Ida, dalam event VIG 2022, Pemkab Teluk Bintuni juga membawa produk andalan hasil produksi masyarakat lokal antara lain minyak buah merah, sirup mangrove, kopi sarang semut, pakaian dan ornamen dari kulit kayu, tas noken, dan lainnya. Hal ini sebagai ekowisata jasa lingkungan kawasan hutan mangrove.
"2023 mendatang, Pemkab Bintuni akan membuat festival mangrove yang diharapkan dapat dihadiri delegasi Internasional," ucapnya.