Pesantren Tahfidz Difabel, Cetak Pecinta Alquran Tanpa Kenal Batasan
- VIVA / Ichsan Suhendra
VIVA Lifestyle – Alquran hadir untuk seluruh umat manusia tanpa mengenal batasan. Untuk itu, Pesantren Tahfiz Difabel hadir untuk anak-anak yang memiliki keterbatasan. Pesantren tersebut terletak di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Tempat tersebut dibangun atas hasil kolaborasi antara Baznas-Bazis DKI Jakarta dengan Dinas Sosial DKI Jakarta. Tempat itu diresmikan oleh Anies Baswedan dan kemudian diberi nama Pondok Pesantren KH. Luthfi Fathullah.
"Terima kasih, ini adalah kolaborasi yang sangat baik antara Baznas-Bazis dengan Dinas Sosial DKI Jakarta. Ini merupakan Pondok Pesantren Tahfiz Disabilitas yang kedua yang ada di Indonesia," kata Anies.
Menurut Anies, pembangunan pesantren disabilitas tersebut untuk aspek kemanusiaan yang diperuntukkan bagi warga Jakarta, penyandang disabilitas, terutama teman tuli. Pihaknya akan menyiapkan program khusus untuk pengajar bahasa isyarat dalam membaca Alquran.
"Ada 4 kelompok yang harus diperhatikan oleh kita, yaitu ibu hamil, anak-anak, para lansia dan penyandang disabilitas. Oleh karena itu berdirinya Pesantren ini merupakan bukti bahwa kita peduli dan mewadahi penyandang disabelitas yang ingin belajar tahfiz Alquran," kata Anies.
Salah satu santriwati dalam pesantren tersebut adalah Resta D Nayla. Ia sudah lama ingin belajar Alquran. Namun belum menemukan tempat yang bisa menyalurkan keinginan dan cita-citanya sampai dipertemukan dengan Pondok Pesantren Tahfiz Disabilitas.
"Seneng banget, mudah belajar di sini, sebelumnya belum pernah sama sekali," ujar Resta.
Para santri akan belajar sejak dini hari. Lalu pihak pesantren nantinya akan bekerja sama dengan SLB setempat. Setelah mereka belajar akan kembali mengenal Alquran. Sementara ini, tempat tersebut baru menampung 10 santri perempuan. Namun para pengajar bisa melihat semangat dari para santri untuk belajar Alquran.
"Semangat banget mereka belajar, belum kita minta untuk turun sudah turun. Mereka penasaran sama yang baru," ucap salah satu pengajar, In'am Ikroma.