Mengapa Orang Bisa Memiliki Fobia? Ternyata, Ini Alasannya
- Pixabay/Österreich
VIVA Lifestyle – Kamu pasti pernah mendengar seseorang yang merasa sangat takut dengan ketinggian, seperti berkeringat, pusing, deg degan dan lainnya. Hal ini dapat dikatakan lebih dari ketakutan biasa, yang disebut sebagai phobia atau fobia.
Melansir dari Healthline, fobia adalah reaksi berlebihan akibat ketakutan terhadap sesuatu. Saat memiliki fobia, seseorang akan memiliki rasa ketakutan yang ekstrem saat bertemu atau melihat hal yang ditakuti. Fobia biasanya berhubungan dengan hal-hal yang spesifik, seperti tempat, benda, atau situasi.
Terkadang, reaksi fobia bisa membuat orang di sekitar menjadi terganggu. Namun, penderita fobia tidak bisa melakukan apapun untuk mengatasi ketakutannya.
Nah, banyak yang bertanya - tanya, bagaimana fobia bisa muncul dan berbeda setiap orang?
Mengutip dari penelitian yang keluarkan oleh Medical News Today, fobia bisa muncul akibat hormon otak dan genetik. Seseorang yang menderita fobia bisa saja tidak mengalami kejadian tertentu secara langsung.
Selain itu, fobia juga bisa disebabkan oleh pengalaman yang traumatis saat masih anak-anak. Pengalaman masa kecil juga bisa disebabkan oleh lingkungan, seperti hewan atau gigitan serangga. Kejadian seperti kecelakaan atau melihat kekerasan dan depresi bisa menyebabkan seseorang mengalami fobia tertentu.
Misalnya, seseorang bisa mengalami fobia terhadap darah, karena melihat kecelakaan saat korban mengeluarkan darah sangat banyak.
Bagaimana Cara Kerja Fobia?
Sebuah studi menyebutkan bahwa amigdala, tang merupakan bagian otak yang bertanggung jawab untuk mendeteksi rasa takut dan mempersiapkan diri saat menghadapi kejadian darurat. Ketika respons ketakutan atau agresi dimulai, amigdala akan melepaskan hormon ke dalam tubuh untuk menempatkan tubuh manusia ke dalam keadaan "waspada".
Di fase tersebut, seseorang mempersiapkan diri untuk bergerak, berlari, melawan, dll. Status dan peringatan "waspada" defensif ini dikenal sebagai respons fight-or-flight. Selain untuk mengenali rangsangan atau isyarat tertentu yang berbahaya, amigdala berperan untuk menyimpan rangsangan yang mengancam ke memori otak.
Itu sebabnya, otak mudah mengenali objek yang membuat seseorang merasa takut dan terancam, lalu meresponsnya dengan respons fight-or-flight.