Cerita Anak Muda Desa Olah Minyak Kemiri, Bikin Rambut Cambang Lebat
- VIVA.co.id/Teguh Sutrisno
VIVA Lifestyle – Kemiri saat ini lebih dikenal sebagai bumbu dapur. Beragam masakan menjadi lebih gurih dengan tambahan kemiri. Tapi jauh sebelumnya, kemiri ternyata sudah dikenal sebagai bahan kosmetik terutama penyubur rambut.
Kemiri diolah dan disuling menjadi minyak dan digunakan untuk berbagai keperluan. Salah satunya untuk perawatan rambut tadi. Hal itulah yang kemudian secara jeli dimanfaatkan oleh anak muda Desa Kedungboto, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Di desa tersebut warga banyak yang menanam kemiri sejak jaman dulu. Tapi hasilnya dijual mentah sebagai bumbu dapur. Maka untuk meningkatkan nilai ekonomi, anak muda desa menampung hasil panenan warga dan mengolahnya menjadi minyak kemiri. Hasilnya lumayan. Baru di awal saja mereka sudah bisa meraih omset hingga 18 juta rupiah per bulan, lewat pemasaran digital.
"Ini kan kampung saya di Dusun Watulawang, desanya Kedungboto. Di sini sangat melimpah pohon kemiri, dan hampir di setiap rumah itu ada pohon kemiri. Nah, biasanya kan dijual glondongan. Kemudian saya berpikir jika dibuat produk jadi minyak kemiri, ini bisa untuk meningkatkan manfaat kemiri, dan tentu juga segi ekonomi," kata Ahmad Husein didampingi Turmadi, para pemuda Desa Kedungboto yang memelopori pembuatan minyak kemiri di desa tersebut.
Ia menambahkan, khasiat minyak kemiri antara lain bisa mencegah uban dini, mengatasi ketombe, menyuburkan dan melebatkan cambang, merawat rambut supaya senantiasa hitam.
"Juga cocok untuk bayi yang rambutnya slawir-slawir itu. Pakai ini bisa lebat," jelasnya kepada VIVA di sela pameran produk rakyat di Kendal beberapa waktu lalu.
Untuk bisa membuat minyak kemiri hingga sebening sekarang, Husein dan kawan-kawan melakukan serangkaian percobaan.
"Beberapa kali hingga menghasilkan minyak kemiri sebening ini. Dan Ini murni tanpa campuran apapun," ungkapnya.
Dalam sehari, ia dan kelompoknya bisa mengolah 9 sampai 15 kilogram kemiri mentah. Proses pembuatannya memakan waktu 6 jam.
"Kita blender lalu kita peras untuk diambil santannya. Setelah itu kita rebus dan minyaknya akan berada di atas, baru kita saring. Kita biarkan satu hari satu malam, setelah itu kita masukkan botol," ceritanya.
Kawannya Turmadi menambahkan, per 3 kilogram kemiri mentah bisa jadi 1 liter minyak kemiri. Kemudian dijual per botol isi 95 ml lamgsung ke user 60 ribu rupiah. Kalau lewat jual reseller 45 ribu rupiah. Dalam sehari ia bisa menjual 10 botol. Tapi kalau beli literan juga bisa dan lebih murah yaitu 350 ribu per liternya.
"Pembelinya rata-rata itu yang rambutnya sudah agak botak, ubannya sudah agak banyak. Kemudian juga yang lagi tren itu yang pengen cambangnya lebat, jenggotnya lebat," tuturnya.
Husein pun merinci analisis usahanya. Satu kilo kemiri mentah harganya 35 ribu. Jadi kalau 3 kilo sekitar 100 ribu rupiah. Setelah jadi minyak bisa dijual paling murah 350 rupiah per liter.
"Lumayan, kita bisa angkat branding dan bahan baku lokal. Dan ini persaingannya sangat kecil. Selain itu, alhamdulillah anak-anak muda sini juga bisa ikut jual, per botol dapat untung 20 ribu rupiah," kata dia optimistis.