Ternyata Ini 5 Alasan Air Atlantik dan Pasifik Tidak Menyatu
- Istimewa
VIVA Lifestyle – Alasan air Atlantik dan Pasifik tidak menyatu berawal dari, foto fenomena Teluk Alaska berkembang pesat ketika seorang fotografer bernama Kent Smith mengabadikan pemandangan air di Teluk Alaska yang tidak menyatu di Flickr dan menggegerkan.
Teluk Alaska sendiri berada di antara dua negara, yaitu Amerika Serikat dan Kanada. Teluk ini berada di ujung Samudera Pasifik yang terbentang dari Semenanjung Alaska ke Alexander Archipelago di ujung Samudera Pasifik.
Dalam gambar yang diambil Smith, terlihat di tengah Teluk Alaska mempertemukan air dari Samudera Pasifik dan Atlantik, tepatnya air dari Laut Bering namun keduanya tidak menyatu. melihat itu semua terjadi beberapa hal di antara setiap orang yang melihatnya.
Kejadian ini membuat banyak orang-orang bertanya-tanya mengapa terjadi peristiwa tersebut. Ternyata Air yang berasal dari dua samudra yang berbeda ini memiliki beberapa alasan. Kali ini Viva mengulas alasan tersebut yang dilansir dari berbagai sumber sebagai berikut.
5. Perbedaan Massa Air
Secara ilmiah, jawaban yang bisa di temukan adalah adanya perbedaan massa air. Air dari Samudera Pasifik seperti jenir air laut pada umumnya yang asin dan memiliki kadar garam tinggi.
Sementara air Laur Bering berasal dari glester atau es yang mencair. Gletser sendiri di dapat dari air tawar atau air baru yang membeku. Inilah yang membuat keduanya tidak bisa bersatu.
4. Ada Juga di Laut Mediterania
Contoh lainnya adalah Laut Mediterania yang berada di Samudera Atlantik. terlihat bahwa laut ini memiliki udara yang hangat, tinggi garam, dan lebih pekat dibandingkan Samudera Atlantik.
Ketika Laut Mediterania memasuki Laut Atlantik melalui Selat Gibraltar, laut ini tetap tidak berubah. Sehingga kedua laut tidak bisa tercampur.
3. Menurut Alquran
Alquran merupakan kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW untuk menjadi pedoman hidup bagi umat Islam dan manusia. Meski sudah ada sejak beratus-ratus tahun, isi kandungan Alquran banyak menyimpan bukti-bukti saintifik yang ditemukan para ilmuwan beberapa abad setelah itu.
Para ilmuwan ini banyak yang mengkorelasikan penemuan-penemuannya dengan Alquran. Banyak ahli tafsir yang menyimpulkan bahwa di dalam Alquran ini menyimpan berbagai kunci pengetahuan yang mungkin akan terkuak di kemudian hari. Salah satunya tentang fenomena dua air laut yang tidak menyatu (bercampur) dalam surah Ar-Rahmaan (55) ayat 19-20)
”Dia membiarkan dua lautan mengalir yang kedua kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” (QS. Ar-Rahman: 19-20)
2. Fenomena Hlocline
Fenomena alam yang aneh di Selat Gibraltar ini telah mengundang keheranan sekaligus decak kagum dunia. Selat Gibraltar memisahkan benua Afrika dan Eropa, tepatnya antara negara Maroko dan Spanyol. Penjelasan secara fisika modern terkait fenomena ini baru ada di abad 20 M oleh ahli-ahli Oceanografi.
Para ilmuwan menjelaskan, karena Selat Gibraltar merupakan pertemuan antara dua laut yang berbeda, yaitu laut Atlantik dan laut tengah, maka ada fenomena yang menarik yang terjadi di sana. Kedua air laut bertemu namun kedua jenis air tersebut tidak bercampur. Dan garis batasnya pun dapat terlihat jelas. Fenomena ini disebut halocline.
Air laut dari Lautan Atlantik memasuki Laut Mediterania atau laut Tengah (Mediterania) melalui Selat Gibraltar. Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Suhu udara berbeda. Kadar garamnya berbeda. Kerapatan udara airpun berbeda.
Laut Tengah memiliki suhu 11,5 derajat C, salinitas > 36,5 per mil, dan kepadatan yang tinggi. Sedangkan Lautan Atlantik memiliki suhu 10 derajat C, salinitas < 36 per mil, dengan kepadatan lebih rendah dari Laut Tengah.
Waktu kedua air itu bertemu di Selat Gibraltar, karakter air dari masing-masing laut tidak berubah. Air laut di Laut Tengah memiliki kerapatan dan kadar garam yang lebih tinggi dari air laut yang ada di Samudera Atlantik.
Menurut sifatnya, air akan bergerak dari kerapatan tinggi ke daerah dengan kerapatan air yang lebih rendah. Sehingga arus di selat Gibraltar bergerak ke barat, menuju Samudera Atlantik.
Terlihat dengan jelas mana air yang berasal dari Lautan Atlantik, dan mana air yang berasal dari laut tengah. Dilihat dari warna-warni, kedua air laut itu berbeda. Air laut dari Samudera Atlantik berwarna biru lebih cerah. Sedangkan air laut dari Laut Tengah berwarna lebih gelap.
Sifat lautan ketika bertemu, menurut ilmu pengetahuan modern, tidak bisa bercampur satu sama lain. Hal ini telah dijelaskan oleh para ahli kelautan. Dikarenakan adanya perbedaan masa jenis, tegangan permukaan mencegah kedua lautan dari lautan tidak bercampur satu sama lain, seolah-olah terdapat dinding tipis yang memisahkan mereka.
1. Menurut Penelitian
Penelitian di Samudera Atlantik dan menemukan sifat yang sama sekali berbeda dengan Laut Tengah. Awalnya mereka mengira kedua laut yang bertemu di Selat Gibraltar menunjukkan sifat yang serupa dalam salinitas, kerapatan, dan sifat-sifat lainnya.
Fenomena bertemunya dua air laut namun tidak saling bercampur ini juga disebabkan oleh gaya fisik yang disebut ‘tegangan permukaan’.
Para ahli kelautan menemukan bahwa air dari laut-laut yang bersebelahan memiliki perbedaan massa jenis. Karena perbedaan massa jenis ini, tegangan permukaan mencegah dua lautan untuk saling bercampur, seolah-olah ada dinding yang memisahkan keduanya.