Kisah Mualaf Wanita Temukan Islam di Negara Barat

Kisah Mualaf wanita asal Kuba yang tinggal di Amerika Serikat
Sumber :
  • YouTube Ayatuna Ambassador

VIVA Lifestyle – Kisah mualaf sepertinya kerap menarik perhatian sejumlah orang yang penasaran dengan bagaimana seseorang menemui kisah spiritualnya. Pada kali ini kita akan membahas mengenai kisah mualaf seorang Ibu asal Kuba yang tinggal di Amerika Serikat bernama Spaz. 

Anggota Kongres Sebut AS Sudah Bantu Israel Senilai Rp286 Triliun dalam Bentuk Senjata

Spaz adalah keturunan Kuba dan lahir di Havana Kuba di masa sebelum fidel castro. Ayahnya merupakan seorang angkatan militer berpangkat tinggi di Kuba jadi mereka hidup dengan sangat baik dan nyaman.

Namun, ketika castro datang, keluarganya harus pindah ke luar negeri karena nyawa ayahnya terancam di Kuba. Spaz dan keluarganya kemudian pergi ke Amerika Serikat untuk mengungsi dan hidup dengan aman dan nyaman. 

Kunker ke Cina hingga AS, Prabowo Bawa Pulang Komitmen Investasi Rp294 Triliun

Kemudian saat di Amerika Serikat, dirinya di sekolahkan di sekolah katolik sampai kelas 12 hingga akhirnya lulus. Namun ternyata ia merasa tidak puas dengan agama yang pada saat itu ia imani yakani Katolik. Hingga akhirnya, setelah lulus Spaz mulai meneliti tentang agama. 

“Saya tidak puas dengan agama saya, saya tidak senang karena saya memiliki banyak keraguan atas pertanyaan yang tidak dapat dijawab,” kata Spaz yang dikutip VIVA dari video di kanal YouTube Ayatuna Ambassador pada Kamis, 28 Juli 2022. 

Tolak Surat Perintah ICC Tangkap PM Israel Netanyahu, AS: Tergesa-gesa, Meresahkan

“Jadi, saya mulai mencari dan alhamdulillah saya menemukan islam,” sambung Spaz. 

Ketika SMA ia belajar tentang semua agama dan bertemu dengan teman-temannya yang berasal dari Suriah dan Arab Saudi. Kemudian ia sadar bahwa ia tidak diajarkan agama Islam dalam pelajaran agamanya sehingga ia mulai penasaran. 

Dirinya belajar agama Islam saat kuliah dari teman-temannya. Pada saat itu ia diberi Al-Qur’an yang kemudian dibacanya. Tak hanya itu saja, teman-temannya juga memberikan banyak buku mengenai agama untuk dibaca. Jadi, dirinya bisa mengetahui perbandingan antara agama Kristen dan agama Islam. 

“Saya belajar Islam dari mereka (teman-temannya),” kata Spaz.

Menurutnyam setelah ia membaca perbandingannya, banyak pertanyaan-pertanyaan yang ada di benaknya dan terjawab dalam Islam. Pertanyaannya antara lain sebagai berikut. 

“Kenapa dalam agama (yang dianut sebelumnya) kita harus pergi ke Pendeta untuk mengakui dosa kita dan mereka mempunyai kuasa untuk mengampuni kita, sementara mereka juga manusia yang bisa berdosa seperti kita?” 

“Kami harus pergi Missa melakukan komuni dimana kita memakan tubuh dan darah Yesus Kristus. Bagi saya sangat tidak masuk akal dan saya tidak bisa menerimanya.”  

Menurutnya, tidak ada Pendeta yang bisa menjelaskan semua hal itu kepadanya untuk menjawab semua pertanyaan yang ada di benaknya mengenai agama yang sebelumnya dia anut. 

Selain itu, dirinya juga mempertanyakan tentang Trinitas, mengapa dirinya harus percaya bahwa dalam satu orang itu ada 3 orang lainnya yakni Tuhan Bapa, Putra dan Roh Kudus. Sehingga sulit untuk dirinya membuat semua itu menjadi logis. 

Apa yang ditemukan dalam Islam?

Kisah Mualaf wanita asal Kuba yang tinggal di Amerika Serikat

Photo :
  • YouTube Ayatuna Ambassador

Dirinya memutuskan untuk masuk Islam dan membuat kisah mualaf karena ia menganggap bahwa Islam adalah agama antara Tuhan dengan dirinya. 

“Apa pun yang saya lakukan, yang nampak atau tersembunyi Tuhan mengetahuinya. Jadi, itu membuat saya lebih berhati-hati jika saya hendak melakukan apa pun Allah akan tahu dan melihat,” tutur Spaz.

Ia juga mengaku bahwa dirinya ingin hidup dengan mengimani Tuhan dan tidak ingin membuat-Nya marah. 

“Saya suka berdoa, bersedekah dan membuat orang lain bahagia inilah yang diajarkan pada kami.” Hal itulah yang membuatnya menuju Islam. 

Mempelajari agama Islam ia lakukan selama 6 bulan hingga dirinya benar-benar yakin bahwa hal itu adalah yang ia inginkan. 

“Saya jatuh cinta pada Islam, semakin saya belajar semakin saya ingin melakukannya karena Allah,” tuturnya. 

Spaz tidak melakukan semuanya untuk pindah ke Islam secara sekaligus, karena begitu Allah memberi rahmat dan keimanan tumbuh dalam dirinya, maka secara otomatis kita akan melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah. 

Diungkapkannya bahwa ibunya sempat marah kepadanya karena memutuskan untuk pindah agama, sementara sang ayah tidak begitu mempermasalahkannya karena tidak terlalu agamis. 

Ibunya menyayangkan dirinya yang tidak bisa lagi berpakaian mini dan seksi untuk memperlihatkan tubuh indahnya jika menjadi seorang muslim. Namun, menurutnya hal itu memang tak ingin dia lakukan lagi karena ia tak harus menunjukkan tubuhnya kepada semua orang secara gratis, terutama kepada seorang pria. 

Hidupnya berubah 100 persen saat menjadi muslim karena ia bersungguh-sungguh bahwa itulah alasan utamanya ia membutuhkan Islam. 

“Untuk menyadari bahwa saya berharga. Saya bukan cuma seonggok sampah atau objek yang bisa Anda beli.” tuturnya lagi. 

Hal itu karena ia menganggap bahwa Islam memberinya penghargaan diri untuk mencintai dan menghargai dirinya sendiri. Spaz sendiri sudah menjadi seorang mualaf dan muslim saat 10 tahun sebelum menikah dan memiliki keluarga. 

Menangis menceritakan kisah mualaf

Kisah Mualaf wanita asal Kuba yang tinggal di Amerika Serikat

Photo :
  • YouTube Ayatuna Ambassador

Kemudian Spaz sempat terlihat menangis saat menceritakan kisah mualaf dirinya saat perjalanannya ke Suriah yang merupakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pada saat itu dirinya sudah memutuskan menjadi muslim namun ternyata belum membaca bacaan syahadat sebagai salah satu syarat masuk islam. Sehingga dirinya merasa telah mengecewakan Allah. 

Pada hari di saat dirinya mengucapkan syahadat menurutnya menjadi hari yang paling membahagiakan dalam hidupnya.

Sebagai seorang muslim yang tinggal di negara Barat, ia merasa tidak sulit untuk membesarkan anak-anaknya karena Allah memberinya kemudahan. 

Keindahan Islam akan akan semakin terlihat apabila kita mau banyak membaca dan mempelajarinya. Menurutnya, Islam adalah agama yang Indah dan membuatnya hidup dalam kedamaian. Islam membuat umatnya mencintai rumah dan keluarga.

“Islam adalah agama terbaik yang saya jumpai dalam hidup saya . Alhamdulilllah,” tutup Spaz.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya