6 Data Pribadi yang Gak Boleh Sampai Bocor, Salah Satunya Nama Ibu
- Pixabay
VIVA Lifestyle – Keamanan data pribadi adalah hal mutlak yang harus dijaga dalam berbagai aktivitas di ruang digital agar tidak disalahgunakan. Banyak bahaya yang mengintai apabila data pribadi bocor seperti kasus penipuan yang belakangan banyak terjadi dan menimbulkan kerugian materi.
Adapun data pribadi merupakan data-data yang bersifat rahasia seperti nomor Kartu Tanda Penduduk (KTP), alamat, email, nomor ponsel, nama ibu, dan termasuk juga data-data keuangan.
Analisis Data Tata Kelola Keamanan Siber Diskonfotik Provinsi Bali Ronald Ommy Yuliyantho mengingatkan agar jangan memberikan data pribadi kita kepada siapapun.
Kemudian untuk mencegah data bocor gunakan password atau kata sandi yang kuat saat membuat akun di platfom manapun, tidak mengunggah foto KTP, serta pahami dulu setiap ketentuan yang berlaku pada aplikasi yang diinstal.
“Tidak ada yang aman 100 persen di dunia digital yang bisa kita lakukan mengurangi risiko dengan kewaspadaan jangan meberikan data pribadi kita. Makin banyak fitur kemanan makin susah akun kita diretas, selalu berpikir kritis dengan semua yang ada di internet,” ucap Ronald dalam webinar Cakap Digital, yang digelar belum lama ini.
Tidak hanya dilarang menyebar data pribadi, setiap pengguna media digital juga dilarang menyebar data milik orang lain di ruang digital. Melanggar etika di dunia digital dengan menyebarkan data orang lain apalagi untuk tujuan tidak baik bisa dikenakan aturan terkait Undang-undang Informasi dan Teknologi (UU ITE).
“Kendalikan diri dengan etis di ruang digital, saling menjaga keamanan dan privasi orang lain jangan sesumbar, oversharing yang bisa berbahaya juga bagi kita,” kata Ainatu Masrusin, Manager Ceritasantri.id.
Kemudian dalam setiap aktivitas di ruang digital haruslah berlandaskan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Ketua ASPIKOM Wilayah NTT 2022-2025 Yermia Djefri Manafe mengatakan, media digital adalah ruang praktik berbudaya Pancasila yang merupakan nilai luhur berbangsa dan bernegara.
"Di ruang digital kita mewujudkan kesetaraan sambil mengembangkan literasi. Kita sekarang ini sebagai bangsa harus hadir dengan bermartabat,” pungkas Yermia.