Via Vallen Jalani Prosesi Bleketepe, Ternyata Ini Maknanya!
- Instagram @viavallen.
VIVA Lifestyle – Serangkaian prosesi menuju pernikahan dijalani oleh pedangdut Via Vallen, termasuk siraman. Namun sebelum sampai di siraman tersebut, diawali dengan prosesi bleketepe yang sarat makna mendalam. Yuk intip prosesi bleketepe beserta filosofinya.
Sejak pukul 08.00 WIB di kediaman Via Vallen, yang nampak sudah didekorasi dengan nuansa Jawa kental. Prosesi bleketepe ini merupakan rangkaian acara yang nantinya berakhir pada siraman dan menjamu tamu.
Serangkaian prosesi ini dimulai dengan pemasangan bleketepe. Pemasangannya dilakukan oleh ayah kandung Via Vallen, Muhammad Arifin, yang mana bleketepe sendiri bertujuan untuk menyambut tamu. Untuk memasangnya, dibutuhkan tangga yang cukup tinggi di mana setiap tangga yang dipijaki memiliki filosofi adat Jawa.
Selanjutnya, prosesi yang dilakukan adalah membuka slongsong tetua atau penutup dari pisang raja. Kedua orangtua Via Vallen membuka slongsong tersebut dengan harapan agar calon mempelai bisa menjadi pemimpin.
Bleketepe terbuat dari anyaman daun kelapa yang masih hijau dan kemudian dipasang mengelilingi area pernikahan. Yang bertugas memasang bleketepe adalah ayah dari mempelai wanita.Â
Bleketepe sendiri awalnya digunakan saat Tenda untuk pesta pernikahan tak mampu memuat banyak tamu sehingga anyaman daun kelapa itu bertujuan untuk membuat tamu nyaman dan tak kepanasan.
Bale sendiri berarti tempat dan katapi berarti memisahkan kotoran dengan dibuang. Hal ini berarti bahwa orangtua menginginkan agar calon mempelai bisa menyucikan diri sehingga muncul prosesi siraman tersebut.
Ada pun rangkaian acara pernikahan Via Vallen dan Chevra Yolandi dimulai sejak 13 Juli 2022 dengan dibukanya acara pengajian yang dilaksanakan pukul 15.00 WIB. Kemudian dilanjutkan dengan acara prosesi siraman pada 14 Juli 2022, pukul 08.00 WIB. Â
Dan pada tanggal 15 Juli 2022, pukul 07.00 WIB keduanya akan melangsungkan prosesi akad nikah atau ijab kabul yang akan dihadiri para tamu undangan. Diketahui, konsep yang diusung oleh penembang lagu "Sayang" pada momen sakral pernikahannya tersebut adalah adat Jawa.