Penulis Terkenal Dunia Terpikat Islam dari Seorang Muslim di Lombok
- Instagram @elizabeth_gilbert_writer
VIVA – Elizabeth Gilbert merupakan seorang penulis terkenal di dunia yang telah membuat karya fenomenal yakni Eat Pray Love. Karyanya tersebut bahkan telah mencapai 10 juta copy. Kemudian tulisannya itu juga diadaptasi menjadi sebuah film dengan judul yang sama. Memoar yang ditulisnya itu merupakan kisah pahit dan getir dari perjalanan hidup Elizabeth Gilbert sendiri yang telah dialaminya selama hidup.
Dalam sebuah wawancara bersama Oprah Winfrey, Elizabeth Gilbert membagikan kisahnya yang mengagumkan tentang sebuah makna dari kebaikan yang tulus dari seorang perempuan muslim di Lombok kepadanya.
Dirinya menceritakan kepada Winfrey bahwa ia bertemu dengan perempuan muslim tersebut saat sedang memulihkan dan mendamaikan diri di Indonesia, tepatnya di Lombok karena baru saja mengalami perceraian.
“Kala itu saya berada di indonesia. Saya sedang mengalami perceraian yang begitu mengerikan di usia 31 tahun. Saya sangat merasa tertekan. Saya putuskan untuk pergi ke pulau kecil ini (Lombok) dan menjalani 10 hari untuk menyendiri dan berdamai dengan diri saya karena saya begitu malu dan menderita,” ungkap Elizabeth Gilbert yang dikutip VIVA dari Youtube Ayatuna Ambassador.
Karena ingin mendamaikan dirinya dari penderitaan, Elizabeth Gilbert pun memutuskan untuk tidak bicara selama 10 hari ia tinggal di Lombok.
“Saya putuskan untuk tidak berucap satu kata pun selama 10 hari,” kata Liz.
Pada saat itu, Liz sama sekali tidak mengenal siapapun di pulau itu berencana untuk mengelilingi pulau itu selama 10 hari, termasuk berjemur di pantai. Lalu dalam perjalanannya berkeliling pulau, Liz bertemu dengan seorang perempuan muslim tersebut setiap harinya.
“Dan perempuan ini biasa melihat saya berkeliling, selalu meletakkan tangan di dada dan tersenyum ke arah saya ketika saya melintas, saya pun melakukan hal yang sama,” ujar Liz.
Namun pada suatu waktu, Liz yang sendirian di pulau itu sempat mengalami keracunan makanan yang bisa dibilang parah hingga ia terbujur lemas, kekurangan minum dan merasa ketakutan di tempat tinggal sementara yang ia tinggali. Bahkan ia sempat mengira bahwa dirinya terkena penyakit malaria.
“Saya sangat mual dan diam di kabin, dehidrasi dan ketakutan. Saya kira saya kena malaria. Jauh dari orang yang kenal saya,” ujarnya lagi.
Kemudian ia menceritakan bahwa perempuan muslim yang sering ia temui saat berpapasan itu datang mencari dirinya. Ia mengira mungkin saat terakhir kali bertemu, perempuan itu memperhatikan dirinya yang sedang tidak sehat. Apalagi saat Liz yang tiba-tiba tidak berkeliling pulau lagi seperti biasanya.
“Dan perempuan ini datang mencari saya. Nampaknya dia kemarin memperhatikan saya dalam kondisi yang kurang sehat. Tapi saat dia tidak melihat saya berkeliling seperti biasanya, dia datang dan mengetuk pintu,” ungkap Liz.
Melihat keadaannya yang seperti itu, Liz mengungkapkan bahwa perempuan itu memberinya isyarat dengan menunjukkan jari telunjuknya (sebagai tanda angka 1) untuk membawakannya makanan makanan segar dan air putih satu jam kemudian.
“Saya mulai menangis di pelukannya. Dia merangkul saya seperti anaknya sendiri, menenangkan dan merawat saya,” ungkapnya lagai.
Namun Liz mengaku bahwa tidak sempat mengetahui siapa nama perempuan muslim tersebut saat Oprah Winfrey bertanya kepadanya.
“Saya tidak tahu (nama perempuan muslim di Lombok) ,” kata Liz.
Karena kejadian tersebut, dirinya mulai memiliki penilaian terhadap agama Islam dan seorang muslim. Dirinya memandang bahwa umat muslim memiliki kemurahan hati kepada orang asing sekali pun yang berbeda dengan mereka.
“Dia adalah penilaian saya pada Islam. Apapun kata dunia tentang Islam. Dia adalah pandangan saya tentang Islam,” tegas Liz.
Dirinya juga memuji perempuan muslim tersebut yang selalu menyisir dan mengetuk pintu kabin sampai dia menemukan orang yang sedang menderita dan merawatnya. Hal itu menurutnya merupakan kebaikan terbesar yang pernah diterimanya, padahal mereka tidak saling mengenal satu sama lain.
“Itulah kebaikan terbesar yang pernah saya terima dalam hidup karena dia tidak ada hubungan apa-apa dengan saya. Tidak pula berhutang apapun pada saya. Ini benar-benar kuasa Tuhan melalui kemurahan hati seseorang,” kata Liz.
Hikmah yang dapat diambil dari apa yang dialami oleh Elizabeth Gilbert adalah bahwa akhlak setiap muslim selalu diperhatikan oleh mereka yang beda sekali pun. Sehingga berbuat baik dan tuluslah terhadap sesama manusia.