Pantes Susah Kaya, Orang Indonesia Ternyata Gak Tahu Cara Menabung
VIVA – Menabung sangat penting dilakukan namun tak mudah dikerjakan. Apalagi, jika pendapatan dirasa pas-pasan. Terlebih bagi kamu yang boros dan tidak tahu bagaimana cara menyimpan uang yang efektif.
Hal itu turut diungkap oleh Head of Suistainability Bank Jago, Andy Djiwandono. Menurutnya, hanya sedikit orang Indonesia yang tahu benar bagaimana caranya menabung.
“Itu salah satu yang kita temukan dari tahun lalu. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), terlihat sebanyak 46 persen responden di Indonesia mengaku dana darurat yang dimiliki hanya dapat menyambung hidup selama satu minggu," ujarnya saat Media Experience aplikasi Bank Jago 'Selangkah Lebih Jago Mencapai Mimpi dengan Aplikasi Jago', yang digelar di kawasan SCBD Jakarta, baru-baru ini.
"Jadi kalau misalnya kita kehilangan pekerjaan atau mata pencaharian, ternyata orang yang punya uang untuk bertahan hidup lebih dari 2 minggu itu sedikit sekali. Jadi, kalau seperti itu berarti kan masalah utama orang Indonesia memang gak tahu cara nabung," sambung dia.
Oleh karena itu, Andy mengungkapkan, hal yang terpenting ketika akan menabung adalah menyadari terlebih dahulu pengeluaran kita untuk apa saja.
"Baru dipisah-pisahin, sebisa mungkin ditaro di Kantong nabung (salah satu fitur aplikasi Jago). Kalo di Kantong nabung kan gak bisa transfer keluar kan. Kalo mau transfer pindahin ke Kantong bayar dulu. Paling gak, dipersulit dikitlah uang tuh gak keluar, atau saya kunci sekalian," kata dia.
Jadi menurut Andy, jika memanfaatkan aplikasi Jago untuk menabung, kita harus memulai dari fitur yang paling dasar terlebih dahulu.
"Orang kan di Indonesia yang investasi cepet ningkat ya, banyak yang main reksadana, ada yang main saham, makanya kita juga masuk ke sana supaya kita maunya itu kalau saya mau coba investasi reksadana, saham, ya sebisa mungkin dari awal basic-nya udah dapet dulu. Rajin misahin uang, rajin budgeting. Kalau misalnya mau investasi, ya cari investasi yang bener, harus disiplin, jangan kadang beli, kadang gak," paparnya.
"Kita banyak kerjasama dengan Bibit, Stockbit untuk edukasi user-nya supaya oke investasi is good, lakukan investasi yang banyak, tapi jangan lupa basic-nya, yang ngatur uang itu harus inget juga. Karena kita menemukan kalau di Indonesia memang literasi tentang manajemen keuangan ini yang dari dasar masih harus dibangun terus," pungkas Andy Djiwandono.
Tentang aplikasi Jago sendiri, aplikasi ini diluncurkan oleh Bank Jago, untuk menjawab tantangan finansial yang paling sering dihadapi banyak orang.
Agar selangkah lebih jago mengatur keuangan, aplikasi ini dibekali dengan berbagai fitur, seperti Kantong, Kantong Arisan, Rencanakan dan Analisis Pengeluaran. Mengenai fitur-fitur tersebut, Irene Santoso, Head of Product and Customer Value Proposition Bank Jago, turut menjelaskannya satu per satu.
Kantong
Irene menjelaskan, fitur ini diperuntukkan bagi kamu yang memiliki banyak rekening untuk memisahkan uang. Di aplikasi ini, kamu bisa membuat hingga 40 Kantong untuk memisahkan uang bagi setiap kebutuhan.
"Mulai dari tabungan, dana pensiun, hingga uang jajan, semua bisa dipisahkan. Tiap kantong punya nomor rekening sendiri, jadi lebih mudah deh," pungkas Irene dalam kesempatan yang sama.
Kantong Arisan
Fitur ini bisa memudahkanmu untuk arisan bersama teman-teman. Dengan fitur ini, kamu bisa mengelola uang arisan dengan lebih praktis dan transparan. Tidak perlu repot-repot menyiapkan kocokan, karena pemenang bisa diundi langsung di aplikasi.
Rencanakan
"Selesaikan transaksi rutinmu seperti tagihan bulanan, isi pulsa, transfer uang, dan berbagai transaksi lain dengan fitur Rencanakan. Jadwalkan transaksi yang kamu butuhkan dengan mudah. Jadi, kamu tidak akan lupa untuk menyelesaikannya," imbuhnya.
Analisis Pengeluaran
Fitur keempat dari aplikasi Jago ini, menurut Irene, bisa dimanfaatkan untuk memantau pengeluaranmu di mana pun dan kapan pun.
"Tak perlu repot lagi, semua detail pengeluaranmu telah otomatis dicatat, dikategorikan, dan dirangkum dalam diagram yang mudah dimengerti," tutup Irene Santoso.