Kisah Mualaf Model Bikini, Terpikat Pemikiran Pedagang Mesir

Kisah mualaf asal Jerman bernama Elisabeth Jachstadt
Sumber :
  • YouTube Barat Bersyahadat

VIVA – Seorang perempuan asal Jerman bernama Elisabeth Jachstadt memiliki kisah mualaf yang sangat inspiratif. Kisah yang mengubah hidupnya menjadi seorang mualaf berawal dari pertemuan Elisabeth yang menjadi seorang turis dengan seorang pedagang di Mesir yang mengguncang keyakinannya. 

Pada saat itu Elisabeth bersama rombongan turis lainnya sedang mengunjungi lokasi Bazaar di hari Jumat untuk berbelanja. Kemudian ia bertemu dengan seorang pedagang laki-laki yang sedang menutup toko di depannya. 

Kemudian ia mengatakan pada pedagang tersebut bahwa rombongannya ingin belanja di toko tersebut dan rela menghabiskan banyak uang jika tokonya tidak tutup karena besok mereka akan pergi. 

Mulanya Elisabeth menganggap bahwa pedagang itu bodoh karena menolak barangnya untuk dibeli dan mendapatkan uang. Padahal ia tahu bahwa si pedagang menjual dagangannya dengan harga yang mahal sehingga akan mendapatkan untung yang besar dari rombongannya. 

Namun, karena pedagang itu merupakan seorang muslim, jadi dia mempunyai kewajiban untuk melakukan sholat Jumat. 

“Saya ini muslim dan kewajiban saya untuk sholat Jumat,” kata sang pedagang menurut cerita Elisabeth yang dikutip VIVA dari kanal YouTube Barat Bersyahadat pada Jumat, 1 Juni 2022. 

Kejadian tersebut diakui Elisabeth benar-benar telah membuatnya jadi merenung. Hal itu dikarenakan biasanya orang akan lemah jika sudah berkaitan dengan uang. Dirinya juga tahu bahwa mata pencaharian orang tersebut adalah berdagang. Akan tetapi lebih memprioritaskan untuk beribadah ketimbang mementingkan uang. 

Elisabeth kemudian mengaku bahwa hal itu membuatnya menjadi bingung dengan apa yang ia yakini. Ia terus mengajukan pertanyaan pada dirinya sendiri tentang hidupnya, keluarganya dan apa keinginan dirinya yang sebenarnya serta mengapa ia ada di dunia ini.

Kisah Mualaf Jorvan Vieira Pelatih Timnas Irak yang Berhasil Membawa Timnya Menjuarai Piala Asia

Memutuskan menjadi mualaf

Kemudian ia pun sempat berpikir apakah sudah saatnya untuk Elisabeth membaca Al-Quran. Akhirnya sebelum membuka Al-Quran ia berwudhu terlebih dahulu selama setengah jam bahkan sampai sekalian mandi karena ia pernah membacanya di salah satu buku kisah nabi. 

Menakjubkan, 187 Pria dan Wanita Masuk Islam di Masjid Gtown Philadelphia Amerika

Hal itu dilakukannya karena ia merasa harus menghormati agama lain tidak boleh meremehkannya. Kemudian dirinya mulai membuka Al-Quran dan membaca setengah dari Surat Al-Baqarah. Dari situlah ia memutuskan dirinya untuk menjadi seorang mualaf. 

“Lalu aku buka kitab ini (Al-Quran) dan mulai membaca surat Al-Baqarah hingga setengahnya dan aku memutuskan mualaf,” ujar Elisabeth. 

Kisah 2 Pemuda Mualaf yang Bikin Geger, Orang Sekampungnya Auto Masuk Islam

Sempat merasa ragu

Meskipun memutuskan untuk menjadi mualaf, namun dirinya mengaku bahwa di waktu yang sama dirinya juga sedih karena mengambil langkah yang besar  dan merasa belum siap serta takut dengan segala aturan dan hal yang harus dijalankannya di Islam. 

Bahkan sempat terbesit juga dipikirannya, bagaimana reaksi keluarganya nanti dan bagaimana pekerjaannya jika ia menjadi muslim. Selain itu ia juga memikirkan hobinya yang menyukai kehidupan yang bebas. Elisabeth juga memikirkan bagaimana penampilannya nanti jika berhijab.

Pernah jadi model bikini

Saat usianya 15 tahun, Elisabeth pernah menjadi model iklan di sampul majalah dan catwalk, meskipun bukan seorang profesional. Dirinya juga pernah menjadi model iklan bikini dari Brazil. 

Namun suatu hari ia mengaku pernah ditegur tentang penampilannya karena berat badannya yang bertambah. Sehingga dia tidak dipilih menjadi model lagi dan merasa dirinya diperlakukan seperti barang dan mereka tidak berhak memperlakukannya seperti itu.

Sebelum menjadi model, dirinya selalu berenang menggunakan baju renang tertutup karena merasa menjadi pusat perhatian bagi laki-laki yang membuatnya risih. 

Memutuskan berhijab

Kemudian ia mulai mencoba untuk mengenakan hijab ke tempat kerjanya dan benar saja, pihak kantornya melarang pekerjanya untuk berhijab. Namun karena satu bulan lagi adalah bulan Ramadhan jadi ia ingin sekali mengenakan hijab, apalagi ia sudah mualaf. Padahal saat itu, ia juga belum begitu tahu mengenai bulan Ramadhan dan bagaimana cara mengenakannya. 

Bahkan pihak kantornya sampai menawarkan untuk menaikkan gajinya sebesar dua kali lipat jika Elisabeth melepas hijabnya. Tak hanya itu saja, ia juga akan diberi fasilitas apartemen, tanggungan makan dan lain sebagainya. Namun karena dirinya tidak mau akhirnya Elisabeth dipecat dan harus keluar dari apartemennya. 

Pihak kantornya bahkan tidak mau melihatnya lagi dan saat Elisabeth hanya ingin berpamitan dengan rekannya ia diusir oleh pihak security. 

Setelah dipecat ia merasa kebingungan, apalagi tidak memiliki uang untuk kembali ke Jerman dan ia pun  tidak ingin pulang. Kemudian ia bertemu dengan seseorang yang selalu ditemuinya susai pulang kerja. Orang tersebut yang selalu menjawab pertanyaannya soal Islam dan salah satu alasan dirinya menjadi mualaf. 

Kemudian ia dikenalkan dengan kenalan orang tersebut yang berada di Kairo. Elisabeth pun pergi ke Kairo dan dikenalkan kepada sebuah keluarga yang isinya wanita semua. Ia pun tinggal di rumah tersebut selama 4 bulan sampai dirinya mendapatkan pekerjaan. Elisabeth diajarkan hidup sebagai seorang muslim dengan detail di sana. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya