Mengenal Gopnik, ‘Jamet’ dari Rusia

Gopnik
Sumber :
  • weirdworldwire.com

VIVA – Istilah jamet akhir-akhir ini kerap digunakan dalam bahasa pergaulan di Indonesia. Namun sebenarnya kata jamet sudah ada sejak dulu. Awalnya, jamet merupakan singkatan dari ‘jajal metal’ atau seseorang yang ingin terlihat keren dengan bergaya menggunakan aksesoris khas musik metal seperti kalung rantai, telinga yang ditindik banyak, dan rambut gondrong.

Dubes Rusia Ungkap Alasan Negaranya Beri Suaka kepada Mantan Presiden Suriah Assad

Namun seiring berjalannya waktu, makna kata jamet bergeser. Kini jamet identik dengan seseorang yang mengenakan baju terlalu besar, model rambut lancip ke atas, serta sering kali berjoget seolah-olah sangat menikmati hidup. 

Fenomena jamet saat ini dikaitkan dengan alay, orang-orang yang bergaya dan berkelakuan dianggap norak oleh masyarakat mayoritas.

Saling Serang, Rusia Gunakan Rudal dari Korea Utara untuk Hancurkan Ukraina

Tak hanya di Indonesia, rupanya fenomena jamet juga ada di belahan dunia lain. Salah satunya berada di Rusia dan negara pecahan Uni Soviet lainnya yang dikenal dengan nama ‘Gopnik’. 

Dilansir VIVA dari video milik kanal YouTube Sepulang Sekolah yang diunggah pada 28 Desember 2021, Gopnik biasanya dijumpai di kota-kota kecil dan berasal dari keluarga kelas bawah berpendidikan rendah atau bahkan putus sekolah.

Putin: Israel sedang Bertindak Sesukanya di Suriah

Gopnik

Photo :
  • Spirt/Wikimedia

Kendati demikian, mereka tidak bisa mendapat pekerjaan layak sebab kurangnya kemampuan yang mumpuni. Para pengangguran ini lalu berkumpul kemudian dikenal dengan istilah Gopnik.

Pecahnya negara Uni Soviet pada 26 November 1991 juga menjadi pemicu banyaknya pengangguran sehingga semakin banyak pula Gopnik bermunculan. 

Kegiatan Gopnik antara lain yakni berkumpul mengonsumsi minuman beralkohol dengan kuaci dan merokok. 

Asal usul kata Gopnik

Gopnik

Photo :
  • Eduardlecker/Wikimedia

Lahirnya subkultur Gopnik di Rusia dan sekitarnya ternyata cukup historis. Kata Gopnik sendiri berasal dari singkatan Gorodskoye Obshezhitie Proletariata (GOP), merupakan rumah penampungan bagi anak muda miskin yang melakukan tindak kriminal dan dibangun oleh pemerintah pada tahun 1917. Sementara ‘nik’ jika diterjemahkan secara harfiah dalam Bahasa Indonesia berarti ‘orang yang–’. Sehingga pada mulanya Gopnik adalah sebutan untuk penghuni rumah penampungan GOP.

Lagi-lagi kata mengalami pergeseran makna, begitu juga dengan istilah Gopnik. Kata GOP melebar artinya menjadi bahasa gaul dari ‘pemalakan’ karena para penghuni rumah penampungan GOP sering melakukan hal tersebut. Maka dari itu, sekarang fenomena Gopnik dikenal sebagai preman kelas bawah yang gemar memalak.

Ciri-ciri Gopnik

Gopnik

Photo :
  • Wikimedia

Keberadaan Gopnik cukup mudah dikenali. Pada umumnya mereka berkumpul sambil jongkok dengan berpakaian jaket dan celana dari brand asal Jerman Adidas, dilengkapi oleh topi newsboy, aksesoris emas imitasi, serta sepatu pantofel.

Ada alasan tersendiri mengapa Gopnik berjongkok saat berkumpul. Kondisi ini disebabkan jumlah kursi atau bangku yang sedikit di tempat mereka berkumpul. Jika mereka duduk langsung menyentuh tanah, permukaan terlalu dingin atau takut celana menjadi kotor.

Di sisi pakaian, para Gopnik mengenakan merek Adidas berlatar belakang sejarah. Pada tahun 1980 ketika Uni Soviet menjadi tuan rumah olimpiade musim panas, pakaian resmi tim Uni Soviet saat itu disponsori oleh Adidas. 

Gaya klasik khas Adidas yaitu milik dua atau tiga garis di pinggir pakaian dianggap kece oleh masyarakat. Dari situlah pakaian Adidas menjadi tren di Uni Soviet. Walaupun olimpiade sudah lama berlalu, tren pakaian Adidas masih terus digandrungi oleh semua kalangan di sana sehingga mudah didapatkan. Begitu pula dengan para Gopnik. 

Mempunyai jenis musik sendiri

Gopnik

Photo :
  • Dragosslavu/Wikimedia

Tak hanya gaya berkumpul dan pakaian, Gopnik pun mempunyai genre musik yang lekat dengan mereka yakni aliran hardbass. Jenis musik satu ini masih cabang dari EDM dengan hentakan cepat dan berulang-ulang. Musik hardbass cenderung mengandung lirik bersifat repetitif dan tak memiliki arti. Sebab pada dasarnya hardbass diciptakan hanya untuk bersenang-senang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya