Dunia Hasilkan 92 Juta Ton Limbah Tekstil Tiap Tahun

Ilustrasi tekstil/baju/pakaian.
Sumber :
  • Freepik/jcomp

VIVA – Saat ini, tak sedikit orang di Indonesia yang menerapkan gaya hidup hijau dengan memilah sampah untuk didaur ulang, tak terkecuali untuk pakaian. Produk pakaian yang lekas berganti tren, justru dapat memunculkan masalah sampah yang tak terurai. 

Rapat Kerja Perdana dengan Komisi XII DPR RI, Menteri LH Paparkan Program Strategis 2025

Perlu diketahui, sekitar 85 persen dari semua tekstil yang dibuang di Amerika Serikat, yakni sekitar 13 juta ton pada tahun 2017, dibuang ke tempat pembuangan akhir atau dibakar. Rata-rata orang Amerika diperkirakan membuang sekitar 37 kilogram pakaian setiap tahun.

Dan secara global, diperkirakan 92 juta ton limbah tekstil dihasilkan setiap tahun atau setara dengan truk sampah penuh pakaian berakhir di tempat pembuangan sampah setiap detiknya.

Intip Cara Lippo Karawaci Ubah Limbah Jadi Sumber Daya

Pada tahun 2030, kita diharapkan secara keseluruhan akan membuang lebih dari 134 juta ton tekstil per tahun.

“Sistem mode saat ini menggunakan sumber daya tak terbarukan dalam jumlah besar, termasuk minyak bumi, yang diekstraksi untuk memproduksi pakaian yang sering digunakan hanya untuk waktu yang singkat, setelah itu sebagian besar bahan hilang ke tempat pembuangan akhir atau pembakaran,” kata Chetna Prajapati, yang mempelajari cara membuat tekstil berkelanjutan di Loughborough University di Inggris, dikutip dari laman BBC, Jumat, 27 Mei 2022.

Hari Keberlanjutan Sedunia, Gotong Royong Bersihkan Sampah di Pantai Bali

“Sistem ini memberi tekanan pada sumber daya berharga seperti air, mencemari lingkungan dan menurunkan ekosistem selain menciptakan dampak sosial dalam skala global," tambahnya.

Ada alasan bagus untuk mencari alternatif selain membuang pakaian ke tempat sampah. Secara global industri mode bertanggung jawab atas 10 persen dari semua emisi gas rumah kaca, dengan produksi tekstil saja diperkirakan melepaskan 1,2 miliar ton gas rumah kaca ke atmosfer setiap tahun.

Ilustrasi tekstil.

Photo :
  • Freepik

Air dalam jumlah besar juga dibutuhkan untuk memproduksi pakaian yang kita kenakan dan industri fashion bertanggung jawab atas 20 persen air limbah global.

Pada saat yang sama kita membeli lebih banyak pakaian dari sebelumnya. Rata-rata konsumen sekarang membeli 60 persen lebih banyak pakaian daripada yang mereka lakukan 15 tahun yang lalu. Lebih dari dua ton pakaian dibeli setiap menit di Inggris, lebih banyak dari negara lain mana pun di Eropa.

Secara global, sekitar 56 juta ton pakaian dibeli setiap tahun, dan ini diperkirakan akan meningkat menjadi 93 juta ton pada tahun 2030 dan 160 juta ton pada tahun 2050.

Hal ini yang membuat PT AEON Mall Indonesia menggelar sejumlah aktivitas di AEON Mall BSD City, Jakarta Garden City, Sentul City dan Tanjung Barat untuk berpartisipasi dalam Earth Day atau Hari Bumi, yang setiap tahun diperingati pada 22 April.

Berdonasi pakaian dan buku layak pakai merupakan salah satu aktivitas yang berpedoman pada Sustainable Development Goals (SDGs) dengan metode 6R (Rethink, Reduce, Reuse, Recycle, Repair, and Returnable), yang dilakukan secara serempak di empat pusat perbelanjaan di bawah naungan PT AEON Mall Indonesia.

Aktivitas sosial yang akan dilakukan setiap tahun ini diharapkan dapat menjadi salah satu jalan keluar bagi para pelanggan dalam mengelola pakaian bekas. 

“Kegiatan donasi di Hari Bumi ini digerakkan dalam mewujudkan visi global AEON MALL, menjadi fasilitas komersial dengan melibatkan masyarakat dalam menghasilkan cara hidup yang baik untuk masa depan, dengan tidak hanya meningkatkan nilai ekonomi tetapi juga nilai sosial,” ungkap President Director PT AEON Mall Indonesia, Takashi Okada, dalam keterangannya.

Ilustrasi tekstil.

Photo :
  • Freepik/user5812043

“Dampak dari banyaknya pakaian dan buku bekas yang terbuang hingga berpotensi merusak lingkungan, mendorong kami untuk melakukan aktivitas sosial ini. Kami memberikan wadah bagi para pengunjung untuk dapat menempatkan pakaian atau buku di kotak donasi yang tersebar di seluruh AEON Mall di Indonesia,” ucap Takashi. 

Dengan mendonasikan baju, para donor pun mendapatkan edukasi tentang manfaat terhadap pakaian yang masih layak pakai, dalam mengurangi dampak negatif bagi bumi yang kelak ditempati oleh generasi mendatang.

“Kami berterima kasih kepada para pengunjung atas dukungan serta berkontribusinya selama kegiatan sosial ini berlangsung pada 22–24 April 2022 ini. Di pengujung kegiatan, terkumpul sebanyak 4.913 pakaian dan 2.298 buku yang merupakan hasil donasi dari pengunjung, Mereka datang ke setiap mal yang kami kelola untuk mendonasikan pakaian begitu pun buku yang dapat digunakan kembali di kemudian hari oleh orang-orang yang membutuhkan,” jelas Senior Operation Manager PT AEON Mall Indonesia, Juanita Rustandi.

Donasi pakaian dan buku yang sudah terkumpul dari masing–masing pusat perbelanjaan tersebut, telah disalurkan ke sejumlah yayasan, antara lain Yayasan Panti Asuhan Maktabul Aitam di Tangerang Selatan, Pondok Yatim & Dhuafa Asauliah, Yayasan D’arul Hikmah, Lembaga Penyantun Anak Guna Nanda di Cakung, Jakarta Timur, yang menaungi anak–anak yatim piatu dan terlantar.

Kemudian, Bogor Gercep, yang merupakan aksi gerak cepat program kemanusiaan dari Pemerintah Kabupaten Bogor yang menyalurkan donasinya kepada warga di Kecamatan Caringin dan Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor. Lalu, HIMAJA atau Himpunan Mahasiswa Japanologi Program Studi Jepang S-1 FIB UI, yang memberikan pakaian dan buku layak pakai yang terkumpul kepada Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1 Cengkareng.

“Kami pun berharap, tanggapan positif dari khalayak dapat memberikan dampak positif pula dalam mewujudkan lingkungan yang lebih hijau bagi generasi mendatang,” tambah Juanita.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya