Kondisi Ruangan Berdampak pada Kesehatan Mental Wanita, Kok Bisa?
- Pusapu
VIVA – Kondisi rumah atau ruangan yang berantakan ternyata berdampak pada
kesehatan mental wanita. Hal itu berdasarkan penelitian yang diterbitkan pada tahun 2010 dalam jurnal berjudul Personality and Social Psychology Bulletin. Setelah diteliti ternyata wanita yang berada dalam rumah yang berantakan berisiko
mengalami stres dan rasa lelah lebih tinggi.
Berbanding terbalik dengan wanita yang
berada dalam rumah yang bersih dan rapi. Kondisi rumah yang rapi akan membuat penghuninya merasa tenang, nyaman, dan dapat mengorganisir pekerjaan dan produktivitas dengan lebih baik. Kondisi lingkungan yang rapi dan nyaman juga meningkatkan produksi hormon endorfin di
dalam tubuh yang menyebabkan perasaan yang positif.
Rasa percaya diri adalah modal yang penting untuk dimiliki demi mengembangkan diri menjadi lebih baik. Meskipun harga diri yang rendah tidak dikategorikan sebagai gangguan kesehatan mental, tetapi ada hubungan yang jelas antara perasaan kita tentang diri kita sendiri dan kesehatan mental dan emosional secara keseluruhan.
Badan amal yang berbasis di Inggris, Teenage Minds, mendefinisikan harga diri sebagai "bagaimana perasaan seseorang tentang diri mereka sendiri dan apa yang mereka lakukan." Jadi seseorang dengan harga diri yang tinggi percaya bahwa mereka adalah orang yang baik, yang dapat mengenali sifat-sifat baik mereka dan umumnya berusaha untuk mencapai hidup yang bahagia dan sukses. Sementara seseorang dengan harga diri rendah selalu memiliki perasaan negatif tentang diri mereka sendiri, bahkan mereka percaya bahwa mereka tidak layak untuk cinta, kebahagiaan atau kesuksesan.
Sejumlah tips ini bisa diterapkan untuk menjaga kebersihan dan kerapihan ruangan dengan baik. Dengan demikian, kesehatan mental dapat dikendalikan. Berikut tipsnya:
1. Lakukan Kebiasaan Kecil
Tips pertama yakni dengan memaksimalkan kebiasaan kecil, lakukan sekarang sekecil apa pun. Maksudnya adalah, ketika Anda melihat sesuatu yang kotor, berantakan dan tidak sesuai pada tempatnya, bersihkanlah sekarang juga.
Jangan menunda untuk membersihkan atau merapikan sesuatu, hal tersebut akan
membuat pekerjaan Anda menumpuk dan ruangan semakin berantakan.
2. Susun Barang
Tips kedua, yakni dengan mengelompokkan barang sesuai dengan kategori. Dalam series yang mengulas klien dari Marie Kondo, seorang konsultan tata ruang asal Jepang, disebutkan jika ia menyarankan kategori barang sesuai dengan ukuran. Jadi, bukan berdasarkan fungsi atau warna. Mengkategorikan barang sesuai ukuran akan membuat ruangan lebih terlihat tertata dan rapi.
3. Cek Berkala
Tips ketiga, yakni dengan secara reguler dan intensif terus mengecek kebersihan dan kerapian rumah atau ruangan Anda. Hal ini bisa meminimalisir beban Anda ketika membersihkan rumah dengan skala yang lebih jauh nantinya.
Tips terakhir yang tidak kalah penting, adalah memilih alat perkakas kebersihan yang berkualitas. Alat kebersihan yang berkualitas penting, terlebih untuk menghemat waktu dan tenaga Anda dalam membersihkan ruangan.
"Perkakas pembersih ruangan yang berkualitas akan memiliki daya simpan yang lebih lama, tentunya juga akan lebih menghemat biaya,” ujar Tony Chandra, pemilik brand Pusapu.
Kenali Hal-Hal yang Bisa Buat Tingkat Percaya Diri Jadi Rendah
Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa rasa percaya diri yang rendah adalah potensi yang berbahaya bagi kesehatan mental seseorang. Nah, berikut ini hal yang membuat harga diri rendah seseorang menjadi semakin menurun sehingga kamu wajib mewaspadainya karena memengaruhi kesehatan mental. Hal tersebut antara lain:
- Hubungan yang Buruk. Sebagai makhluk sosial, kita sebagai manusia terus berusaha untuk berinteraksi dengan orang lain. Hubungan yang kita miliki dengan orang-orang terdekat kita pun membantu mendefinisikan kita sebagai manusia. Jadi hubungan negatif pada akhirnya sama dengan perasaan negatif dan persepsi negatif tentang diri kita sendiri yang membawa kepada tingkat kesehatan mental yang lebih rendah. Ini terbukti saat seseorang putus cinta akibat pasangannya melakukan perselingkuhan. Secara tidak sadar ia menganggap bahwa dirinya memiliki kekurangan sampai-sampai pasangannya tega berkhianat. Akibat kondisi ini, seseorang bisa merasa rendah diri dan menutup diri.
- Kecanduan. Studi psikologi menunjukkan bahwa harga diri yang rendah pada masa kanak-kanak dan dewasa awal dapat menjadi kecenderungan kecanduan di kemudian hari. Banyak pecandu menggunakan zat-zat seperti narkoba atau alkohol untuk membantu meringankan perasaan negatif yang mereka miliki tentang diri mereka sendiri. Namun, seiring waktu metode pelarian ini berkembang menjadi kecanduan dan tentu saja ini memiliki efek yang merugikan.
- Depresi dan Kecemasan. Harga diri rendah cenderung berlangsung dalam lingkaran setan dengan kondisi kesehatan mental lainnya seperti depresi dan kecemasan. Sulit untuk mengatakan mana yang lebih dulu hadir, namun kombinasi keduanya memengaruhi kesehatan mental. Seseorang yang sudah hidup dengan penyakit mental mungkin menemukan bahwa harga diri rendah berkembang karena stigma sosial di sekitar tentang penyakit mental. Stigma dapat melanggengkan perasaan bahwa mereka telah gagal atau tidak layak bergabung ke tengah-tengah masyarakat.
Pentingnya Membangun Harga Diri Demi Kesehatan Mental
Membangun harga diri adalah hal yang penting. Ketika kita belajar untuk mencintai diri kita sendiri, kita berusaha untuk memiliki kehidupan yang lebih baik melalui hubungan yang lebih bahagia, karier yang lebih memuaskan, atau pemulihan dari kecanduan. Tetapi mengubah perasaan mendalam yang kita miliki tentang diri kita sendiri tidak mudah dan seringkali para ahli merekomendasikan beberapa bentuk terapi. Jenis terapi yang bisa dilakukan adalah cognitive behavioral therapy.
Kunci untuk membangun kepercayaan diri datang dari sendiri. Kamu harus menantang dan menyesuaikan pikiran negatif ini menjadi pemikiran yang lebih positif. Belajar menghargai dan merawat pikiran dan tubuh melalui gaya hidup sehat juga penting. Pola makan, olahraga, dan meditasi yang baik dapat menjadi hal yang dapat membantu mengembalikan kembali kepercayaan fisik dan emosional.
Tidak hanya itu, terlibat dengan orang yang dicintai juga penting. Merasa dicintai dan didukung adalah cara yang bagus untuk mulai meningkatkan harga diri. Jika kamu tidak memiliki teman atau keluarga dekat, pertimbangkan untuk bergabung dengan kelompok pendukung atau bahkan menjadi sukarelawan. Membantu orang lain adalah cara yang bagus untuk merasa dianggap penting bagi banyak orang.
Lima tantangan kesehatan mental di Indonesia:
1.Stigma terhadap pengidap gangguan kesehatan mental
Stigma atau nilai buruk yang diberikan kepada pengidap kesehatan mental di Indonesia didapatkan melalui pengaruh lingkungan yang buruk. Labelling, pengucilan, dan stereotip terhadap pengidap gangguan kesehatan mental membuat orang yang menderita gangguan mental memilih bungkam atau tidak berkonsultasi kepada ahli. Akibatnya, berdasarkan data dari Riskesdas pada tahun 2018, 12 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami depresi dan 19 juta penduduk di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.
2.Rendahnya pemahaman mengenai kesehatan mental
Di Indonesia, informasi mengenai kesehatan mental masih belum banyak dipahami oleh masyarakat. Minimnya pengetahuan tentang kesehatan mental membuat penilaian masyarakat terhadap pengidap gangguan kesehatan mental menjadi negatif. Akibatnya, terjadi salah penanganan terhadap penderita kesehatan mental.
3.Kesehatan mental di Indonesia masih jadi hal tabu
Keterbatasan pemahaman dan pengetahuan mengenai kesehatan mental di Indonesia tidak dapat lepas dari nilai-nilai tradisi budaya atau kepercayaan masyarakat. Sebagian masyarakat masih mempercayai penyebab kesehatan mental berasal dari hal-hal supernatural atau takhayul sehingga pengidap gangguan kesehatan mental menganggap gangguan yang terjadi dalam dirinya adalah aib. Pemahaman ini membuat orang yang membutuhkan bantuan tenaga ahli enggan untuk ditangani. Tak jarang, pengidap gangguan kesehatan mental merasa malu untuk berada di masyarakat.
4.Diskriminasi terhadap pengidap gangguan kesehatan mental
Kesadaran masyarakat yang rendah tidak jarang mengakibatkan munculnya diskriminasi terhadap pengidap gangguan kesehatan mental. Bentuk diskriminasi tersebut dapat berupa perlakuan kasar, penghinaan, maupun perundungan. Tak jarang pula masyarakat menjauhi pengidap gangguan kesehatan mental serta keluarganya.
5.Akses terhadap kesehatan mental belum merata
Akses terhadap kesehatan mental di Indonesia masih sulit. Anggaran pemerintah untuk kesehatan mental, kapasitas rumah sakit jiwa, serta bangsal psikiatri di rumah sakit umum masih belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Di Indonesia, ada delapan provinsi yang tidak memiliki rumah sakit jiwa dan tiga provinsi tidak memiliki seorang pun psikiater. Kementerian Kesehatan Indonesia memprediksi setidaknya 90% orang dengan gangguan kesehatan mental tidak mendapatkan akses terhadap perawatan yang memadai.