10 Kesalahan Keputusan Terburuk yang Dibuat Sepanjang Sejarah
- Freepik/freepik
VIVA – Dalam hidup ini kita memang kerap dihadapkan dengan berbagai pilihan yang harus kita putuskan dengan sebaik-baiknya. Namun terkadang keputusan yang kita ambil juga bisa salah dan memberikan pengalaman bagi kehidupan kita. Tahukah kamu bahwa ada kesalahan keputusan terburuk yang pernah terjadi? Mengutip dari indy100.com, berikut ini 10 kesalahan keputusan terburuk yang pernah dibuat sepanjang sejarah.Â
1. Menolak JK Rowling
Dua belas penerbit menolak manuskrip Harry Potter karya JK Rowling sebelum Bloomsbury akhirnya menerima naskah tersebut mengikuti saran dari putri ketua perusahaan yakni Alice yang berusia delapan tahun. Padahal setelah itu buku-buku tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam lebih dari 60 bahasa dan telah menghasilkan pendapatan sebesar $1 miliar untuk Rowling.
2. Membuang portofolio Bitcoin
James Howells membeli 7.500 Bitcoin pada tahun 2009 ketika nilainya hampir tidak ada. Pada tahun 2013, satu Bitcoin bernilai £613, memberikan orang Wales itu sebuah portofolio senilai £4,5 juta. Namun dia diketahui telah meninggalkan hard drive-nya yang terselip di laci selama bertahun-tahun dan kemudian membuangnya tanpa berpikir sedikit pun. Setelah menyadari kesalahannya tersebut, dia melakukan perjalanan penuh harapan ke tempat pembuangan sampah setempat untuk mencarinya.Â
3. Tidak membeli Google seharga $1 juta
Pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin mendekati CEO Excite George Bell pada tahun 1999 dengan mengatakan mereka ingin menjual mesin pencari tersebut dengan harga sekitar $1 juta. Bell awalnya tidak tertarik pada penawaran tersebut, kemudian pasangan tersebut menurunkan harganya menjadi $750 ribu dan dia tetap menolak. Saat ini, Google sendiri sudah bernilai sekitar $365 miliar.
4. Tidak menembak Hitler
Pada tahun 1914, tentara Inggris Henry Tandey yang kemudian menjadi prajurit paling berjasa dalam Perang Dunia Pertama, menemukan Adolf Hitler yang terluka dan tidak bersenjata di selokan. Namun dirinya dilaporkan memutuskan untuk tidak menembaknya dengan darah dingin (walaupun ada ada beberapa perselisihan tentang keakuratan cerita ini).
5. Menjual 610.000 saham
Pada tahun 2005, seorang pedagang Jepang merugikan perusahaannya sebesar £190 m setelah perdagangan "fat finger" di mana ia menjual 610.000 saham seharga 1 yen (0,5 p) alih-alih menjual satu saham seharga 610.000 yen seperti yang seharusnya.
Meskipun permintaan berulang dari Mizuho Securities untuk membatalkan perdagangan, Bursa Efek Tokyo menolak untuk mematuhi dan perusahaan terpaksa membeli kembali saham dengan biaya yang lebih besar.
6. Marahnya Genghis Khan
Genghis Khan, penguasa kerajaan Mongolia telah berusaha untuk membuka hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Ala ad-Din Muhammad, Syah dari kerajaan tetangga Khwarezmid (sekarang Irak/Iran) pada abad ke-13. Namun, setelah tawaran itu ditolak dan seorang diplomat Mongolia dipenggal, Khan bereaksi dengan marah, mengirimkan sekitar 200.000 prajurit dan benar-benar menghancurkan kekaisaran.
7. Menolak Brian Acton dan Jan Koum untuk pekerjaan
Facebook pernah menolak programmer Brian Acton dan Jan Koum pada wawancara kerja di tahun 2009. Namun setelah beberapa tahun kemudian, Facebook membayar $19 bn untuk WhatsApp yang dimana merupakan perusahaan yang dikembangkan kedua orang tersebut setelah ditolak.
8. Memesan kereta yang terlalu lebar
SNCF kereta api negara bagian Prancis menghabiskan $15 miliar untuk armada kereta baru tahun ini. Sayangnya, kereta tersebut terlalu lebar untuk 1.300 peron stasiun di seluruh negeri. Masalahnya adalah mereka membutuhkan biaya sekitar €50 m untuk memperbaikinya.
9. Menandatangani Brian Poole dan Tremeloes
Pada tahun 1962, label rekaman Decca sedang mencari band yang menandatangani kontrak bersamanya. Mereka melakukan seleksi pada dua band di studio mereka di London dan memutuskan untuk menandatangani Brian Poole dan Tremeloes. Mereka malah menolak menandatangani kontrak dengan band yang sangat terkenal yakni The Beatles.
10. Salah mengeja nama perusahaan
Pemerintah Inggris dituntut £9 m setelah kesalahan administrasi yang memasukkan huruf "s" dan salah mengeja nama perusahaan. Akibatnya lebih dari 250 orang kehilangan pekerjaan ketika Companies House mengira bisnis keluarga Welsh berusia 124 tahun bernama Taylor and Sons sebagai Taylor and Son, sebuah perusahaan yang mengajukan kebangkrutan pada 2009.