5 Mitos dan Fakta Adat Batak yang Menarik Perhatian Banyak Orang

Pernikahan dalam adat Batak.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Indonesia memang dikenal sebagai negara yang kaya adat dan budaya, termasuk salah satunya adat Batak. Suku Batak ini merupakan salah satu suku di Indonesia yang berada di wilayah Sumatera Utara, tepatnya di kawasan Tapanuli. Mendengar kata Batak mungkin kamu akan menghubungkannya dengan suku yang identik dengan perwatakan keras dalam bertutur kata maupun perilaku. Namun sebenarnya, ini hanyalah asumsi saja lantaran tidak semua orang Batak memiliki tingkat seperti itu. 

Wujudkan Pernikahan Impian yang Sakral dan Berkesan dengan Sentuhan Tradisional

Hal tersebut mungkin karena banyaknya media yang membuat karakter orang Batak seperti yang dijelaskan di atas. Adat Batak sendiri mempunyai berbagai kategori, sepeti Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Toba, Batak Karo, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Masing-masing suku ini mempunyai adat kebiasan sendiri yang tentunya sangat untuk untuk dikupas. Nah, untuk kamu yang semakin penasaran, berikut ulasan tentang fakta suku Batak yang disadur dari berbagai sumber. 

1. Menikah dengan Pariban atau Sepupu

Seperti Ini Detail Pernikahan Nissa Sabyan dan Ayus

Pernikahan Batak.

Photo :
  • U-Report

Terdapat sebuah istilah di dalam adat Batak yaitu pariban yang mempunyai arti sepupu. Sepupu dalam hal ini adalah jodohnya. Tapi, tak sembarangan sepupu, karena tak semua sepupu bisa dinikahi. Sepupu yang dimaksud di sini adalah bila ada seorang perempuan maka bisa menikah dengan anak laki-laki dari adik perempuan ayah. Sementara bila ada seorang laki-laki, maka menikah dengan anak perempuan dari adik laki-laki ibu. 

Sah! Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah, Netizen: Pelakor Versi Syariah

2. Tuhor

Ilustrasi menjalankan pertunangan.

Photo :
  • U-Report

Tuhor adalah uang yang dipakai untuk menebus perempuan saat hendak dilamar oleh laki-laki pasangannya. Uang tuhor tersebut nantinya akan dipakai untuk biaya pernikahan mereka, membeli kebaya pernikahan, dan juga kebutuhan pernikahan lain. Semua itu, bergantung dengan kesepakatan dari pihak laki-laki dan pasangannya. 

Besaran uang tuhor bergantung dengan tingkat pendidikan perempuan. Semakin tinggi pendidikan dan jabatan seseorang, maka akan semakin besar juga uang tuhornya. Hal ini sering dilakukan oleh beberapa orang Batak yang masih memegang teguh adat kebudayaan. Namun, untuk orang Batak yang lebih modern tidak memperdulikan uang tuhor tersebut. 

3. Mangulosi

Organisasi Horas Bangso Batak (HBB) laporkan Ustaz Abdul Somad

Photo :
  • VIVAnews/Adin Rachmani

Ulos adalah kain tradisional dari adat Batak. Hal ini sama dengan kain batik dari Jawa dan kain tenun yang berasal dari NTT. Ada berbagai jenis ulos dan hal ini bergantung dengan fungsi dan penggunaannya. Dalam upacara, baik itu pernikahan maupun kematian umumnya akan memakai kain ulos berbeda. Tapi, tidak jarang hal ini memperlihatkan strata seseorang di lingkungan sosial. 

4. Pantangan Menikah dengan Satu Marga

Pernikahan dalam adat Batak.

Photo :
  • U-Report

Khusus untuk adat Batak, sangat terlarang untuk mereka menikahi dengan seseorang yang memiliki satu marga dengan dirinya. Atau tidak satu marga dengan dirinya, tapi masih saudara dalam hubungan silsilah. Dalam kebudayaan Batak, anak Batak beberapa marga masih dipandang sebagai satu silsilah sehingga dapat dikatakan sebagai satu saudara. 

Misalnya dalam marga Nairasaon yang terdiri atas Manurung, Sitorus, Butar-Butar, dan Sirait, antar keempat marga tersebut dilarang saling mengambil atau menikah. Maka dari itu, setiap perkenalan pasti diawali dengan pertanyaan marga supaya tidak tersandung cinta yang terlarang yang disebabkan oleh marga. 

5. Mandok Hata

Orang Batak.

Photo :
  • U-Report

Mandok Hata mempunyai arti bercakap-cakap sebelum menjelang tahun baru. Hal ini merupakan salah satu kebiasaan untuk orang Batak. Tradisi ini umumnya dilaksanakan ketika berkumpul bersama dengan keluarga besar dan saling menceritakan tentang refleksi atau evaluasi setahun setelah itu dilanjutkan dengan meminta maaf dan merencanakan apa yang akan dicapai di tahun yang akan datang. 

6. Martarombo

Pekan Olahraga dan Seni Budaya Batak 2017

Photo :
  • Pekan Olahraga Seni Budaya dan Adat Istiadat Batak 2017

Orang Batak begitu senang dengan Martarombo atau bertutur dan mencari hubungan satu dengan yang lainnya. Jadi, semisal ketika bertemu dengan orang, maka hal yang umumnya ditanyakan adalah apa marganya, berikutnya allah akan berusaha untuk mencari hubungan pertalian dengan sesama marganya sendiri. Yang akan terjadi adalah hampir ada semua hubungan saudara sesama adat Batak saat mereka bertemu. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya