Pengrajin Kaligrafi Kuningan Raup Rezeki di Bulan Ramadhan
- Teguh Joko Sutrisno
VIVA – Desa Bedono, Kecamatan Jambu berada di posisi paling ujung selatan dari Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Sudah sejak lama warga desa ini sangat terampil membuat aneka macam kerajinan. Yang paling banyak adalah seni kaligrafi berbahan logam kuningan.
Kepiawaian warga dalam berolah seni kaligrafi berawal saat perajin kuningan Syech Puji membuka usaha kerajinan kaligrafi kuningan di Desa Bedono. Kemudian warga yang lama bekerja di situ, ada yang coba berusaha mandiri dengan membuka usaha kerajinan kaligrafi kuningan di rumah mereka. Maka kini, kerajinan kaligrafi kuningan mampu mengangkat perekonomian warga setempat.
"Seni kaligrafi ini memakai cara seni tulisan timbul yang ditoreh diatas lembaran logam kuningan, sehingga menghasilkan sebuah karya kaligrafi yang indah," kata Joni Saputro, perajin kaligrafi kuningan saat ditemui baru-baru ini.
Pesanan kaligrafi kuningan tergolong stabil. Sepanjang tahun pesanan datang dari berbagai daerah di Indonesia. Seperti juga hari-hari di bulan Ramadhan. Ini menjadi saat yang sibuk bagi para perajin kaligrafi kuningan di Desa Bedono. Mereka terus mengerjakan pesanan yang sudah datang jauh hari. Dan memang sangat laris untuk dijual sebagai souvenir di bulan Ramadhan.
"Jadi pesanannya sudah masuk sebelum Ramadhan. Tapi yang paling laris itu selain Ramadhan ya waktu musim haji, biasanya mereka yang pulang hajinpada pesan," ungkapnya.
Proses penulisan huruf kaligrafi berbeda dengan lukisan kaligrafi lainnya. Bahan baku utamanya adalah lembaran logam kuningan. Pembuat desain lebih dulu merancang bentuk tulisan dan ornamen yang menghiasinya pada selembar kertas.
"Ini menjadi pola dasar bagi perajin untuk menorehkannya di atas selembar kuningan. Pakainya paku tumpul untuk menggores lembar kuningan sehingga membentuk tulisan kaligrafi timbul. Cara ini dilakukan agar hurufnya tampil menonjol dan punya corak yang khas," jelasnya.
Bagian yang melengkung pada lembar kuningan lalu diisi dengan cairan malam. Dengan begini huruf timbul dan ornamen lainnya bisa kuat.
Setelah diberi lem, lembar kuningan ditempel ke lembaran papan triplek. Dari sini kemudian dikirim ke para perajin lainnya yang bertugas memberi ornamen titik-titik di seluruh bagian lukisan. Menggores bintik-bintik ini butuh keahlian dan pengalaman. Sebab tingkat kerapian bintik-bintik ini sangat menentukan bagi keindahan karya secara keseluruhan.
Untuk memberi tampilan indah dan eksklusif, lembar kaligrafi kuningan lalu digosok dengan cairan khusus agar mengkilap. Lalu disemprot dengan cat pelapis transparan.
Usai dijemur, lukisan lalu diproses di bagian pembingkaian. Memakai frame kayu dan ornamen dempul.
Setelah dipasang kaca maka jadilah kaligrafi kuningan yang indah ini.
Menurut perajin, pesanan karya kaligrafi kuningan saat ini paling banyak datang dri luar Pulau Jawa. Seperti kota-kota di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
"Ya memang kebanyalan kita pasarnya di luar Jawa. Kalau Jawa sudah terlalu banyak kompetitornya," katanya.
Harga kerajinan ini bervariasi tergantung ukuran dan tingkat kesulitan membuatnya. Antara Rp950 ribu hingga Rp2 jutaan. Dari kerajinan inilah warga Desa Bedono bisa meningkat taraf hidupnya.