Seni Cukil Jadi Media Kampanye Ala WALHI Bali

Seni Cukil
Sumber :
  • VIVA/ Ni Putu Putri Muliantari/ Bali

VIVA –Wahana Lingkungan Hidup atau WALHI Bali kembali menggelar lokakarya sebagai metode kampanye lingkungan hidup.
Lokakarya kali ini memanfaatkan seni cukil sebagai media kampanye kreatif untuk aksi penyelamatan lingkungan hidup.
Gilang Pratama dari Divisi Kampanye Populer WALHI Bali memandu acara dengan memperkenalkan seni cukil beserta manfaatnya sebagai media gerakan sosial.

Prabowo: Kita Harus Akui Korupsi Masih Terlalu Banyak, Seolah Diterima Jadi Kondisi Sehari-hari

"Materinya tidak sekadar cukil, tapi juga penggunaan seni cukil untuk gerakan sosial, mengenalkan pejuang lingkungan hidup, termasuk juga sharing isu yang ada di Bali," ujarnya Kamis, 31 Maret 2022. Acara tersebut dipandu dengan pengantar soal isu lingkungan hidup yang memanfaatkan seni cungkil diberbagai wilayah.

Praktek Cetak Cukil

Prabowo Berharap De Gadjah Terpilih Jadi Gubernur Bali: Saya Sudah Kenal Hatinya

WALHI Bali sendiri saat ini sedang menjajal isu proyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi, namun pada sesi lokakarya, isu tersebut bukan satu-satunya yang disuarakan di hadapan peserta. Selanjutnya para peserta diminta mengeksplorasi pengetahuan dan pemahamannya, kemudian menuangkan pada sebidang papan karet. Menggunakan sebuah alat besi tumpul berbentuk V, 15 peserta mencungkil dan menempelkan karyanya di kaos dan bingkai poster.

Seni Cukil

Photo :
  • VIVA/ Ni Putu Putri Muliantari/ Bali
Prabowo Berkomitmen Bangun Bandara di Bali Utara: Kita Bikin The New Hong Kong

"Dari gambar ini sepertinya ada isu yang mereka bawa, kita tidak mengarahkan langsung topiknya. Secara organik itu untuk mengecek ombak sejauh mana pemahaman peserta dan pandagan mereka tentang isu lingkungan hidup," sambung pria asal Padang tersebut.

Isu Lingkungan Hidup

Pada akhirnya gambar dengan beragam makna hadir di lokasi lokakarya, seperti penolakan terhadap freeport, food estate, rezim dilarang protes, sampah, stop illegal loging, dan beberapa gambar dengan visual umum seperti pohon. Gilang mengaku bahwa kegiatan rutin WALHI Bali di tahun ketiga ini memperlihatkan sesuatu yang berbeda, yaitu karena adanya partisipasi perempuan yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Sebagian besar peserta yang terdiri dari kelompok pelajar maupun pekerja yang hadir di workshop tersebut adalah perempuan.
Perempuan kerap disebut memiliki hubungan erat dengan alam, sehingga keterlibatannya di acara ini dinilai penting bagi WALHI Bali. Ke depannya partisipasi perempuan akan semakin dikejar agar perempuan di Bali turut aktif dalam isu-isu penyelamatan lingkungan hidup.

Dengan berbagi keterampilan memproduksi karya seni sebagai media gerakan sosial ini, WALHI Bali berharap kedepannya makin banyak masyarakat yang terlibat untuk ikut berkampanye soal lingkungan hidup.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya