Cerita Jusuf Hamka Belanja di Pasar Loak, Tawar Harga Lebih Tinggi
- YouTube
VIVA – Jusuf Hamka merupakan salah satu konglomerat Indonesia yang dikenal hidup sederhana. Jusuf Hamka memiliki sejumlah jabatan mulai dari Komisaris di sebuah televisi swasta, hingga presiden komisaris jalan tol. Diungkap oleh Jusuf Hamka, dirinya tidak ingin menjadi presiden direktur, mengapa? Terkait hal itu, Jusuf Hamka pun berbagi cerita.
"Saya tidak mau jadi presiden direktur tapi this is my baby. Saya harus rawat, harus saya pastikan barang ini akan selesai. Saya punya komitmen dengan pemerintah terutama kepada menteri Basuki, dan presiden," kata dia dikutip dari tayangan YouTube Helmi Yahya.
Jusuf Hamka juga memiliki sejumlah proyek tol. Beberapa diantaranya, mulai dari Tol Depok-Antasari, jalan tol yang menuju Bandara Kertajati sejauh 62 km, jalan tol dari Airport di Surabaya menuju Waru. Meski membangun sejumlah tol, Jusuf Hamka bahkan enggan disebut sebagai rajanya jalan tol.
"Saya rasa itu berlebihan," ucapnya.
Di sisi lain, meski tercatat sebagai konglongmerat Tanah Air, siapa sangka Jusuf Hamka tidak enggan untuk berbelanja di pasar loak. Dirinya pernah membeli kopiah merah di pasar loak selagi membeli sate keroncong beberapa waktu lalu.
"Kopiah beli di jembatan item, pas mau solat. Lucunya waktu saya sarapan sate keroncong di Gang Lele, ada pemain keroncong. Terus abis makan saya keliling abis orang pada jalan ke mal saya enggak ngerti pake peduli lindungi, akhirnya saya keliling ke situ. Ada pengamen, interaksi, ada media tv yang dateng saya kira gituin pengamen, taunya jepretin saya juga, saya kabur aja," katanya.
Jusuf Hamka membeli kopiah merah itu seharga Rp35 ribu. Meski konglomerat, siapa sangka Jusuf juga tak malu untuk menawar dagangan tersebut. Berbeda dengan sistem penawaran pada umumnya, Jusuf Hamka malah menawar dengan harga lebih tinggi yakni Rp40 ribu untuk kopiah itu.
"Ini saya beli Rp35 ribu saya tawar Rp40 ribu dia bilang Rp 30 ribu tapi tetap saya bayar Rp 40 ribu. Lucunya, lagi beli kaki kursi saya beli di sana, Rp 3.500 20, tawar Rp4 ribu boleh enggak? Dia enggak, itulah orang kecil jujurnya. Dia pikir ngeledek, begitu saya kasih itu dia bilang alhamdulillah," kata Jusuf Hamka.