Kenali 4 Tanaman Endemik yang Terancam Punah di Indonesia
- Dokumentasi PT PKT
VIVA – Indonesia terkenal akan keanekaragaman hayatinya. Hal ini terbukti dengan ragam jenis flora dan fauna yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Memiliki luas hutan tropis hingga 143 juta hektar, Indonesia menjadi rumah bagi berbagai tanaman yang berkarakteristik unik dan hanya tumbuh di wilayah tertentu atau lebih dikenal sebagai tanaman endemik.Â
Sayangnya, populasi dari beberapa tanaman endemik semakin berkurang yang diakibatkan oleh berbagai faktor, diantaranya kebakaran hutan, pengambilan liar yang tidak terkontrol, alih fungsi lahan, dan sebagainya.Â
Dengan berkurangnya populasi, maka tanaman-tanaman ini pun terancam punah sehingga menjadi prioritas pemerintah untuk melindungi, mengawasi, dan menjaga keberadaannya. Terlebih lagi dengan karakteristik yang hanya tumbuh di habitat aslinya, maka menjaga habitat agar tetap lestari pun perlu diperhatikan.
Berikut daftar empat tanaman endemik di Indonesia yang keberadaannya terancam punah dan perlu dilakukan upaya penyelamatan, dilansir dari keterangan pers yang diterima VIVA.co.id.Â
Amorphophallus decus-silvae Backer & Alderw. atau lebih dikenal dengan acung jangkung merupakan tanaman endemik jenis bunga bangkai yang hanya dapat ditemukan di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah bagian barat. Tinggi dari acung jangkung dapat mencapai 2 - 3,5 meter dengan warna tangkai daun ke abu-abuan dengan totol acak berwarna coklat tua.Â
Sebagaimana bunga bangkai pada umumnya, pada waktu mekar, acung jangkung mengeluarkan bau bangkai yang menyengat. Akan tetapi, umbi dari tanaman ini ternyata berpotensi menjadi sumber karbohidrat. Meskipun demikian, populasi acung jangkung kian menurun dan diperkirakan kurang dari 10.000 tanaman yang ada di alam berdasarkan catatan Lipi. Selain karena kurangnya pembudidayaan, maraknya peralihan fungsi kawasan juga menjadi penyebab terancamnya keberadaan acung jangkung di habitatnya. Â
Pohon Palahlar
Memiliki nama latin Dipterocarpus littoralis Blume, pohon palahlar merupakan tanaman endemik dari pulau Nusakambangan. Dengan tinggi mencapai 35 meter, pohon ini berpotensi menjadi penghasil kayu komersial yang berkualitas dan bernilai jual tinggi. Selain itu, pohon palahlar juga bermanfaat sebagai tanaman obat, utamanya pada bagian kulit kayu dan daunnya berkhasiat sebagai anti-bacterial.Â
Pembalakan liar menjadi salah satu kendala akan berkurangnya populasi dan persebaran pohon palahlar. Guna melestarikan pohon palahlar, dapat dilakukan melalui biji dan cabutan semai di alam.Â
Kantong Semar
Memiliki bentuk seperti kantong, tanaman Nepenthaceae lebih dikenal dengan sebutan kantong semar. Â Tanaman ini hanya ditemukan di beberapa wilayah di Kalimantan Barat yang menjadikannya sebagai tanaman endemik. Dengan bentuknya yang unik, kantong semar berpotensi sebagai tanaman hias yang cantik.Â
Disisi lain, pertumbuhan tanaman kantong semar relatif lambat. Dengan adanya perburuan liar dan kerusakan habitat asli yang salah satunya diakibatkan oleh kebakaran hutan, hal ini menjadikan populasi kantong semar semakin sedikit dan terancam keberadaannya. Menurut LIPI, cara terbaik untuk menyelamatkan kantong semar adalah dengan melakukan konservasi eksitu atau dilakukan di luar habitat aslinya serta melakukan kultur jaringan.Â
Anggrek hitam atau Coelogyne pandurata L. merupakan salah satu flora endemik atau tumbuhan unik yang hanya tumbuh di daerah tertentu di wilayah Kalimantan, diantaranya adalah Kalimantan Timur. Pada dasarnya, anggrek ini tidak sepenuhnya berwarna hitam. Hanya bagian labellum atau lidah bunga yang berwarna hitam, sedangkan kelopak bunga berwarna hijau kekuningan.Â
Dengan bunga berbentuk tangkai, anggrek ini memiliki pesonanya sendiri terlebih lagi dengan aromanya yang khas. Tumbuhan ini hidup bergerombol membentuk rumpun yang tumbuh di habitat yang relatif lembab dan rajin berbunga.Â
Dengan keindahan dan keunikan anggrek hitam, Kalimantan Timur menjadikannya sebagai maskot flora dan lebih dikenal sebagai Kersik Luai oleh masyarakat setempat. Sebagai perusahaan yang berkomitmen menjaga lingkungan dan ekosistem, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) ikut berkontribusi dalam upaya melestarikan tanaman langka khas Kalimantan Timur ini.
“Sebagai perusahaan dengan basis produksi di Kalimantan Timur, sudah menjadi tanggung jawab kami untuk turut menjaga kekayaan keanekaragaman lingkungan sekitar perusahaan. Inisiatif penyelamatan anggrek hitam sudah kami jalankan sejak tahun 2011 yang diwujudkan dengan berbagai gerakan dan inovasi. Didukung teknologi dan tenaga riset terapan yang PKT miliki, serta berkolaborasi dengan balai konservasi yang ada di wilayah Kalimantan, kami berhasil mengembalikan 1.314 anggrek hitam ke habitat aslinya sejak tahun 2018," kata Rahmad Primadi, Direktur Utama Pupuk Kaltim.Â