Neraka Nyata Bagi Wanita Ukraina, Melahirkan Saat Invasi Rusia

Ilustrasi melahirkan bayi.
Sumber :
  • Pixabay.com/cynthia_groth

VIVA – Bagi banyak wanita di Ukraina, invasi mematikan Rusia datang saat mereka bersiap untuk membawa kehidupan baru ke dunia. Kini, mereka terpaksa harus melahirkan di zona perang.

Ciut Colek Rusia, Jerman Setop Rudal Taurus ke Ukraina?

"Kami hidup di neraka yang nyata," ujar Alena Shinkar, seorang wanita hamil di Kyiv, dikutip dari laman CBS News.

Alena tinggal di ruang bawah tanah rumah sakit bersalin, bersama dengan banyak orang tua lain yang sedang menunggu. Shinkar terbangun karena suara serangan udara pada jam 5 pagi pada tanggal 24 Februari, hari pertama pasukan Rusia menyerang negara tersebut.

2 Bulan Jelang Lengser, Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS Gempur Rusia

"Saya mendengar ledakan dan para wanita berteriak. Perang dimulai. Dan saya tidak percaya. Saya pikir itu adalah mimpi buruk," katanya. "Tapi begitulah adanya. Beginilah cara kita hidup."

Juga pada hari itu, ibu lain, Yula, tiba di rumah sakit yang sama. Empat hari kemudian, dia melahirkan seorang putra bernama Mark.

Perang Bintang AS dan China

"Kami aman di sini," katanya. "Personel terbaik di dunia. Staf terbaik bekerja di sini dan kami sangat bangga dengan mereka."

Ibu hamil di Ukraina melahirkan di tengah serangan Rusia.

Photo :
  • CBS News

Kepala rumah sakit bersalin, Dmytro Govseyev mengatakan bahwa timnya telah bekerja sepanjang waktu sejak serangan di Ukraina dimulai. Sebagian besar stafnya belum meninggalkan rumah sakit dalam seminggu.

"Sekitar 70 persen staf tinggal di sini secara permanen," katanya. "Kami bergiliran di tempat kerja."

Situasi stafnya relatif sama, kecuali saat bahaya mendekat, katanya. Ketika sirene serangan udara berbunyi, perempuan harus dipindahkan ke tempat penampungan. Dan langkah itu harus terjadi dengan cepat.

"Saya melihat wanita melahirkan di sini, di ruang bawah tanah. Dan mereka semua berlumuran darah karena mereka pernah, misalnya, operasi caesar, dan sekali lagi alarm dimulai dan mereka harus turun," kata Shinkar. "Jadi pada dasarnya mereka bahkan tidak punya waktu untuk berbaring setelah operasi caesar. Ini mengerikan. Ini pengalaman yang mengerikan."

Seorang dokter kandungan di Rumah Sakit Bersalin Negara Bagian Kyiv No. 5, Vladyslav Berestoyvi, mengatakan kepada CBS News pada hari Rabu bahwa sulit bagi dokter untuk melihat begitu banyak orang tua melahirkan sementara rudal menyerang di dekat rumah sakit. Banyak wanita harus melahirkan sendirian.

"Beberapa dari mereka [sedang] tinggal sendirian di rumah sakit karena pasangan mereka terlibat dalam perlindungan negara atau kota kami," kata Berestoyvi, sementara yang lain terlalu takut untuk pergi ke rumah sakit.

Terlepas dari semua ini, timnya berhasil melahirkan lebih dari 100 bayi minggu ini. "Alhamdulillah," katanya.

Meskipun rumah sakitnya dipasok dengan baik untuk saat ini, "Anda tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok," kata Berestoyvi.

Rumah sakit lain di seluruh Ukraina menghadapi sejumlah besar korban dari invasi, yang berarti persediaan mereka berkurang. Shinkar, yang dengan cemas menunggu kelahiran bayinya, telah menghabiskan waktu dengan membaca "Sejarah Singkat Eropa" dari tempat tidur daruratnya.

"Saya tidak pernah membayangkan hal seperti ini bisa terjadi di abad ke-21, di ibu kota negara Eropa," kata Shinkar. "Bahwa tetangga kita yang selalu kita anggap saudara kita bisa menyerang seperti itu. ...Saya harap dunia bisa melakukan sesuatu untuk kita."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya