Beberapa Cara Doa Shalat Gerhana

Ilustrasi penampakan gerhana matahari total pada 9 Maret 2016.
Sumber :
  • VIVAnews/Andri Mardiansyah

VIVA – Doa Sholat gerhana dilakukan setelah selesai melaksanakan sholat sunnah saat terjadi gerhana, di dalam doa tersebut berisi memohon ampunan atas dosa dan kesalahan.

Unggah Soal Doa Dizalimi, Paula Verhoeven Sulit Bertemu Anak?

Sesuai apa yang diajarkan oleh Rasulullah, umat Islam di penjuru dunia untuk melakukan sholat gerhana jika di daerah kalian atau negara kalian terdapat fenomena gerhana.

Selain melaksanakan sholat, umat Islam juga dianjurkan untuk banyak berdzikir, doa, istighfar, taubat sedah dan amal-amal kebaikan yang lain juga seperti banyak bertakbir. Berikut beberapa sunnah Nabi ketika ada gerhana:

Jelang Debat Perdana, Ridwan Kamil Minta Doa dari Masyarakat Jakarta

1. Hukum Sholat Gerhana

Apa Itu Shalat? Syarat Wajib dan Syarat Sah Shalat

Photo :
  • vstory

Doakan Netizen Alami Kesialan Seperti Dirinya, Ibunda Fuji Tuai Pro Kontra

Gerhana merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ketika terjadi gerhana matahari atau gerhana bulan, Islam mensyariatkan shalat gerhana, Allah SWT berfirman yang artinya

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya" (QS. Fushilat: 37)

Syaikh Wahbah az Zuhaili penulis Fiqih Islam wa Adillatuhu dan Tafsir Al Munir menjelaskan, yakni melaksanakan shalat ketika terjadi gerhana.

Seperti yang Rasulullah sabdakan "Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua tanda kekuasaan Allah Azza wa Jalla. Terjadinya gerhana matahari atau bulan itu bukanlah karena kematian seseorang atau kehidupannya. Oleh karena itu, jika kau menyaksikan gerhana bergegaslah untuk mengerjakan shalat." (HR. Muslim)

Dari ayat dan hadits tersebut serta hadits lainnya, para ulama menjelaskan bahwa shalat ini hukumnya sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) baik untuk laki-laki maupun untuk perempuan.

2. Tata Cara Sholat Gerhana

Shalat Jumat di Masjidil Haram

Photo :
  • ANTARA FOTO/Hani Sofia

Mengerjakan shalat gerhana bisa dilakukan sendiri, maupun berjamaah, ada khutbah atau pun tidak ada khutbah tidak masalah, akan tetapi jika dikerjakan dengan berjamaah lebih utama, karena dulu Rasulullah mengerjakannya secara berjamaah.

Jika dilakukan dengan berjamaah, imam harus mengeraskan bacaanya dari mulai baca Al Fatihah dan bacaan surat lain, dan harus melakukan khutbah setelah melaksanakan Sholat gerhana.

Jumlah rakaat shalat ini dua rakaat. Dalam setiap rakaat, ada dua kali ruku’. Bunda Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan: "Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengeraskan bacaannya saat shalat gerhana bulan, beliau shalat empat kali ruku’ dan empat kali sujud. (HR. Bukhari).

3. Tata Cara melaksanakan Sholat Gerhana.

Sejumlah umat muslim melakukan shalat tarawih pertama Ramadhan 1440 H di Masjid Al Markaz, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu, 5 Mei 2019,

Photo :
  • ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang

Shalat sunnah gerhana bulan dilakukan sebanyak dua rakaat. Namun, ada perbedaan dalam pelaksanaan shalat gerhana bulan. Perbedaannya, yakni pada jumlah ruku dan i'tidal. Agar lebih jelas, berikut tata cara shalat gerhana bulan yang perlu kamu ketahui.

- Membaca niat shalat gerhana.

- Takbiratul ihram.

- Membaca doa iftitah.

- Bertaawuz dan dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah). Imam membacakan surat-surat tersebut sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya).

- Ruku dan bangkit dari ruku (i'tidal) sambil mengucapkan “Sami’allahu liman hamidah, Rabbana wa lakal hamd”.

- Setelah i'tidal tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat Alquran lainnya seperti melakukan rakaat baru.

- Kemudian lakukan rukuk dan iktidal kembali.

- Selanjutnya sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua.

- Berdiri kembali dan melakukan rakaat kedua.

- Lakukan hal yang sama dengan rakaat pertama, dari membaca Al-Fatihah hingga sujud.

- Terakhir, mengucapkan salam.

Pada saat Nabi hidup, terjadi gerhana matahari. Rasulullah keluar ke masjid, berdiri dan membaca takbir. Orang-orang pun berdatangan dan berbaris di belakang beliau. Beliau membaca surat yang panjang. Selanjutnya beliau bertakbir dan ruku’. Beliau memanjangkan waktu ruku’ hampir menyerupai waktu berdiri.

Selanjutnya beliau mengangkat kepala dan membaca “Sami’allaahu liman hamidah, rabbana walakal hamdu”. Lalu berdiri lagi dan membaca surat yang panjang, tapi lebih pendek daripada bacaan surat yang pertama. Kemudian beliau bertakbir dan ruku’. Waktu ruku’ ini lebih pendek daripada ruku’ pertama. Setelah itu beliau sujud.
 
Pada rakaat berikutnya, beliau melakukan perbuatan yang sama hingga sempurnalah empat ruku’ dan empat sujud.

Setelah itu matahari muncul seperti biasanya, yaitu sebelum beliau pulang ke rumah. Beliau terus berdiri dan menyampaikan khutbah, memuji Allah dengan puji-pujian yang layak bagi-Nya. Tak lama kemudian, beliau bersabda, 

Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua tanda kekuasaan Allah Azza wa Jalla. Terjadinya gerhana matahari atau bulan itu bukanlah karena kematian seseorang atau kehidupannya. Oleh karena itu, jika kamu menyaksikan gerhana bergegaslah untuk mengerjakan shalat.” (HR. Muslim)

4. Waktu Sholat Gerhana

Waktu pelaksanaan shalat ini terbentang sejak dimulainya gerhana (bulan mulai tertutupi) hingga gerhana berakhir (bulan kembali ke kondisi semula).

Syaikh Wahbah az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu menjelaskan, jika gerhana bulan terjadi hingga pagi hari, maka waktu shalatnya berakhir dengan terbitnya matahari. Namun ia tidak berakhir dengan terbitnya fajar.

5. Khutbah Sholat Gerhana

Setelah melaksanakan Sholat gerhana dianjurkan untuk melakukan khutbah terlebih dahulu seperti yang Rasulullah sampaikan ketika khutbah selesai sholat gerhana.

"Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua tanda kekuasaan Allah Azza wa Jalla. Terjadinya gerhana matahari atau bulan itu bukanlah karena kematian seseorang atau kehidupannya. Oleh karena itu, jika kamu menyaksikan gerhana bergegaslah untuk mengerjakan shalat." (HR. Muslim)

Dalam hadist yang lain, Rasulullah bersabda "Sesungguhnya matahari dan bulan itu adalah dua tanda kekuasaan Allah. Terjadinya gerhana matahari dan bulan itu bukanlah karena kematian atau kehidupan seseorang. Maka jika engkau melihatnya, ingatlah dan berdzikirlah kepada Allah. (HR. Bukhari dan Muslim)

Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan, dalam khutbah shalat gerhana hendaknya khatib menyampaikan kepada jamaah tentang taubat dari segala dosa, berbuat kebaikan seperti sedekah, berdoa dan beristighfar.

6. Doa Setelah Sholat Gerhana

Ilustrasi berdoa.

Photo :
  • U-Report

Disunahkan untuk berdoa setelah melaksanakan Sholat gerhana, berdoa ketika selesai sholat gerhana merupakan doa yang cepat dikabulkan, seperti yang telah Rasulullah sabdakan.

"Sesungguhnya matahari dan bulan itu adalah dua tanda kekuasaan Allah, agar hamba takut kepada-Nya. Terjadinya gerhana matahari dan bulan itu bukanlah karena kematian seseorang. Maka jika engkau melihatnya, shalatlah dan berdoalah hingga gerhana itu tersingkap dari kalian." (HR. An Nasa'i; shahih)

Doa Sholat gerhana pun tercantum dalam Al Quran surat Hasyr ayat 24, yang artinya "Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaul Husna. Bertasbih kepada-Nya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana"

7. Perbanyak Dzikir Setelah Sholat Gerhana

zikir

Photo :
  • U-Report

"Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar."

Artinya "Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada satu Tuhan pun yang disembah kecuali Allah, dan Allah Maha Besar."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya