Terima Cokelat di Hari Valentine, Ini Hukumnya Menurut Buya Yahya

Cokelat Valentine
Sumber :
  • ANTARA/Andika Wahyu

VIVA – Hari Valentine yang dirayakan setiap tanggal 14 Februari setiap tahunnya, sering disebut dengan hari kasih sayang. Salah satu budaya yang kerap dilakukan untuk merayakannya adalah saling memberi cokelat. Lalu, bagaimana pandangan dan hukumnya dalam Islam? 

Pendakwah Buya Yahya mengatakan, umat Muslim tidak perlu ikut-ikutan hanya karena terbius dengan kalimat hari kasih sayang. Sebab, kasih sayang yang sebenarnya adalah yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW. 

"Nabi adalah Rahmatan lil 'alamin, kasih sayang sedunia. Anda punya Nabi Muhammad dan pendidikan dari Nabi itu kasih sayang sesungguhnya. Mengajari kasih sayang saat perang, kasih sayang dengan binatang sekali pun. Anda punya hari kasih sayang sendiri yaitu sambung dengan Rasulillah," ujarnya di Youtube Al-Bahjah TV, dikutip VIVA, Rabu 2 Februari 2022. 

Kemudian, pemilik nama asli Yahya Zainul Ma'arif itu melanjutkan, merayakan hari Valentine bukan budaya orang Islam. 

Cokelat Valentine

Photo :
  • VIVAnews/ Muhamad Solihin

"Itu budaya di luar Islam. Di samping itu, Anda kan bisa baca gimana kisah Valentine. Apakah tentang kisah orang yang saleh dari umat Nabi Muhammad atau tidak," kata dia. 

"Kisah Valentine's Day adalah kisah mengagungkan seorang Santo yang bukan di dalam agama kita. Mengagungkan syiar yang bukan syiar agama kita. Dan itu adalah kebathilan dan Anda tidak boleh ikut-ikutan," sambungnya. 

Menurut Buya, semeriah apa pun acara yang diadakan, kita sebagai Muslim tidak boleh ikut-ikutan. Jika sudah terlanjur membuat janji, ada baiknya dibatalkan. 

Tak Pernah Sholat dan Zakat Tapi Rezeki Selalu Bagus, Buya Yahya Ingatkan Bahaya Istidraj

"Semakin gede uang yang Anda keluarkan lalu Anda lawan, semakin gede pahala Anda. Anda akan menemukan kebahagiaan nanti bersama baginda Nabi SAW. Anda pakai baju apa pun boleh. Pakai baju pink boleh apa saja, asalkan jangan tanggal 14. Karena takut Anda membesarkan syiar mereka, karena bukan syiar Islam. Jadi Valentine itu bukan hari Anda," lanjut dia. 

Lalu, bagaimana jika tidak merayakan namun menerima hadiah atau cokelat di hari Valentine? 

Baim Wong Sebut Anaknya Enggan Bertemu Paula Verhoeven, Begini Pesan Buya Yahya

"Ada pun sesuatu yang dihadiahkan di acara-acara semacam itu, barangnya bukan barang yang haram. Bisa saja dimakan, akan tetapi yang dikhawatirkan karena Anda menikmati lalu kebawa. Anda diberi oleh orang Nasrani yang merayakan Natalan sekali pun, halal kita makan, bukan sesuatu yang haram," tuturnya. 

"Tapi, kalau dalam pemberiannya dalam irama membesarkan, itu dosa karena niatnya tadi ingin membesarkan syiar Valentine. Cuma barangnya adalah barang hadiah, pemberian, halal dimakan. Dan gak ada masalah dimakan, asalkan hatimu kuat tidak ikut-ikutan," tambahnya. 

Kematian Mendadak Marissa Haque Bisa Jadi Pertanda Husnul Khotimah, Begini Kata Buya Yahya

Buya Yahya pun menyarankan, jika diberi hadiah atau cokelat oleh seseorang termasuk di hari Valentine, kita harus menunjukkan tanda cinta sebagai ungkapan rasa terima kasih. 

"Tapi balasannya nasihati dia agar ke depannya kalau mau kasih cokelat, tidak usah Valentine. Sebab secara zat halal, yang diberikan secara sukarela adalah halal. Cuma haramnya jika ada nilai pengagungan pada syiar maka menjadi haram," tutup Buya Yahya. 

Gus Miftah dan Ustaz Maulana

Terpopuler: Gus Miftah Kritik Ustaz Maulana, Paspampres Usir Jemaah Salat Jumat Demi Gibran

Dalam salah satu pengajian yang dipimpinnya, Gus Miftah blak-blakan meluapkan kekesalannya terhadap cara dakwah Ustaz Maulana yang dianggapnya tidak pantas.

img_title
VIVA.co.id
19 Desember 2024